Monday, September 29, 2014

#20 Facts About Me

Akhir-akhir ini, hastag #20factsaboutme sepertinya menunjukkan kekinian manusia yang menggunakannya. Karena saya adalah salah satu orang yang tergila-gila dengan aktulitas dan kekinian, sepertinya sayang bila tidak mengikuti tingkah aneh manusia aneh di dunia yang super duper aneh ini. So, here are 20 facts about me!

  1. Anak pertama dari 6 bersaudara. Saya punya adik paling besar kelahiran 1992 dan paling kecil kelahiran 2004. Pikirin aja sendiri berapa jarak rata-rata kelahiran setiap anaknya. Tengilnya mereka gak ada dua. Tapi selalu bikin bangga. Sebagai anak pertama, saya dengan senang hati mengatur mereka semua. Hahaha. So, sikap nge-bossy saya ya tuntutan posisi jadi anak pertama *ngeles
  2. Suka nulis, curhat dan merangkai kata di berbagai platform social media sampai-sampai dianggap selalu galau setiap saat. 
  3. Jatuh cinta dengan diksi berbeda dari rangkaian kata di cerita, prosa, hingga lirik lagu. 
  4. Pelupa. Sepertinya saya terkena pause playing syndrome alias dulu waktu kecil sering di stop tiba-tiba saat bermain oleh orang sekitar dan berdampak kepada mudah lupanya seseorang. Sebutan ini saya dengar dari teman, jadi saya tidak terlalu yakin benar atau salahnya. 
  5. Jomblo selama 24 tahun. Gara-garanya sih karena takut patah hati #eaaaa
  6. Suka berorganisasi dan bekerja. Entah kenapa saya senang merasa sibuk dan ditemani tumpukan tugas dengan deadline yang ketat. Kondisi ini sering saya dapat saat berorganisasi dan bekerja.  
  7. Pemarah. Yup, saya mudah marah. Jadi jangan dekat-dekat saya ya. Kalau marah bentak orang lain tapi sesudah bentak pasti ngerasa bersalah dan malu. Awalnya kemarahan kan kegilaan dan akhirnya adalah penyesalan. Huuffftt
  8. Panikan. Awalnya saya kira saya mengidap general anxiety disorder, tapi dipikir-pikir lagi kayaknya gak gitu-gitu amat. 
  9. Seringnya percaya hal yang mudah awalnya itu pasti susah kemudian. Ini base on true story. Saya berkali-kali dibuat curiga dengan hal-hal yang terlalu mudah. Semua berakhir kacau balau karena terlena dengan kemudahan yang ada di awal. So, kalau ada apapun yang terlalu mudah, saya sudah hati-hati dan mencoba memprediksi apa yang akan menjadi kesalahan kemudian. Kecuali emm.. mudah jatuh cinta. #eaaa
  10. Nyablak. Mungkin karena berawal dari kurangnya (atau malah kelebihan ya?) terpenuhi kebutuhan di fase oral, maka saya cenderung cerewet dan nyablak. Menurut beberapa orang terkesan jutek dan tajam. Padahal kadang niatnya gak selalu sama seperti yang orang lain pikirkan. Yaa walaupun kadang-kadang iya juga. Haha
  11. Gak pernah ngerasa cantik. Sedih banget ya kedengerannya, tapi bener loh. Geli aja kalau ada yang bilang cantik walaupun ada bahagianya juga. *akujugawanita #tsaaah Karena keterbatasan pesona yang bisa ditebar di bagian muka, jadi berusaha menutupinya dengan pesona isi kepala. Walaupun seringnya gagal tebar pesona juga karena isi kepalanya kosong. Wkwkwk
  12. Kritikus. Suka keripik dan takut tikus. Haha. Saya juga tidak tahu apa yang membuat mulut saya gampang sekali ngomentarin orang lain. Tapi setelah kritik ini itu seringnya sadar lalu beristigfar dan kemudian nepuk-nepuk bibir sambil bilang "mulut gue, mulut gue" ala Nikita Mirzani. 
  13. Pemimpi. Hampir semua orang tahu mimpi saya. Ingin kuliah di luar negeri. Banyak yang tersengat semangat bermimpi yang sama. Tapi banyak juga yang hanya tersenyum dan tidak sabar untuk melihat saya mencapai mimpi saking tidak percayanya. 
  14. Setiap karaokean pasti paling kacau. Saya hanya senang mendengarkan lagu dan tidak bisa menyanyi. Ngaji pake tilawah saja dikira nge-rap sama ustadznya. Zzzzz
  15. Suka ngomong sendiri. Dimanapun. Iya bener. Sampai pernah ngerasa kayak orang gila karena keceplosan ngomong sendiri di angkot dan menjadi pusat perhatian seisi angkot. Haha
  16. Kalau suka sama orang lain selalu muncul defense mechanism dalam wujud reaksi formasi. Sikap ke orang yang disukai malah lebih terlihat seperti jijik. Saya juga bingung gimana bisa menikah kalau begini caranya. Da aku mah apa atuh. Keresek hideung anu ngapung katiup angin di jalan. Fufufufu
  17. Pengen jadi peneliti. No explanation for this. 
  18. Suka tulisan-tulisan yang maknanya dalam
  19. Sering bertengkar sama ayah sama ibu tapi sayang sama pake banget sama mereka berdua. Paling suka kalau udah meluk ibu. Ibu saya kecil bingit. Tapi tangguhnya ngalahin Hercules. Paling seneng dianterin ayah kemana-mana. Kalau udah dianterin ayah itu kayaknya ke ujung dunia itu aman sentosa. 
  20. Ingin keliling dunia dan punya banyak energi untuk mengaktualisasikan diri. Sayangnya, saya bukan risk taker yang baik. Jadi masih perlu dibantu mengambil risiko sama kamu. Iya kamu. #eaaaaa

