tag:blogger.com,1999:blog-33730517588505108532024-03-13T07:05:53.052+07:00Wyakta's scribblingsqeeyaaulia.blogspot.comhttp://www.blogger.com/profile/12034661857267904372noreply@blogger.comBlogger368125tag:blogger.com,1999:blog-3373051758850510853.post-25211657906832773152024-03-04T16:16:00.007+07:002024-03-04T16:19:48.296+07:00I'm back! (Again)<p style="text-align: justify;">In the midst of digitalization and visual contents, I am back to my old but lovely blog again. I miss on how I can define and tell something in a structured manner. Someday, I blamed my brain fog because of Covid-19 that was attacked me twice during the pandemic period. However, deep in my heart, I realized that I never write down anything for years and it made my brain rusty. </p><p style="text-align: justify;">For the sake of training and increasing my ability to articulate and define something better, especially at work, I promise to my self to be committed in making my writing habits alive. Let's see on how I can make it as a habit again. </p><p style="text-align: justify;"></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj-wZDxdudQGYwsHf_iwsY0uiDoFQrcKpodBktwXeDc89Yo7WkOTW74GgskFNYWf3QzLOPTC3cuchRQA3BpiL1lBYUKGA1p8VVZNI0HYS0znN_HfDO-g-SvrvSsoo8lBxiwUEPnCzlq-sz8Y_syquLsSIVtUmLYS6P5vy-a4OnWwEiseZSz3x1pE-ZD_A/s243/im%20back.png" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="243" data-original-width="208" height="243" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj-wZDxdudQGYwsHf_iwsY0uiDoFQrcKpodBktwXeDc89Yo7WkOTW74GgskFNYWf3QzLOPTC3cuchRQA3BpiL1lBYUKGA1p8VVZNI0HYS0znN_HfDO-g-SvrvSsoo8lBxiwUEPnCzlq-sz8Y_syquLsSIVtUmLYS6P5vy-a4OnWwEiseZSz3x1pE-ZD_A/s1600/im%20back.png" width="208" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br /></div>Just an update about my life. Now, I am moving to suburb area close to the capital. Living here peacefully with my husband (if we don't fight). I continue my study and now I am in my last semester. Busy with my final project (wish me luck!). I am ready to work again after 1.5 months of 'sabbatical period' in new industry with new people and bigger responsibility. So excited to work again! Anyway, how to great my new colleagues at work? Idk. I am not meeting people in work setting for so long. I think I forgot how to do it properly. lol. <p></p><p style="text-align: justify;">Lastly, I really wish I can write regularly again and make my mind be more systematic and structured. </p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Talk to you soon again (virtually). </p><p style="text-align: justify;">Bye!</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: right;">Depok, 4 Mar 2024</p><p style="text-align: justify;"><br /></p>qeeyaaulia.blogspot.comhttp://www.blogger.com/profile/12034661857267904372noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3373051758850510853.post-15204541171310586322022-12-23T21:20:00.003+07:002022-12-23T21:20:22.380+07:00Ketabahan<p style="text-align: justify;">Hari ini saya membaca bab ke-12 dari buku Angela Duckworth yang berjudul Grit, Kekuatan Passion + Kegigihan. Menurutnya, ketabahan seseorang bisa ditumbuhkan dari luar. Salah satunya adalah dengan mengikuti ekstrakurikuler secara konsisten selama lebih dari satu tahun. Mengapa? karena dengan mengikuti ekstrakurikuler, mereka dihadapkan dan dilatih untuk tetap bertahan walaupun kondisi sulit. Misalnya mereka ikut ekstrakurikuler balet. Balet akan memberikan hal-hal mudah yang menyenangkan seperti bertemu teman baru, guru yang baik hati dan belajar gerakan indah, tapi juga memberikan tekanan dan tuntutan untuk melakukan yang terbaik seperti melakukan gerakan dengan benar, sesuai irama, kompak dengan gerakan rekan-rekan lainnya. Kondisi seperti itu mendorong dan menumbuhkan Grit atau ketabahan. </p><p style="text-align: justify;">Ia juga menyampaikan bahwa banyaknya aktivitas ekstrakurikuler ini sangat penting apalagi jika seseorang melakukannya selama lebih dari satu tahun dan lebih dari satu aktivitas. Karena dengan ini, mereka bisa mengembangkan ketabahannya dan bisa lebih tahan banting ketika dihadapkan pada situasi sulit kedepannya.