Tuesday, January 31, 2012

3 MENIT = 45.000

Semua berawal dari ke-kebluk-an gue di pagi hari tanggal 28 Januari 2012. Malam sebelum pagi itu gue udah ngerasa was-was dan deg-degan gak jelas. Satu hal yang gue takuti, TERLAMBAT DATANG KE STASIUN. Dan sialnya, segala sesuatu itu sesuai dengan apa yang dibayangkan dan diyakini oleh orang yang mengalaminya. Gue terlambat bangun pagi. Masih pagi sih, tapi paginya jam setengah lima, sedangkan jarak rumah gue ke stasiun bak perjalanan Bandung-Jakarta. Ya...sekitar 2 jam-an lah..maklum kawan, kampoang nan jauh di mato.

"Teh, jadi ke stasiun gak?" tanya ayah sambil menggedor kamar gue yang masih gelap gulita karena sang pemilik masih ada di dunia mimpinya.

"Emang jam berapa yah?" tanya gue masih dengan mata terpejam.

"Euuuhh...too late! Cepet bangun, jam setengah 5 nih. Bukannya kamu berangkat jam setengah 7?" Ayah menggedor pintu lebih keras.

"Wah?????!" 

Gue terkaget-kaget lalu menyibak selimut dan berdiri seketika. Kesusahan mencari saklar lampu, akhirnya mau gak mau gue buka kelopak mata kiri yang tadi masih tertutup nyaman saat kelopak mata kanan sudah cenghar.

Seperti biasa, grasak grusuk dan buru-buru mewarnai persiapan gue di pagi hari. Omaigatttt...demi apa gue susah banget berangkat subuh -_-

Setelah persiapan selesai, gue langsung pamit ke ibu negara dan buru-buru keluar bersiap dibonceng ayahanda tercinta. Ternyata oh ternyata, ayah dengan suka rela mampir ke pom bensin di tengah perjalanan, ganti oli sebentar dan langsung melesat lagi ke tujuan awal, Stasiun Bandung.

Ijah dan Yanti yang sudah datang di stasiun semenjak gue baru duduk nyaman di jok belakang ayah, sibuk sms dan sms. Sumpah, harapan gue saat itu hanya satu. Jam henpon itu kelebihan 20 menit atau kalau bisa lebih lama lagi! Lagi-lagi kenyataan berkata lain. Jam itu sesuai dengan waktu yang sebebarnya. Tak lebih dan tak kurang. Sial, tertinggal kereta sudah menjadi resiko yang ada di depan mata. Benar saja, tiba-tiba Yanti sms dan menyatakan bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu adalah hak seluruh bangsa, maka...haaahhh STOP! ngelantur deh kemana-mana.

Yanti ngasih kabar kalau kereta sudah berangkat tepat saat gue udah di depan stasiun! 

Rasanya tertinggal kereta ituuu...kayak terbang bersama paus akrobatik terus dijatuhin dari awan tepat di hamparan ladang kaktus (jika seandainya kaktus sengaja dikumpulkan dalam sebidang tanah untuk dijadikan ladang) Intinya, saat itu gue sedih, kecewa dan takut bilang ke ayah kalau sebenarnya gue telah tertinggal kereta.

Gue berusaha mengelabuhi ayah supaya pulang duluan dan meyakinkan gue bisa ketemu teman-teman gue yang sebenarnya sudah duduk manis di kereta sejak 3 menit yang lalu. Tapi mau ditutupin segimanapun, akhirnya bau bangkai tercium juga. Aneh, ayah gak marah sedikitpun waktu tahu gue ketinggalan kereta dan harus beli tiket pengganti. Hem, mungkin ini bonus atas kegalauan gue di pagi hari.

Inti dari cerita ini hanya satu. Time is money, ketinggalan 3 menit saja sudah harus keluar duit 45 rebu buat tiket baru.Ketinggalan 3 menit saja sudah harus menunggu berjam-jam untuk dapat naik kereta selanjutnya. Ketinggalan 3 menit saja sudah bisa membuatku lebih berpikir lagi untuk tidak terlambat walau sedetik. 3 menit saja sudah membuat hariku menuai hikmah yang takkan muncul bila kami memutuskan untuk naik bis antar kota atau bahkan kendaraan pribadi. 3 menit yang berharga, 3 menit yang priceless.
Read More

Thursday, January 26, 2012

MASIH TENTANG MIMPI

Siapa sih yang gak ingin melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi? Mungkin ada beberapa yang tidak ingin seperti itu, tapi gue tidak termasuk dari mereka. Gue punya banyak mimpi yang rasanya sekrang itu beneran masih berupa mimpi dan gak mungkin terjadi. Tapi gue masih percaya mantra sakti Andrea Hirata, "Bermimpilah karena Tuhan akan memeluk mimpi-mimpimu!"

