Wednesday, November 2, 2011

HUJAN ITU...

Hujan itu datang lagi. Tepat di tanggal satu bulan November ini. Sejuk memang, tapi mengapa terasa begitu menyesakkan? Apa karena aku yang terlalu sesak dengan berbagai urusan yang menyesakkan dada? atau karena aku yang terlalu bosan untuk berfikiran nyata dan apa adanya?

Hem, rumit. Sungguh rumit.

Afeksi tak pernah mudah dan tak berbelit. Sayangnya aku tak pernah mulus untuk berkelit. Paradoksk. Paradoks tak bernama dan tak ingin kuberi nama walau sekata.



Hujan itu datang lagi. Datang dengan semua tumpahan dengan puluhan barel air yang membasahi sana sini. Hingga kotaku sejuk lagi. Hingga aku kembali berfikir untuk bangun dan sadar kembali.

Tulisanku rasanya tak pernah serumit ini. Bingung mengungkapkan. Tak mampu ku merefleksikan. Baik konten maupun feeling. Semua kacau. Seperti hujan deras yang tak mampu tertampung oleh dangkalnya waduk dan kolam yang ada. Seperti luapan bah yang banyak menelusup dan memenuhi selokan.

Kacau. Kacau. Kacau.

Hujan itu membuatku kacau. Bukan tenang seperti biasanya. Bukan legang seperti hujan-hujan sebelumnya. Bukan senang seperti hujan-hujan yang lainnya.

Hujan yang lain? Kau bertanya apa itu hujan yang lain? Aku pun tak tau seperti apa yang kumaksud\. semuanya bergerak absurd. Abstrack dan aku tak tahu seperti apa bayang nyatanya.

Intinya, hujan ini membuatku ingin berdera seperti lonceng yang berbunyi dua belas kali.

Sehari setelah semuanya pergi.


Total Pageviews

Blog Archive

Search This Blog

Powered by Blogger.

Quote

Bermimpilah karena Tuhan akan memeluk mimpi-mimpimu (Andrea Hirata)