</p><p style="text-align: justify;">Sayangnya, ada data yang menyebutkan bahwa para siswa miskin di AS memiliki partisipasi ekstrakulikuler yang menurun dibandingkan dengan para siswa kaya. Hal ini dikarenakan minimnya anggaran untuk menghidupi club. Kondisi ini menyebabkan makin besarnya ketimpangan antara siswa kaya dan siswa miskin yang akan mengarahkan mereka pada lingkaran setan atau lingkaran kebahagiaan. </p><p style="text-align: justify;">Studi di New Zealand menyebutkan, para siswa yang ketus kemungkinan besar berujung pada karir yang tidak memiliki prestise yang tinggi yang menyebabkan mereka lebih sering merutuk dan ketus. Karena sikap seperti itu, maka kondisi di sekitar siswa tersebut terus memburuk. Itu adalah contoh lingkaran setan. Begitupun sebaliknya. Siswa yang ramah kemungkinan besar berujung pada karir yang memiliki prestise yang tinggi dan itu membuka kesempatan untuk mereka pada peluang-peluang karir dengan prestise yang lebih tinggi lagi. Itulah contoh lingkaran kebahagiaan. </p><p style="text-align: center;"><img alt="Six Types of Grit" class="n3VNCb KAlRDb" data-noaft="1" jsaction="load:XAeZkd;" jsname="HiaYvf" src="https://media.licdn.com/dms/image/C4D12AQH64V-lgXsmsA/article-cover_image-shrink_600_2000/0/1617270475358?e=2147483647&v=beta&t=eFXW_r6_Ep2oxZbcOOWJ0n03PFlMD4s_26uCCNeLMLs" style="-webkit-user-drag: auto; -webkit-user-select: text; height: 243.048694px; margin: 0px; text-align: start; width: 574px;" /></p><p style="text-align: justify;">Lalu saya berkontemplasi di tengah-tengah membaca. Saya ingat bagaimana ayah dan ibu saya mendorong untuk ikut banyak lomba. Mulai dari <i>fashion show</i>, menulis surat, membaca puisi, cerdas cermat, menggambar, dan sebagainya. Ketika sekolah dan berkuliah saya senang sekali berorganisasi baik di lingkungan sekitar seperti di kampus ataupu di kelas, dan juga di luar kampus seperti organisasi sosial yang saya ikuti. Ternyata, setelah diingat-ingat, mungkin saya memiliki ketabahan yang sedikit lebih tinggi dibandingkan rekan kerja saya. Saya tahu ini sedikit narsis dan subjektif, tapi seingat saya, tidak ada pekerjaan yang ditugaskan kepada saya dan itu tidak selesai. </p><p style="text-align: justify;">Namun, saya juga merasa ketabahan saya sempat merosot karena tidak mendapatkan dorongan dan sedikit 'kekangan' seperti <i>feedback</i> maupun respon dari atasan saya. Hal itu membuat saya kehilangan motivasi untuk melakukan hal-hal dan pekerjaan-pekerjaan yang menurut saya perlu. Saat itu, saya merasa saya tidak berguna karena pekerjaan yang saya lakukan hanya berupa rutinitas saja, padahal saya ingin lebih bermanfaat dan memberikan dampak. </p><p style="text-align: justify;">Setelah menabung, akhirnya saya ikut kursus sertifikasi selama 3 bulan. Saya merasa menemukan diri saya lagi. Dimana saya kembali bergairah dan bersemangat untuk melakukan hal yang lebih daripada posisi saya sekarang. Kondisi seperti itu sepertinya membuka peluang lain, saya diinterview oleh sebuah perusahaan dan dinyatakan lolos seleksi. Tapi akhirnya saya gak ambil sih. Hehe. Tapi lumayanlah gaji saya naik karena counter offer. </p><p style="text-align: justify;">Poin saya adalah, ternyata lingkaran setan dan lingkarang kebahagiaan sempat terjadi dalam perjalanan karir saya. Ketabahan saya juga ternyata naik dan turun, entah ini benar secara teori atau tidak. Tapi sekarang saya menyadari bahwa penting untuk melihat apa yang ada di sekitar kita, apa yang dipikirkan oleh diri kita tentang diri kita itu penting sekali. Ketabahan memang dibentuk dari kecil, tapi saya rasa tidak ada salahnya kita mulai menyelesaikan apa yang kita telah mulai. Setidaknya kita berusaha untuk menimbulkan ketabahan dari dalam diri kita sendiri. </p><p style="text-align: justify;">Baiklah, saya lanjut dulu baca bukunya. Hehe</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: right;">Depok, 23 Desember 2022</p>qeeyaaulia.blogspot.comhttp://www.blogger.com/profile/12034661857267904372noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3373051758850510853.post-43760415314384502692022-12-20T18:30:00.001+07:002022-12-20T18:30:05.644+07:00Porn Poverty<p style="text-align: justify;">Menjual kemiskinan seringkali dinisbahkan pada mereka yang menggunakan kemiskinan untuk mendapatkan keuntungan. Misalnya, acara bagi-bagi uang yang diupload di story Instagram lalu viral. Bantu orang aja masa harus pamer sih. Begitu pikir mereka. </p><p style="text-align: justify;">Padahal, bisa jadi aktivitas kebaikan yang disiarkan itu ditujukan untuk menginspirasi. Untuk membuka jalan bagi para dermawan menyalurkan harta dengan penyaluran dana yang transparan. Untuk memberikan secercah harapan pada mereka yang membutuhkan. </p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi2BUIbDXuAv2atwRi5SJtkoausfIYC77723n7P0ElXQYsDOxQ_QsfODlVEpBQAsfZiAh6FISz8Iw1LYC-z1UK_WaBI1RUOcqBB5uJ6haKfY6S10biZIltGfvPqPXNBqlZSkpErynTh-Qys19IJaXHC7AMm5FFwniwiUC5_HP9y6XzxCNyL_pRzah4/s600/master_W85eBJ8C96_1817_uang_kaget.