Hanya itu kata sakti tentang mimpi yang gue percaya. Mimpi gue akan menjadi nyata! (AWAS GAK IKUT DOAIN!) :P



Salah satu dari mimpi gue itu adalah kuliah di Australia atau di Inggris. Yang pasti lanjut S2 Psikologi disana. Entah kenapa, walaupun gue merasa keberatan dengan jurusan yang gue pilih, tapi gue gak ingin terpikir pindah jurusan. Kalau lebaynya sih "Aku ingin cinta Psikologi, Tuhan...." #eaaa

Ada beberapa faktor yang bikin gue agak kurang percaya diri bisa mencapai mimpi-mimpi gue. Salah satunya adalah masalah keuangan, hidup di dunia lama-lama makin mahal ya bro?!



Sebenarnya ada beberapa cara mengatasi gangguan "mandetnya keuangan" untuk biaya melanjutkan pendidikan. Gue baru baca beberapa artikel yang membahas tentang masalah ini.

  1. Pakai duit pribadi, ini memang kenyataan, bukan solusi. Orang yang berduit biasanya lancar jaya aman sentosa nerusin kuliah ke jenjang manapun. Yah, as u know it so well laaahh..
  2. Beasiswa, pasti lo sering denger kata-kata ini. Percaya atau tidak, gue juga kebantu dengan adanya program "derma" ini. Kalau enggak, mungkin gue udah gak ada di kampus dan seliweran diantara mereka yang cari kerja dadakan.
  3. Pinjaman Studi, kalau bahasa inggrisnya sih katanya "Student Loan" itu program peminjaman uang untuk biaya studi, yaa semacam kredit motor, rumah, mobil, etc. Tapi sayang banget, program ini katanya (lagi-lagi katanya) hanya ada di USA. Dan dari artikel yang gue baca, memang ngebahas gimana ngatasin biaya kuliah di USA sih.
Ya, itulah beberapa cara yang sebenarnya tanpa gue kasih tahu lo sudah pasti pernah dengar itu semua, jadi maaf kalau kurang "nyolusi"

Gue pernah dengar seseorang bilang, "Apa yang kita mimpikan terutama yang mengeluarkan biaya, tidak selalu harus keluar dari saku pribadi kita. Banyak cara Tuhan untuk mengabulkannya."

Ayo kawan, kita semangat lagi mencapai mimpi. Untuk orang setara gue, apalah yang bisa kita lakukan selain bermimpi? Toh, mimpi masih gratispun sudah harus bersyukur :)


Mimpi...adalah kunci ....
Untuk kita menaklukan dunia...
Berlarilah tanpa lelah....
Sampai engkau meraihnya...

Read More

ORGANISASI KELUARGA

Gue gak tahu pasti apa itu kekeluargaan dalam organisasi, tapi gara-gara ikut-ikutan masuk LSM yang namanya Kampus Peduli dan sering dipanggil K-Ped untuk singkatannya ini gue ngerti gimana rasanya jadi keluarga dalam organisasi. Gue memang bukan aktivis yang suka rapat, debat dan demo kemana-mana. Gue lebih senang diam di rumah, online, dan online. Haha. Alasannya satu, karena memang gue susah keluar dari rumah. Muaehaeheahe. Padahal kalau dipikir-pikir, gak akan ada satu orang pun yang minat nyulik gue, kurang berpotensi sebagai korban yang benefit dan profit. Apa sih?

Hidup gue agak berwarna dan agak sering keluar rumah setelah ikut senat, semacam BEM kalau dikampus lain. Disana juga nyaman, tapi akhir-akhir ini terlalu bikin gue males karena terlalu menjatuhkan satu sama lain dan menurut gue kurang "kekeluargaan".