Sepertinya 20 saja tidak cukup. Tapi karena kekiniannya hanya 20 dan saya juga malas bongkar-bongkar diri saya sendiri, 20 cukuplah yaaa. 

Postingan ini memang tidak berguna. Jadi, maaf kalau membuatmu menghabiskan waktu percuma. 
See ya

Read More

Sunday, September 21, 2014

Saat Kita Menua

Masa itu akan benar-benar menjadi nyata. Masa dimana kita berjalan terpogoh-pogoh lalu dengan mudahnya merasa lelah. Masa dimana kita tak kuat menaiki banyak tangga. Masa dimana kita semakin menua. Masa dimana kau dan aku merenungi banyak hal yang telah kita lalui bersama. Senang, sedih, bahagia, kecewa, serba serbi rasa yang membuat dunia menjadi berbeda. 

Masa itu akan benar-benar menjadi nyata. Disaat mata kita sudah mulai melemah fungsinya. Saat gerak tubuh kita tak gesit seperti sebelumnya. Saat rambut hitam kita sudah tak bisa lagi dihitung jumlahnya karena sudah memutih semua. Saat dimana kita semakin menua. 

Aku ingin melalui masa itu. Masa dimana kita menjalani banyak hal bersama. Masa dimana kita menua bersama sampai salah satu dari kita lebih dulu menemui pencipta-Nya. 

Pertanyaan, sekarang kau masih dimana dan kapan kita bertemu agar bisa tumbuh hingga menua bersama?



Read More

Sunday, September 14, 2014

14 September ke-24

Wuiiih. Tak menyangka saya masih dipercaya Tuhan untuk hidup di tahun ini. 24, bro! Tuanya gue! Haha

Setahun kemarin adalah waktu yang berharga. Dipenuhi orang-orang berharga yang tidak ada harganya lagi saking terlalu berharga. Setahun yang penuh lika liku drama yang tak pernah diprediksi ada sebelumnya. Setahun yang memberikan banyak hal baru dan juga beragam warna.

Setahun kemarin adalah waktu dimana gradasi terjadi disana-sini. Dari warna yang kuat hingga kemudian memudar. Dari warna yang pudar kemudian menguat lalu kembali memudar lagi. Gradasi berdampak pada naik turunnya emosi. Mungkin itu adalah isyarat bahwa kebutuhan dasar lainnya perlu dipenuhi

14 September ke-24. Titik refleksi yang menyadarkanku bahwa aku belum berbuat apa-apa. Bahwa aku belum siap mempertanggungjawabkan apa-apa. Bahwa aku, masih tetap bukan apa-apa, bukan siapa-siapa. 
Read More

Thursday, September 11, 2014

Il Mare

Il Mare. Begitulah judul dari film Korea yang kutonton malam itu. Judul yang aneh, pikirku. Saya tak berespektasi banyak. Pasti ada wanita keras kepala yang berani dan polos jatuh cinta pada lelaki kasar yang tidak tahu cara mengekspresikan cinta. Tidak semua film Korea seperti itu memang, tapi tak banyak yang berbeda dari itu. Mungkin juga banyak yang memiliki plot cerita yang apik namun saya tak tahu. Yah intinya, I expect too low to this movie. Yang terpenting adalah, malam itu saya ingin menonton sesuatu yang ringan dan mudah dicerna. Film cinta khas Korea menjadi pilihannya. Sejak kapan cerita cinta terasa sulit dicerna? Sejak kau sendiri yang melaluinya *eaaaa

Saya akan bercerita secara singkat tentang film ini, tapi mohon maaf sebelumnya, saya lupa semua nama pemerannya (bahkan pemeran utama sekalipun). Entah pelupa atau malas mengingat, yang jelas saya tidak akan menyebutkan nama mereka disini. 