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="600" data-original-width="600" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi2BUIbDXuAv2atwRi5SJtkoausfIYC77723n7P0ElXQYsDOxQ_QsfODlVEpBQAsfZiAh6FISz8Iw1LYC-z1UK_WaBI1RUOcqBB5uJ6haKfY6S10biZIltGfvPqPXNBqlZSkpErynTh-Qys19IJaXHC7AMm5FFwniwiUC5_HP9y6XzxCNyL_pRzah4/s320/master_W85eBJ8C96_1817_uang_kaget.jpg" width="320" /></a></div><br /><p style="text-align: justify;">Hari ini saya dengar (sebenarnya nonton Youtube sih) channel Helmy Yahya yang berbicara tentang suka duka ia membuat program membantu orang-orang miskin seperti Bedah Rumah, Uang Kaget, dll. Banyak sekali orang yang mengecam karena merasa ia sedang melakukan porn poverty. Padahal intensi ataupun tujuan awalnya adalah untuk menginspirasi orang lain melakukan hal yang sama. Uangnya pun bukan uang Helmy, tetapi uang sponsor. Suatu hari, ada seorang pejabat yang menyumbangkan hartanya melalui Helmy karena orang tersebut tahu tentang program-program yang dibuat oleh Helmy dan tayang di televisi. </p><p style="text-align: justify;">Saat ini, mulut manusia terasa lebih tajam dibandingkan beberapa tahun yang lalu. Jika saat hari perhitungan nanti jari bisa bicara, maka saat ini pun jari bisa berbicara. Mereka menuliskan kata-kata kejam yang mungkin saja orang tersebut malu ketika mengucapkannya secara lisan. Tulisan mereduksi kekasaran, memudahkan orang mencibir dan menyudutkan. Menghakimi orang yang berbuat baik dengan sebutan buruk. Membuat orang-orang baik kapok dan enggan melanjutkan perbuatan baiknya. Sebagai imbalan, apa yang dilakukan para pencibir? Hanya mencibir dan mencibir, padahal mereka membantu pun tidak. </p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: right;">Jakarta, 20 Desember 2022</p>qeeyaaulia.blogspot.comhttp://www.blogger.com/profile/12034661857267904372noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3373051758850510853.post-27956849992236357812022-12-19T06:24:00.005+07:002022-12-19T06:51:31.944+07:00Lebih Dari Seperempat Abad<p> </p><p style="text-align: justify;">Manusia selalu berkembang setiap harinya. Dari sisi fisik, kognisi dan juga emosi. Saya bertanya-tanya, apa yang dulu mendorong saya ketika bayi untuk belajar berjalan? Apa yang membuat saya bisa berlari? Dorongan dari orang sekitar? Ambisi ingin menyerupai mereka? Apa? </p><p style="text-align: justify;">Ketika usia sudah lebih dari seperempat abad, rasa ingin berkembang manusia seringkali terbatas pada apa nilai ekonomi yang bisa ia dapatkan dari perubahan dan perkembangan. Kalau tidak ada uangnya, lebih baik diam. Kalau tidak <i>well rewarding</i>, lebih baik punya performa biasa-biasa saja. Hingga kini mulai ramai gerakan <i>quite quitting, </i>alias diam-diam berhenti. Tidak ngoyo untuk menyelesaikan sesuatu karena mereka merasa walaupun kesehatan mental mereka terganggu karena banyaknya tuntutan kerja, mereka tidak akan dapat balasan yang setimpal. Kenapa seperti itu ya? Padahal saya merasa menyelesaikan tugas dengan baik dan benar itu adalah cara agar kita bisa belajar dan berkembang. Walaupun pada akhirnya uang yang menjadi tolak ukur kesuksesan seseorang, tetapi apakah adil hanya karena uang kita tidak memberikan diri kita kesempatan untuk mencoba sesuatu?</p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhl3eZ69Yu-bMISrraAdEUAJlUpl-19s28eR1AHeaQGUenC1BrbbxMNnnRWRduIiHHBjIUlFJBb9jldjbb13nD75EKO_hb5KYfI8M6SKeandZDfLgTsZzG-i5KjRmX0_S3vyxP_HLBLqFAL6RdxxJhCogeZjepWwizzLMzlXaMuNNu1ALT5PhGlmCM/s653/o_19vdc4sfo1bus7p212m1d3ba4i.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="366" data-original-width="653" height="224" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhl3eZ69Yu-bMISrraAdEUAJlUpl-19s28eR1AHeaQGUenC1BrbbxMNnnRWRduIiHHBjIUlFJBb9jldjbb13nD75EKO_hb5KYfI8M6SKeandZDfLgTsZzG-i5KjRmX0_S3vyxP_HLBLqFAL6RdxxJhCogeZjepWwizzLMzlXaMuNNu1ALT5PhGlmCM/w400-h224/o_19vdc4sfo1bus7p212m1d3ba4i.jpg" title="Bayi belajar berjalan" width="400" /></a></div><p style="text-align: justify;">Memang sulit sekali tidak mengaitkan perkembangan dengan uang. Apalagi saat ini dengan mudahnya kita bisa pamer barang yang bisa kita beli di sosial media. Tapi berkembang dengan menerima tugas yang menantang, berhubungan dengan orang-orang yang baru, berhadapan dan ditegur keras oleh bos besar, selalu memberikan diri kita <i>sense fulfillment</i> yang kita butuhkan. </p><p style="text-align: justify;">Saya masih meyakini berkembang secara kemampuan adalah salah satu manfaat dari bekerja. Mendapatkan uang memang penting, tapi jika tidak dapat di tempat yang sekarang dan kita memiliki kapasitas lebih, kita bisa berpindah ke tempat lainnya. Kita bukan pohon ataupun penerima derma yang hanya bisa bekerja di satu perusahaan saja dan harus membalas budi. Mungkin untukmu berpindah bisa jadi cara untuk berkembang. Mungkin juga bertahan dan belajar lebih banyak lagi di satu tempat yang sama menjadi jalan lain untuk berkembang. Pilih saja, disesuaikan saja. Karena lagi-lagi saya bilang kalau kita bukan