Eh, sebelum lo eneg baca postingan ini karena gue yang sok tahu tentang kekeluargaan dalam organisasi, lebih baik lo close aja deh. Supaya selamat dan enggak misuh-misuh setelahnya. Gue kan baik, jadi memberikan dulu peringatan sebelum terjadi sesuatu yang sebenarnya sudah gue bayangkan :D



Gini, di Kampus Peduli itu gue jarang ikut kumpul karena berbagai hal, salah satunya izin dan jarak rumah-basecamp yang jauhnya kayak afrika-amerika (lebay). Dan waktu ada pendataan ulang, gue bilang mau jadi simpatisan aja, jadi gak masuk ke struktur kepengurusan LSM itu. Tapi dengan baiknya, ketua umum K-ped langsung menghubungi gue dan bilang kalau keluarga besar K-Ped akan selalu menyambut hangat setiap gue menyempatkan diri datang kesana untuk kegiatan yang diadakan saat gue bisa kesana karena waktu yang kosong atau memang sengaja menyempatkan diri.

Lo tahu, itu bukan omongan belaka. Semua menyambut hangat, ngobrol, bercanda, berdiskusi, rapat, pembagian kerja, ah...gue senang jadi bagian dari K-Ped.

Gak ada salah satu dari mereka yang sok-sok-an lebih tahu daripada yang lain, gak ada orang yang ngamuk dan merasa selalu benar saat usulan mereka ditolak, gak ada orang yang sibuk menyalahkan orang lain, gak ada yang ngetawain saat kita ngusulin sesuatu yang sebenarnya sama saja dengan usulan orang lain walau beda kata yang dipakai.

Keluarga dalam organisasi, organisasi yang kekeluargaan, organisasi keluarga itu Kampus Peduli. 
Read More

HUJAN ITU CINTA

Hujan itu cinta,
Cinta Tuhan pada hamba-Nya,
Cinta atas kehidupan yang mungkin terhenti bila hujan tak ada.

Hujan itu cinta,
Cinta berbentuk air yang terkadang dikutuki kedatangannya,
Cinta berwujud air yang sebenarnya bisa saja Ia ganti dengan Harimau atau apalah yang Ia mau.



Hujan itu cinta,
Cinta Tuhan yang membuat para pecinta membuat puisi tentang cinta,
Cinta yang sangat lekat pada setiap tetesnya.

Hujan itu cinta,
Cinta Tuhan pada kita, manusia yang selalu merutuki ketidaksempurnaannya.

Lalu apakah cinta itu hujan?

Read More

BAKAR!

BAKAAARRR!

Satu teriakan itu mampu "menggugah" puluhan massa untuk membakar apapun di sekitar mereka. Satu teriakan itu bisa saja benar-benar membakar kesadaran yang secara paripurna mereka miliki. Satu teriakan itu bisa saja membuat manusia mengingkari fithrahnya sebagai sang khalifah yang tidak rela jika kedamaian tidak terjadi disekitarnya. Satu teriakan itu bisa membuat setan tertawa terbahak-bahak bahkan berpesta karena kedunguan manusia yang tiada terkira.

BAKAARR!!

Terlalu banyak kepentingan pribadi dalam teriakan itu. Tapi apakah para pendengar seruan itu mendengar apa yang mereka inginkan dari tindakan anarkis yang menjijikkan itu? Rasanya tidak.

BAKAR!!!

Percayaku pada pancasila sebagai dasar negara ini rasanya bertambah pendar dan temaram. Sungguh, aku heran, apakah kemarahan benar-benar membuat mereka gila hingga rela membakar tetangga mereka? Apakah kemarahan benar-benar membuat mereka tak ingin melihat orang yang dibencinya hidup berbahagia lagi? Apakah kemarahan membuat mereka bangga melakukan aksi anarkis yang sebenarnya melucuti harapan baik Tuhan pada manusia?



BAKAR!!!!

Apakah ketika kata itu diserukan mereka mendengar tangisan para bayi, ibu dan orang-orang yang mereka anggap musuh? Apakah ketika suara provokatif itu terkumandangkan lantas membuat mereka yakin bahwa mereka yang benar dan orang lain yang salah? Apakah ketika mereka merangsek menyerang sesama manusia mereka tak mendengar setan tertawa terbahak-bahak bahkan berpesta untuk merayakan keberhasilan mengacaukan dunia? Ah, terlalu naif rasanya selalu menyalahkan setan, karena toh manusia yang membakarpun tak ubahnya setan yang dengan mudahnya membuat kerusakan.