***

Il Mare kisah tentang sebuah rumah unik di pinggir lautan. Entah teluk entah apa. Saat pasang air laut bisa memenuhi pekarangannya. Jika surut lumpur-lumpur menggantikan hamparan air laut. Rumah dengan desain yang menarik, disertai pemandangan yang membuat kita enggan berkedip. Saya saja ingin ijin menginap disana minimal 3 hari. Hehe

Diawali dengan scene seorang wanita pindah dari rumah itu. Ia adalah seorang pengisi suara film anak-anak di Korea. Ia pindah ke sebuah apartemen di tengah keramaian kota. 

Adegan selanjutnya adalah dimana seorang lelaki pindah ke Il Mare, rumah yang ditempati oleh gadis yang keluar tadi. Ia menelepon seseorang dan berterimakasih atas rumah yang bisa ditempatinya. Lelaki itu amat menyukainya. Lelaki itu memberi nama rumah yang ditempatinya Il Mare. Lelaki itu bertingkah bak orang pertama yang tinggal di rumah dengan desain ciamik itu. 

Kembali ke kehidupan si wanita. Wanita itu terlihat kesepian. Patah hati karena mantan kekasihnya berencana bertunangan dengan orang lain. Patah hati karena mantan kekasihnya memutuskan pulang ke negerinya sendiri dari negeri Paman Sam nun jauh disana. Patah hati karena memori menyenangkan dengannya masih mengendap di hati.


Karena kesepian, wanita itu menikmati hari di rumah lamanya. Rumah itu masih sepi. Masih indah. Masih menyimpan banyak kenangan yang ingin ia kubur dalam-dalam. Iseng, ia mencoba menuliskan sebuah surat untuk pemilik rumah yang baru. Surat perkenalan yang meminta untuk dibalas oleh penerimanya. Surat itu ia letakkan di dalam sebuah kotak surat yang memang ada di depan Il Mare. Dan ceritapun dimulai.

Lelaki itu terlalu sibuk. Mahasiswa arsitektur tingkat akhir ini lebih banyak menghabiskan waktunya untuk menjadi kuli bangunan. Ia benci pada para pembuat rumah yang tak pernah tinggal di rumah. Ia benci pada ayahnya sendiri, profesor tersohor di bidang arsitektur. Surat itu sampai di kotak surat rumahnya. Ia berpikir itu hanya tulisan surat iseng dari wanita asing yang tak ia kenal. 
  
Usaha wanita mendapatkan jawaban  tidak semudah membalikkan telapak tangan. Sebelum jejak kaki Cola (anjing putih dekil) menggiring lelaki tersebut ke depan pintu yang terdapat jejak kaki yang sulit dihapuskan, seperti yang diceritakan wanita itu di suratnya. Merasa wanita yang mengiriminya surat itu salah alamat, ia membalas surat tersebut dengan penjelasan bahwa suratnya mungkin salah alamat. Lelaki itu mencantumkan tanggal lengkap di suratnya.

Esok harinya, wanita tersebut senang bukan kepalang saat mendapatkan balasan surat dari penghuni baru rumah itu. Namun sesaat kemudian keningnya mengerut. 1997? Wanita itu hidup di tahun 1999. 

Kisah cinta lintas waktu yang menurut saya seru. Menggunakan surat sebagai alat komunikasi dengan kotak surat sebagai media penyampai informasinya. Melintasi tahun. Melintasi masa. Melintasi ketidakmungkinan. Konflik-konflik yang dimunculkan juga beragam, mulai dari ketidakakuran sang lelaki dengan ayahnya, terjebak nostalgianya sang wanita pada mantan kekasihnya, hingga konflik cinta yang membuat sang lelaki meregang nyawa. 


Ending cerita ini memang cukup bisa ditebak, namun kalimat tanya dari sang lelaki di akhir cerita membuatku bernafas lega.
"Maukah kau dengar cerita panjang ajaib yang benar-benar nyata?" 
Film ini memunculkan banyak siratan pelajaran. Salah satu yang paling saya sukai adalah ekspresi cinta terdalam terkadang berwujud merelakan orang yang dicintai pergi untuk hal atau manusia lain yang mereka cintai.

Oh ya, saya juga tidak tahu kenapa satu-satunya nama yang saya ingat itu hanya nama anjing dekil yang tidurnya seperti manusia. Alamaaaaakk!

Ciparay, 11 September 2014
21:16 WIB, beberapa menit sebelum memutuskan untuk potong kuku *apaseh

Read More

Total Pageviews

Blog Archive

Search This Blog

Powered by Blogger.

Quote

Bermimpilah karena Tuhan akan memeluk mimpi-mimpimu (Andrea Hirata)