pohon, kita manusia. </p><p><br /></p><p style="text-align: right;">Depok, 19 Desember 2022</p>qeeyaaulia.blogspot.comhttp://www.blogger.com/profile/12034661857267904372noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3373051758850510853.post-83882273081610178712022-10-09T10:16:00.004+07:002022-10-09T10:16:43.229+07:00Masa Peralihan Akbar<p style="text-align: justify;">Semakin bertambah umur, semakin abstrak cara mengukur pencapaian kita. Dulu, apa sih yang menjadi indikator kita mencapai sesuatu? Nilai rapor. Mudah sekali dijawab, bukan? Orang tua dengan bangganya saling pamer rangking berapa anaknya di tahun semester ini. Tapi penilaian akan pentingnya nilai berhenti ketika kita lulus kuliah. Hasil nilai dari pendidikan terakhir kita ini seringkali menjadi gerbang pembuka kesempatan atau batu besar penghalang terhadap kesempatan baru. Jika beruntung, kita dapat pekerjaan yang bagus. Jika tidak, ya kita harus luntang lantung dan lebih jeli lagi mencari serta mengambil kesempatan. </p><p style="text-align: justify;">Masa bekerja dan berkeluarga bagi saya adalah masa peralihan akbar. Lebih banyak lagi hal yang dibandingkan satu sama lain. Oleh diri kita atau diri orang lain. Bekerja dimana, berapa gajinya, apa yang bisa dibeli (tak peduli itu hutang atau cash), berapa anaknya bahkan anaknya bisa apa saja juga dibanding-bandingkan. Padahal mengurusi hidup sendiri saja sudah menyusahkan, ini ditambah dengan membanding-bandingkan. </p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://i0.wp.com/feedsnitt.com/wp-content/uploads/2020/12/adulting1.jpg?fit=2339%2C1239&ssl=1" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="424" data-original-width="800" height="424" src="https://i0.wp.com/feedsnitt.com/wp-content/uploads/2020/12/adulting1.jpg?fit=2339%2C1239&ssl=1" width="800" /></a></div><br /><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Semakin dewasa, semakin beragam masalah yang dihadapi. Dari yang sederhana seperti bocor atap dimana-mana, galon dan gas yang habis, dsb. Hingga yang kompleks seperti kenaikan gaji dan pangkat, penyakit serius, kondisi keluarga yang karut marut, dsb. </p><p style="text-align: justify;">Tidak pernah ada pelatihan khusus tentang menjadi dewasa. Yang ada hanya pelatihan untuk topik-topik yang mendukung kehidupan menjadi dewasa. Tidak ada kurikulum pembelajaran yang menjadi patokan bagaimana menjadi orang dewasa yang benar. Yang ada hanya norma dan penilaian masyarakat yang bisa jadi benar, walaupun seringkali menjerumuskan. Menjadi dewasa adalah masa peralihan akbar. </p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Depok, 9 Oktober 2022</p>qeeyaaulia.blogspot.comhttp://www.blogger.com/profile/12034661857267904372noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3373051758850510853.post-17670905117217735612022-08-04T10:28:00.003+07:002022-10-09T10:59:19.142+07:00Membuat VISA Bisnis Swiss 2022<p>Alhamdulillah saya berkesempatan pergi ke luar negeri lagi setelah pandemi. Kali ini, perjalanan bisnis ke Swiss selama 7 hari! Gila! Gak kebayang saya bakalan bisa ke Swiss. Negara yang terkenal mahal dan keju serta cokelatnya itu!!! Saking excitednya, saya sampai siapkan berkas-berkas secepat kilat yang saya bisa dan itu menguntungkan karena di saat masa pandemi ini slot kosong untuk biometrik dan interview di VSF cenderung terbatas. </p><p><b>Dokumen yang diperlukan</b></p><p></p><ul style="text-align: left;"><li>Paspor yang masih berlaku min 6 bulan sebelum keberangkatan (Selama proses aplikasi visa paspor tidak dapat dipinjam)</li><li>Paspor lama (Bila ada)</li><li>Formulir aplikasi (bisa diakses<a href="https://www.vfsglobal.com/one-pager/switzerland/indonesia/english/#Business" target="_blank"> disini</a>)</li><li>Foto berwarna terbaru ukuran 3,5 x 4,5 cm sebanyak 2 lembar dengan latar belakang putih (fokus wajah 70%, hasil cetak digital tidak boleh hasil scan atau editan). Di depan kantor VFS ada jasa foto VISA.</li><li>Surat sponsor asli dari tempat bekerja yang menjelaskan, lama bekerja, gaji, jabatan, tujuan perjalanan dan menyatakan bahwa kita akan kembali lagi ke Indonesia setelah trip ke Swiss</li><li>Untuk kunjungan bisnis diperlukan surat undangan, boleh berupa hasil fax/scan (Sebelum dokumen disubmit ke kedutaan, surat undangan yang ditandatangani dari pihak pengundang harus dikirim melalui email langsung ke kedutaan Swiss jakarta.visa@eda.admin.ch , jakarta.cc@eda.admin.ch oleh pihak pengundang.