BAKAAR!!!!!!! 

Bahkan pembakar sate saja tak pernah berteriak-teriak ketika ia akan memulai pekerjaan mulianya. Lalu untuk apa kata itu diteriakkan selain untuk menyebarkan keinginan pribadi yang belum puas musuhnya benar-benar menjadi puing-puing yang tak kuat untuk menapaki kehidupan lagi?

BAKAARRR!

Tuhan, haruskah Kau membuang kata-kata itu untuk menyelamatkan kami dari saudara kami sendiri? 

Tuhan, lembutkanlah hati mereka yang sudah terbuai oleh gilanya amarah. Mampukan kami untuk selalu bisa sabar dan tabah dalam menghadapi semua masalah. Sembuhkan berbagai penyakit hati terutama penyakit "merasa benar" yang telah menggerogoti hati banyak orang disekitar kami (atau mungkin kami termasuk didalamnya). Tuhan, kami berlindung kepada-Mu atas semua yang terjadi atas kehendak-Mu.
Read More

Thursday, January 19, 2012

NYIKOLOGI

Salah satu istilah aneh bin mengherankan yang kutemukan di dunia adalah "NYIKOLOGI". Entah apa motif para pencetusnya hingga muncul ide kreatif ini. Mungkin maksud dari kata aneh itu ada kata sifat. Kata sifat yang berasal dari kata psikologi, tapi mereka mungkin lupa kata "psikologi" sendiri adalah sebuah noun atau kata benda. Ah, entahlah..aku tak begitu paham dengan lika-liku bahasa Indonesia yang baik dan benar. Yang jelas menurutku, kata "nyikologi" itu tidak bisa ditolerir untuk masuk ke dalam golongan kata-kata normal yang biasa aku dengar dan baca. 

Sebenarnya bukan perkara bisa dibenarkan atau tidaknya kata aneh itu yang akan kubahas disini. Tapi penggunaannya oleh salah seorang teman (jauh sebelum tulisan ini terposting-lah) yang membuat tulisan ini ada.

Kawan, biar kupastikan terlebih dahulu, manusia yang sempurna seperti apa yang ideal difikiran kita itu mendekati mustahil adanya. Itu kataku, terserah apa yang kau katakan. Argh, aku bingung bagaimana membahas hal ini dengan kalimat yang santun dan tidak menyakiti pihak manapun. Yasudahlah, langsung saja ke cerita inti yang ingin kuceritakan!

Aku jengah, mendengar orang berkata, "mahasiswa psikologi, tapi gak nyikologi.
Aku kesal, mendengar orang berkata, "harusnya sebagai mahasiswa psikologi itu harus blablablablabla."
Aku muak, berdiam dan pura-pura tersenyum saat orang di depanku bercuap-cuap sampai berbusa apa yang seharusnya dan apa yang idealnya kami (para mahasiswa psikologi) lakukan. 

Katanya, mahasiswa psikologi itu seharusnya lebih tahu bagaimana bersikap dan merespon orang lain dengan baik. Katanya, mahasiswa psikologi itu seharusnya dapat meregulasi diri dengan baik dan menata tingkah lakunya hingga enak untuk menerima ataupun menampilkan sesuatu. Katanya, A katanya B katanya C ! katanya dan katanya!

Oh My Lord, bisakah Kau hapus gambaran ideal yang ia pikirkan tentang kami? Aku rasa itu terlalu berlebihan, Tuhan. Aku rasa itu terlalu ideal dan memuakkan. Aku rasa ia tak bisa menemukan sisi manusia yang harus ia sadari dari kami. Aku rasa....ah, aku tak lebih baik darinya bila aku terus merasa seperti ini.

Ya, kuakui dalam program studi pilihan kami memang mempelajari banyak tentang tingkah laku manusia dan bagaimana seharusnya kami menghadapinya. Ya, aku tahu mungkin kata "Psikologi" terlalu menyimpan banyak harapan. Ya, aku rasakan bagaimana kata "jurusan psikologi" bisa membuat orang berubah dalam bersikap dan buru-buru berkata dengan antusias, "Wah, tolong lihat aku dong orangnya gimana?" atau "Ah, gak mau deket-deket takut ketahuan semuanya" bahkan "Kok mahasiswa psikologi kayak gini, ya?"

