Tuesday, June 10, 2014

Sensitif

Em, gini. Saya merasa bahwa saya bukanlah orang yang halus perasaannya, karena lebih sering disebut orang yang ketus dan jutek daripada orang yang perhatian, baik hati dan tidak sombong. Tapi akhir-akhir ini saya merasa diri ini terlalu sensitif. Momen pemilihan presiden RI yang sebentar lagi akan diselenggarakan memberikan beberapa dampak yang menurut saya negatif. Facebook menjadi 'rumah' di dunia maya yang tidak menyenangkan. Hujatan, cacian, hingga fitnah-fitnah bertebaran. 

Saya pernah merasakan bagaimana rasa sakit hatinya bila orang terdekatku diejek oleh orang lain. Sedih. Geram. Muak. Sakit hati. Sakitnya tuh  disini! *sambil nunjuk dada 

Saya tidak habis pikir bagaimana perasaan keluarga yang diejek. Sedihkah? Sakit hatikah? Apakah mereka merasakan hal-hal tak enak yang saya rasakan? 

"Ya..itu sih risiko. Kenapa juga dia mau maju jadi capres kalau gak mau dikritik?" 

Mungkin itu jawaban yang sering saya dengar. Iya juga sih. Tapi kamu mau keluargamu ada yang diejek-ejek oleh orang lain karena pilihannya mengajukan diri menjadi calon presiden? 

Menurut saya sih, ejekan-ejekan dan komentar negatif memang akan membangun mental baja seseorang, tapi juga melahirkan banyak sikap defensif seseorang. Ini masih asumsi saya saja. 

Intinya, lagi-lagi menurut saya ya. Menyalonkan diri menjadi presiden itu pilihan Pak Prabowo ataupun Pak Jokowi, semua respon yang positif maupun negatif dari masyarakat adalah hal yang wajar, tapi rasanya sudah menjadi tugas kita semua untuk menahan mulut dan setan-setan di dalam diri kita untuk tidak berkomentar berlebihan kepada mereka. 

Ah ya, sudahlah lupakan saja. Sepertinya hari ini saya terlalu sensitif.

0 comments:

Total Pageviews

Blog Archive

Search This Blog

Powered by Blogger.

Quote

Bermimpilah karena Tuhan akan memeluk mimpi-mimpimu (Andrea Hirata)