</li><li>Asuransi perjalanan wisata dengan nilai perlindungan minimum EURO 30.000 atau setara</li><li>Surat referensi bank (biasanya bayar 50rb)</li><li>Fotocopy Rekening Koran atau tabungan 3 bulan terakhir yang sudah dilegalisir dan ditandatangani oleh pejabat bank (biasanya bayar sekian belas ribu per lembar)</li><li>Untuk kunjungan bisnis, rekening koran/ tabungan perusahaan 3 bulan terakhir harus dilampirkan</li><li>Slip gaji 3 bulan terakhir</li><li>Reservasi tiket perjalanan wisata</li><li>Reservasi hotel selama perjalanan (ini email konfirmasi dari hotelnya juga harus dilampirkan ya)</li><li>Fotocopy KTP/ untuk warga negara asing, harus melampirkan surat ijin tinggal di Indonesia (KITAS/KITAP)</li><li>Fotocopy Kartu Keluarga</li><li>Fotocopy Akte Lahir (Bila pemohon berusia di bawah 18 tahun)</li><li>Fotocopy Akte Nikah (Bila sudah menikah)</li><li>Fotocopy Kartu Pelajar/ Surat Keterangan Sekolah (Bila pemohon masih berstatus pelajar)</li><li>Fotocopy SIUP (Bila kunjungan bisnis)</li><li>Fotocopy TDP (Bila kunjungan bisnis)</li><li>Surat Izin Suami (Bila pemohon adalah wanita yang sudah menikah tanpa didampingi oleh suami pada saat berpergian)</li><li>Surat Izin Orang Tua (Bila pemohon masih berusia di bawah 18 tahun dan akan bepergian tanpa didampingi oleh kedua orang tuanya)</li></ul><p></p><p></p><div>Dokumen seperti akte lahir, KTP, dll tidak perlu ditranslate ya. SIUP dan TDP tidak perlu dibawa aslinya. Selain dokumen diatas, saya juga menyiapkan itinerary simple yang kalau ditanya saya bisa tunjukkan. </div><div><br /></div><div><b>Biaya pembuatan VISA</b></div><div><br /></div><div>Biaya pembuatannya beragam tergantung usia. </div><div><ul style="text-align: left;"><li><6 tahun : free</li><li>6-12 tahun : 650k IDR</li><li>>12 tahun : 1.3mio IDR</li></ul></div><div><br /></div><div><b>Biaya foto VISA di VFS</b></div><div><b><br /></b></div><div>Saat saya datang, fasilitas ini sedang error. Seingat saya, saya membayar sekitar 50k IDR. Yang dibutuhkan hanya 2 lembar foto 3X4 saja. Jadi tidak usah terlalu banyak buat fotonya ya. </div><div><b><br /></b></div><div><b><br /></b></div><div><b>Alur pembuatan VISA</b></div><div><br /></div><div>Pembuatan VISA saya dimudahkan oleh perusahaan karena diurus oleh travel agent. Jadi saya tinggal siapkan dokumen, datang tepat waktu dan nunggu paspor dengan VISA Schengen dikirim ke rumah. Tapi berikut rangkuman aktivitas alur pembuatan VISAnya: </div><div><ol style="text-align: left;"><li>Kunjungi website <a href="https://visa.vfsglobal.com/idn/en/che" target="_blank">VFS Global </a>untuk pembuatan VISA Schengen via Swiss dan buat akun disana.</li><li>Siapkan dokumen dan pastikan semuanya sesuai dengan listnya</li><li>Book jadwal untuk perekaman biometrik dan interview <a href="https://visa.vfsglobal.com/idn/en/che/book-an-appointment" target="_blank">disini</a>. </li><li>Datang di jadwal yang sudah ditentukan. Jangan lupa bawa uang untuk bayar permohonan pengajuan VISA, dokumen asli dan fotocopy.</li><li>Cek dan tunggu VISA kita selesai. Cek melalui akun VFS yang sudah kita buat sebelumnya</li></ol><div><br /></div></div><div><b>Batas minimum saldo untuk VISA Schengen</b></div><div><b><br /></b></div><div>Saya dapat informasi dari beberapa blog lain, kabarnya minimum saldo untuk apply VISA Schengen via Swiss adalah 100 CHF X jumlah hari tinggal. Tapi saya tidak tahu apakah itu masih valid karena saya mengajukan VISA Bisnis dan melampirkan rekening koran perusahaan dan rekening koran saya. Tapi untuk persiapan, mungkin teman-teman juga bisa jadikan hitungan tersebut sebagai patokan. </div><div><br /></div><div><b>Lama proses pembuatan VISA</b></div><div><b><br /></b></div><div>VISA saya dan suami selesai sekitar 10 hari kalender, padahal yang dijanjikan adalah 15 hari kerja. Rajin-rajin saja cek dan track status VISA kamu di website VFS. </div><div><br /></div><div><b>Do and don't</b></div><div><b><br /></b></div><div>Do : </div><div><ul style="text-align: left;"><li>HARUS BANGET datang 15 menit sebelum jadwalmu. Karena kalau lewat 15 menit, kamu harus ngajuin permohonan yang baru setelah 1 bulan. PR banget kan kalau bolak-balik</li><li>Bawa semua dokumen asli dan fotokopi yang lengkap</li><li>Berpakaian rapi</li><li>Boleh bawa minum</li><li>Ambil jadwal pagi, karena kl ambil jadwal siang cenderung molor dan lebih lama karena ngantri dengan antrian sebelumnya</li></ul><div>Don't:</div></div><div><ul style="text-align: left;"><li>Telat. BIG NO</li><li>Gak usah bawa laptop, karena semua barang harus dititipkan kecuali tas kecil dan map untuk dokumen. Untuk penitipan laptop dan tas besar ini lumayan loh kalau gak salah di 25k-50k IDR. </li></ul><div><br /></div></div><div>Paling itu saja informasi yang bisa saya bagikan. Semoga proses pembuatan VISAnya lancar jaya ya! Alps are waiting for you!