Tapi bisakah berhenti menyalahkan bila ada ketidaksesuaian sikap yang terlihat dan terasa olehmu? Apakah bila aku belajar tentang ilmu komputer lantas semua tingkah laku yang tak baik dapat dimaklumi karena aku tak belajar ilmu psikologi yang notabene adalah ilmu perilaku dan proses mental? Apakah bila aku belajar ilmu pendidikan aku harus mampu dengan sempurna meng-handle semua hal yang berkaitan dengan pendidikan? Apakah bila aku belajar biologi lantas yang aku harus bersikap sebagaimana aku bersikap dengan tanaman atau tumbuhan, misalnya? Apakah karena aku mahasiswa Psikologi lantas semua tindak tanduk dan tingkah polah harus sesuai dengan apa yang kau bayangkan tentang kami???? APAKAH LANTAS BEGITU!!!!!

Memang seharusnya ya. Namun sayang, kau mungkin lupa setiap orang punya karakteristik yang berbeda sebelum ia masuk dan belajar banyak tentang psikologi. Kau mungkin lupa, kau juga terlalu mengeneralisir apa yang kau harapkan. Kau mungkin lupa, kau juga seharusnya bersikap sama baiknya, bersikap sama sopannya, bersikap seperti apa yang kau bayangkan tentang kami. Kau mungkin lebih tahu, sikap tidak dikukung oleh program studi yang kau pilih sebagai bagian dari hidupmu.

Menurutmu, mungkin ini hanya sebatas pembelaan diri, tak apa..sungguh tak apa, karena memang ini benar sebuah pembelaan diri. Bila (katakanlah) gelar mahasiswa psikologi saja begitu hebat dimatamu, sebaiknya, hapuskanlah itu sejak dini sebelum kecewa sebagaimana temanku itu kecewa.

Jika kata "nyikologi" adalah sebuah cover dari sebuah buku bernama mahasiswa psikologi, mungkin aku hanya dapat berkata, don't judge the book from it's cover, karena isinya mempunyai dua kemungkinan yang sama kuat mungkinnya, lebih baik atau lebih buruk dari apa yang kau bayangkan.

Apa perlu kuganti lagu Rocker juga manusia menjadi Mahasiswa Psikologi juga manusia? Ah, terlalu berlebihan, karena biasanya penggantian ini bermakna manusia tempat salah dan lupa sehingga lupa manusia juga tempat ingat dan benar :)
Read More

Tuesday, January 10, 2012

Dauroh Anak Jalanan 2

Mimpi. Mimpiku banyak sekali, mungkin begitu pula dengan mimpi-mimpimu, kawan. Aku ingin menjadi psikolog terkemuka, walaupun aku belum tahu dan belum memutuskan ingin mendalami spesialisasi apa. Aku ingin menjadi penulis, walau baru satu dua naskah yang bisa diterima dan lolos di audisi-audisi cerpen maupun jenis tulisan lainnya. Aku ingin bisa bermain biola, walau untuk menjadi seperti Lindsey Stirling ku tak tahu kapan terwujudnya.

Mimpi itu rasanya bukan kewajiban, tapi hak setiap orang. Tapi tak semua orang punya mimpi. Salah satunya adalah mereka, adik-adik binaan kami yang berkeliaran dan hidup di jalanan kawasan Asia-Afrika dan Pasar Baru.

"Ah, saya gak akan muluk-muluk, Kak. Saya mau dijalan saja sampai besar," ujar salah satu dari mereka.

Miris. Aku berusaha meyakini semua mimpi-mimpiku akan menjadi nyata dan berakhir dengan indah seperti dongeng-dongeng impian lainnya, tapi mereka? Menggoreskan pena untuk menuliskan impian saja mereka enggan. 

Karena itulah kegiatan Dauroh Anak Jalanan 2 kembali diadakan di tanggal 7-8 Januari 2012. Kegiatan yang diselenggarakan oleh Kampus Peduli (K-Ped), komunitas yang menitikberatkan pada kepedulian akan nasib para gelandangan dan anak-anak jalan di daerah Bandung, ini diikuti oleh 65 anak dari Panti Sosial Asuhan Anak Al-Kautsar Lembang dan sekitar 20 anak jalanan dengan rentang usia mulai dari 10 hingga 20 tahun. Dengan tema "Let's Draw The Future" kami berharap sedikit demi sedikit dapat memupuk kembali optimisme mereka untuk meyakini impian terbaik mereka masih mungkin dapat tercapai.

