Thursday, June 24, 2010

Getaran Bidadari – Bidadari Surga


Rasanya membaca dan menyelami kisah yang dituturkan Tere-Liye dengan bahasa dan cara menulis yang khas, tak sekedar menggetarkan hati dan menguras air mata pada bab – bab awal bacaan itu kulahap. Kisah itu terasa sangat nyata dan rasanya aku menjadi salah seorang penduduk lembah strawberry yang dirintis oleh Kak Laisa.
Buliran air mata seperti rombongan bebek yang tak ada angin tak ada hujan berjalan rapi berkelompok. Perjuangan, keikhlasan, kasih sayang, cinta, ahhh rasanya terlalu banyak nilai – nilai yang ditonjolkan pada cerita itu.
Kasih sayang serta keikhlasan Mamak dan Kak Laisa yang melebihi ukuran terbesar yang pernah ada di dunia ini, kepintaran dan kepatuhan Dalimunte terhadap segala yang diperintahkan kakak dan ibunya, kenakalan – kenalan Ikanuri dan Wibisana, juga keluguan dan keteguhan hati Yashinta terpaparkan secara gamblang dalam buku berjudul "Bidadari Bidadari Surga" ini.
Mengapa mereka yang berkekurangan selalu mempunyai kekuatan lebih daripada yang lain? Mengapa mereka dengan berbagai hambatan yang menghalangi mimpi-mimpi mereka tetap bisa mencapai segalanya? Mengapa kebanyakan dari mereka lebih mau berusaha sukses? Mengapa? Terlalu banyak pertanyaan yang harus kucari jawabannya sendiri.
Tetesan air mataku tak berhenti pada bab – bab awal. Bak siklus sirkandian yang mengatur manusia untuk bangun dan tidur, cerita pun mengalir dihiasi potongan – potongan kisah menggelikan, mengesalkan, sampai mengharu biru. Jika saya boleh meringkas pendapat saya tentang novel ini, novel ini bisa dibilang perfecto dan hampir menggeser kedudukan "Tetralogi Laskar Pelangi" yang sudah lama bersemayam di posisi kedua di hatiku setelah Al – Qur'an karya yang Maha Sempurna dari Sang Pencipta.
Sang Siluman yang menjadi bukti kebesaran cinta dan kasih sayang Kak Laisa pada adik – adiknya. Pengorbanan Mamak dan Kak Laisa yang sudah terbalas oleh kesuksesaan Dalimunte, Ikanuri, Wibisana dan Yashinta. Tapi itu semua tidak membuat 4 anak yang di besarkan oleh keduanya sombong dan tak tahu diri. Semua itu malah terasa menyesakkan ketika Kak Laisa harus pergi meninggalkan mereka. Tapi benarkah Kak Laisa akan pergi? Mungkin anda harus membacanya dari awal hingga akhir tanpa proses pencurian halaman untuk mempercepat waktu membaca. Rahasia – rahasia yang sedikit demi sedikit terungkap dengan jelas sudah menjadi bumbu paten dalam karya Tere Liye ini. Dan jika anda masih penasaran dengan ceritanya, bacalah. Maka anda akan mengetahuinya dan merasakan sensasi emosi yang diaduk – aduk secara dramatis oleh kisah yang membuat anda hanya bisa menangis dan berdecak kagum.

 

 
Qeeya Aulia

0 comments:

Total Pageviews

Blog Archive

Search This Blog

Powered by Blogger.

Quote

Bermimpilah karena Tuhan akan memeluk mimpi-mimpimu (Andrea Hirata)