</div><div><br /></div><div>#Switzerland #VISA #Schengen #BusinessVISA #VISASchengen #Swiss</div>qeeyaaulia.blogspot.comhttp://www.blogger.com/profile/12034661857267904372noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3373051758850510853.post-75655935251326594232022-08-01T10:17:00.003+07:002022-10-09T10:26:22.954+07:00My 1st Award<p style="text-align: justify;">Suatu pagi di hari Minggu pertengahan bulan Juli 2022, saya dapat email yang menginformasikan bahwa saya menang salah satu award paling prestisius di perusahaan. Saya menang award ini bukan karena sesuatu yang berkaitan dengan pekerjaan, tapi karena kontribusi terhadap masyarakat. Terdengar hebat ya? hahaha. Padahal kontribusinya cuma karena saya kirim surat ke embassy untuk dapat buku gratis di perpustakaan yang dulu saya dirikan untuk anak-anak sekitar rumah, karena saya pernah ngelakuin campaign anti bullying bareng teman-teman pas awal kerja dulu, karena saya pernah ngajar probono secara online ketika pandemi. Tapi ternyata hal-hal tersebut bisa membuat saya pergi ke Swiss bareng suami! Mantap bukan, bun? </p><p style="text-align: justify;">Ketika orang-orang merasa bangga karena mendapatkan award tersebut, saya malah minder karena saya rasa yang saya lakukan ya biasa saja. Katanya saya diajukan 2 kali untuk menang award ini. Sampai akhirnya komite di Asia Pasifik menyetujui dan disetujui juga oleh komite global bahkan Chairman. Tapi, tetap saya merasa minder. Hahaha. Mental post-kolonialism syndrom emang susah move on. </p><p style="text-align: justify;">Tapi akhirnya saya berangkat ke Swiss juga bersama suami dan ini salah satu fotonya :)</p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj4xzjF2yKXREXs5EJQfz3gABb2Y7FZ-qRuWVINkUAE9oy9q8gtEpp_9o-7hWwLwtmTs79FqpexxzJgt7UnBFN7SnMM9QUCFN3XHOTkqAOdbXcSL9-bkZjrTNEszWKFDEakgfTMc03EHouN_iTqNaqDw4i9r6p1hDCYy5X0qwEXS8FjGPy9niNMMDc/s5456/GIGI3319.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="3897" data-original-width="5456" height="458" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj4xzjF2yKXREXs5EJQfz3gABb2Y7FZ-qRuWVINkUAE9oy9q8gtEpp_9o-7hWwLwtmTs79FqpexxzJgt7UnBFN7SnMM9QUCFN3XHOTkqAOdbXcSL9-bkZjrTNEszWKFDEakgfTMc03EHouN_iTqNaqDw4i9r6p1hDCYy5X0qwEXS8FjGPy9niNMMDc/w640-h458/GIGI3319.JPG" width="640" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiN-LFfPJxbSNRAu4e_IyGpLoItNY2gjWGwP-PwnHfYFlqG8-ZvVOmB_Lb67rXywopkWUAPm0Ygp3BQSbh3gHFawOOJX_Set02CZPGFy6BwfkVA2YfFcZCGx8w6Gu16p1xhLf1TmrEWeK_Adt1_YStI1jhCNwdGz7XUqSHwfipoWWOq-aoGbM3BkOk/s6720/GIGI3975.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="4480" data-original-width="6720" height="426" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiN-LFfPJxbSNRAu4e_IyGpLoItNY2gjWGwP-PwnHfYFlqG8-ZvVOmB_Lb67rXywopkWUAPm0Ygp3BQSbh3gHFawOOJX_Set02CZPGFy6BwfkVA2YfFcZCGx8w6Gu16p1xhLf1TmrEWeK_Adt1_YStI1jhCNwdGz7XUqSHwfipoWWOq-aoGbM3BkOk/w640-h426/GIGI3975.JPG" width="640" /></a></div><br /><p style="text-align: justify;"><br /></p>qeeyaaulia.blogspot.comhttp://www.blogger.com/profile/12034661857267904372noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3373051758850510853.post-37064783821903663502021-10-22T22:44:00.001+07:002021-10-22T22:44:47.361+07:00Belajar JualanWah, udah lama banget ya gak corat coret disini. Kangen juga. <div><br></div><div>Sebagaimana judulnya, saya mau cerita tentang bagaimana akhirnya saya berjualan kembali. Ihiw. </div><div><br></div><div>Sedari kecil, saya memang diajarkan ibu untuk berdagang. Mulai dari jualan cokelat, kerupuk, gambar fotokopian, mukena, kerudung sampai sewa komik Doraemon dan Dragon Ball. Tapi selalu bangkrut karena uangnya saya pakai dan tidak ada lagi yang beli. Sebagai orang yang pemalu #ehem saya agak sulit untuk menawarkan barang dagangan. </div><div><br></div><div>Agustus 2021, saya kena Covid. Selama karantina mandiri di rumah, saya bosan. Akhirnya saya buka YouTube eh keluar video tentang import dari China. Entah kenapa daya tertarik karena adik ipar juga jualan alat masak import. </div><div><br></div><div>Saya coba buat daftar produk yang mungkin masih laris manis di pasaran. Mulai dari storage dari Korsel sampai masker. Absurd memang. Haha. </div><div><br></div><div>Tapi saya baru tahu ternyata kalau kita mau import masker, ya harus ada izin dari BPNB dan dari Kemenkes. Yah, males lah. Gimana kalau nanti disuruk ke Priok. Males banget. </div><div><br></div><div>Setelah googling sana sini dan hitung ini itu, akhirnya saya tidak jadi impor dari China. Sebagaimana sabda suami yang mengatakan kalau mau jualan kecil-kecilan, coba tes pasar dulu.</div><div><br></div><div>Suatu hari, entah ada angin apa, saya ketemu channel <a href="https://youtube.com/channel/UCVExqCw7hFJzg4jDrt4YnGg">Mas Sahlan. </a>Dia bahas end to end dropshipping. Baru kali itu saya jualan belajar dulu. Haha. Biasanya langsung tempur. </div><div><br></div><div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgdyxVEEiEEoiPfqJJcAXbV6rPrYIwBKB9dEXC2iubHMSSBFojP47Dtep8w-t-nAvMNuuX9crXfxoCvF-pujuda1TxJqctrXtb6nZSRe5heygPS8DjaxxeS5lKQg5F9ljlP-rORJCPc_KY/s1600/1634917477397596-0.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;">