Acara yang menghadirkan Ferry Curtis dan Akh Dito sebagai pengisi acara ini bukan saja memberikan insight pada para peserta, namun juga memberi pencerahan yang sangat berarti bagi 53 orang panitia yang terdiri dari 10 kampus yang ada di Bandung. 

Berbagai permainan dan arahan sebisa mungkin selaras dengan tujuan utama dari kegiatan ini, menumbuhkan rasa syukur pada semua kelebihan dan kekurangan yang mereka (anak panti dan anak jalanan) rasakan ataupun yang mereka punyai, menawarkan kehidupan yang lebih baik untuk para anak jalanan dengan cara  "hijrah" dan tinggal di PSAA AL-Kautsar dan yang lebih utama lagi adalah meyakinkan mereka esok hari mimpi-mimpi dan cita-cita bisa menjadi milik mereka sepenuhnya jika mereka mau berusaha menyusun tangga-tangga untuk mencapai impian tersebut.

Sayang, tak semudah membalikkan telapak tangan. Tak semua adik-adik jalanan yang datang ke acara itu mendapatkan "AHA moment" dan keinginan untuk berubah saat berbagai motivasi yang berusaha disampaikan oleh para pemateri diberikan. Tak sedikit dari mereka yang lebih memilih kabur dan tak mengikuti acara ini sampai akhir. Tak sedikit dari mereka yang kembali memilih ngelem dan mengamen seusai acara ini ditutup. Tak sedikit dari mereka yang mengabaikan harapan-harapan baru ketika ada peluang untuk memilih untuk tinggal di panti sebagai ganti kehidupan jalanan yang sudah terlalu akrab dan merusak.

Tapi, aku secara pribadi lebih dari yakin, semua ini hanya proses semata. Toh, memperbaiki jalan yang rusakpun membutuhkan proses yang panjang, apalagi mengubah skema manusia yang secara langsung menolak proses akomodasi dan asimilasi dalam kognisinya. Kami harus tetap semangat, sabar dan ikhlas untuk berbagi seperti jargon K-Ped selama ini.

"Jalanan itu tidak keras," ujar Ferry Curtis di sela ceritanya dalam kegiatan Dauroh Anak Jalanan 2.

Jalanan memang tidak keras, tapi terlalu membuat adik-adik kami terbuai candu kenikmatan versi mereka, membuat mereka rela mengubur mimpi-mimpi manis yang oleh banyak orang dielu-elukan sepanjang masa, membuat akal sehat mereka tertidur untuk sementara hingga mati dan tak sanggup lagi berkuasa. Ya, jalanan memang tidak keras, tapi mungkin usaha kami untuk menjauhkan mereka dari nilai-nilai kurang baik yang lebih dari keras itu yang masih belum sempurna. 

Walaupun demikian, tak ada yang lebih pantas dipanjatkan selain syukur pada Allah Swt yang telah mengizinkan terselenggaranya acara ini, yang telah memberikan kami semua kekuatan positif yang sangat luar biasa, yang telah menjadikan dua hari itu penuh pengalaman yang tak akan bisa dilupakan sepanjang usia.

Selain itu, kami sangat berterimakasih pada seluruh donatur yang telah rela menyumbangkan sebagian hartanya untuk berlangsungnya acara ini. Terimakasih kepada semua pihak yang telah mendukung terselenggaranya acara ini walaupun masih penuh dengan kekurangan. Terimakasih kepada seluruh adik-adik panti maupun jalanan yang telah memberi kami semangat untuk terus istiqomah menjadikan nyata harapan-harapan tentang kehidupan yang lebih baik untuk mereka. Terimakasih kepada seluruh panitia yang rela meluangkan waktunya disela-sela kesibukan mereka. Jazakumullah khoiran katsiran. 

Semoga kegiatan esok hari lebih bermanfaat lagi. Amin.

Wallahu'alam bishshowaab.
Read More

Total Pageviews

Blog Archive

Search This Blog

Powered by Blogger.

Quote

Bermimpilah karena Tuhan akan memeluk mimpi-mimpimu (Andrea Hirata)