<img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgdyxVEEiEEoiPfqJJcAXbV6rPrYIwBKB9dEXC2iubHMSSBFojP47Dtep8w-t-nAvMNuuX9crXfxoCvF-pujuda1TxJqctrXtb6nZSRe5heygPS8DjaxxeS5lKQg5F9ljlP-rORJCPc_KY/s1600/1634917477397596-0.png" width="400">
</a>
</div><br></div><div><br></div><div><br></div><div>Dari beliau saya jadi tertarik jualan online. Buka toko di marketplace. Setting ini itu. Rutin upload barang seminggu sekali dan berusaha cepat respon kalau ada konsumen yang tanya-tanya. Alhamdulillah masih bisa kehandle walau kerjaan sedang numpuk-numpuknya. </div><div><br></div><div>Awalnya olshop gak ada yang melirik. Lalu coba pakai ads. Traffic mulai berdatangan walaupun belum berbuah pesanan. Tak lama kemudian pesanan demi pesanan datang. Mayan lah. Jadi banyak belajar dan refleksi diri kalau saya terlalu rewel untuk ukuran konsumen yang beli 1-2 biji barang. Padahal konsumen saya ada yang beli 8 barang diem-diem bae. Tidak banyak ini itu.</div><div><br></div><div>Yeay, akhirnya jualan lagi dan yang beli bukan orang yang saya kenal sehari-hari. Bahkan, kayaknya belum ada yang tahu kecuali orang-orang terdekat saja. </div><div><br></div><div>Yuk yang masih ragu jualan, coba aja yuk. Siapa tahu bisa jadi alternatif aktivitas menjelang pensiun nanti. </div>qeeyaaulia.blogspot.comhttp://www.blogger.com/profile/12034661857267904372noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3373051758850510853.post-78094923292438060302020-12-29T08:26:00.000+07:002020-12-29T08:26:12.357+07:00Hanya Teori<p style="text-align: justify;">Dulu, orang hebat itu adalah orang-orang yang mengeluarkan teori. Teori psikoanalisa oleh Sigmund Freud, teori relativitas dari Einstein dan teori-teori lainnya. Makin kesini, mengutarakan teori dianggap sampah. Padahal membuat teori itu tidak mudah. Bayangkan saja proses berpikir dimana kita bisa sampai kepada kesimpulan lalu berasumsi dan membuat teori. Teori ini nantinya akan divalidasi melalui penelitian dan juga berbagai pembuktian. Belum lagi ketika teori baru itu bertolak belakang dengan teori lama yang banyak pendukungnya. Ah, membayangkannya saja sudah rumit, apalagi membuatnya. </p><p style="text-align: justify;">Sekarang, yang penting orang membuat karya nyata. Karya nyata yang biasanya berbentuk benda. Padahal teori dan membuat benda maupun karya sama-sama sulitnya. Sama-sama membutuhkan waktu yang lama. Sama-sama membutuhkan kita untuk berpikir secara mendalam dan menyusun bukti-bukti secara perlahan. </p><p style="text-align: justify;">Semakin lama orang akan semakin mudah mengungkapkan pendapatnya. Dimana salah dan benar selalu ada pendukung yang saling menyalahkan satu sama lain. Membuat perbedaan terlihat tak berarti dan harus diluruskan. Padahal, berbeda tak selalu salah. Bertolak belakang tak perlu saling menyerang.</p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://josephrdaniel.files.wordpress.com/2013/09/teori.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="450" data-original-width="800" height="225" src="https://josephrdaniel.files.wordpress.com/2013/09/teori.jpg" width="400" /></a></div><br /><p style="text-align: justify;">Teori terdengar seperti bukan karya, padahal ia adalah karya pikiran yang jarang dilakukan oleh orang sembarangan. Hanya orang-orang yang berkeyakinan kuat, memiliki rasa ingin tahu yang tinggi dan mampu untuk meluangkan waktunya untuk menyimpulkan apa yang ada dipikirannya.</p><p style="text-align: justify;">Banyak dari para pemikir sekarang dianggap selalu ada diatas menara gading. Tak tersentuh. Tak berkontribusi pada masa depan yang lebih baik. Padahal banyak perubahan didasari oleh pemikiran sederhana yang mendalam.</p><p style="text-align: justify;">Walau kini teori sering kali disandingkan dengan kata "hanya", tapi berteori membuat kita berpikir dan memproses fakta-fakta yang ada disekitar. Hanya teori, satu frasa yang diperuntukkan bagi <i>orang-orang yang ngomong doang, ngerjain kagak</i>. Membuat para cendikiawan terlihat mengambang dan tak ada di dunia nyata.</p><p style="text-align: justify;">Menurutku, teori bukan kata benda yang pantas disandingkan dengan hanya karena teori adalah bentuk karya yang mungkin saja sekarang terlihat tak nyata. </p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: right;">Bandung, 29 Desember 2020</p><p style="text-align: justify;"><br /></p>qeeyaaulia.blogspot.comhttp://www.blogger.com/profile/12034661857267904372noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3373051758850510853.post-9460744737299032482020-12-24T07:58:00.002+07:002022-10-09T10:27:26.903+07:00Cita-cita<p style="text-align: justify;">Dulu saat masih kecil sangat mudah menyebutkan cita-cita. Tidak pernah ada beban apa yang diucapkan harus sesuai dengan kenyataan. Menyebutkan cita-cita seperti menyebutkan makanan kesukaan. Mudah, lugas dan seringkali lebih dari satu. Saat kecil rasanya mungkin menjadi apapun. Orang tua cenderung selalu mendukung dan mengamini apa yang diucapkan. Bisa menyebutkan "ingin menjadi dokter" saja sudah membuat orang tua bangga. </p><p style="text-align: justify;">Tak pernah ada waktu untuk memikirkan dengan matang apa yang bisa kita sebut sebagai cita-cita. Hidup berjalan begitu saja. Ada yang dipaksa untuk menjadi profesi tertentu, ada yang berjalan mengikuti alur yang membawanya, ada juga yang kebingungan dan hilang arah, entah mau jadi apa kedepannya. </p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://s3.theasianparent.com/tap-assets-prod/wp-content/uploads/sites/24/2019/09/cita-cita-anak-4.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="447" data-original-width="800" height="447" src="https://s3.theasianparent.com/tap-assets-prod/wp-content/uploads/sites/24/2019/09/cita-cita-anak-4.jpg" width="800" /></a></div><br /><br /></div><p style="text-align: justify;">Cita-cita kita seringkali merupakan manifestasi dari cita-cita orang tua, begitupun orang tua kita, banyak dari mereka yang hidup untuk menghidupkan cita-cita dari kakek nenek kita. Ada yang sukarela mengikuti, ada juga yang memberontak dan melawan demi mengikuti kata hati. </p><p style="text-align: justify;">Saat menjadi dewasa, kita mulai sadar bahwa cita-cita tak semudah itu diucapkan. Akan ada runtutan pertanyaan yang menghadang apalagi jika tidak sesuai dengan harapan. </p><p style="text-align: justify;">Mengejar cita-cita juga kadang penuh zona abu-abu. Standar ketercapaiannya tidak jelas sepenuhnya. Setiap orang bisa mendefinisikan terpenuhinya cita-cita dengan macam-macam cara. Cita-cita pun bergeser dari profesi menjadi aktivitas nyata yang mudah dicapai sekejap mata. Dari mulai jalan-jalan ke luar negeri sampai makan apa hari ini. Cita-cita yang dulu terlihat agung, sekarang mengerdil dan semakin sederhana. </p><p style="text-align: justify;">Tapi seberapa penting sih cita-cita?</p><p style="text-align: justify;">Kata orang, gantungkan cita-cita setinggi langit. Jika jatuh, ia akan tersangkut di bintang-bintang. Tapi kenapa harus setinggi itu? Kenapa harus mencari ancang-ancang untuk jatuh?</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: right;">Bandung, 24 Desember 2020</p><p style="text-align: justify;"><br /></p>qeeyaaulia.blogspot.comhttp://www.blogger.com/profile/12034661857267904372noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3373051758850510853.post-12561979599230151402020-08-22T14:16:00.002+07:002020-08-22T14:16:25.240+07:00Drama VISA Schengen : Telat Masuk = Telat Datang = Pengajuan VISA BATAL<p style="text-align: justify;">Tahun 2019, saya kembali dapat kesempatan untuk ikut training di Aalst, Belgia. Disana ada kantor pusat untuk salah satu unit bisnis perusahaan tempat saya bekerja. Agar bisa ikut dalam pelatihan tersebut, saya harus mengurus VISA Schengen di kedutaan Belanda, karena tidak ada kedutaan Belgia di Indonesia. Ada banyak perbedaan dibandingkan dengan pengurusan VISA di tahun 2014.</p><p style="text-align: justify;">Di tahun 2014, saya harus datang ke kedutaan besar Belanda, sedangkan di tahun 2020, saya cukup datang ke kantor VFS di mal Kuningan City. Beberapa berkas juga berbeda. Kini, saya diminta untuk mempersiapkan terjemahan kartu keluarga dan KTP dalam Bahasa Inggris. Dulu gak ada syarat itu seingat saya. Saya juga diminta untuk menyediakan fotokopi paspor full, seingat saya dulu tidak perlu. Tapi entahlah, sudah 5 tahun berlalu saya jadi kurang ingat juga bagaimana pastinya. </p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://inm-baobab-prod-eu-west-1.s3.amazonaws.com/public/inm/iol/media/image/2019/12/18/39402875/germany-schengen-visa.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="450" data-original-width="768" src="https://inm-baobab-prod-eu-west-1.s3.amazonaws.com/public/inm/iol/media/image/2019/12/18/39402875/germany-schengen-visa.jpg" /></a></div><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;"><b>Tahapan pertama,</b> baiknya kamu mengunjungi lama VFS di <a href="https://www.vfsglobal.com/Netherlands/Indonesia/Bahasa/index.html">link ini</a>. Disana kamu harus mengisi formulir pengajuan visa. Jika sudah, akan ada daftar dokumen yang harus disiapkan olehmu. Jika ingin liburan, biasanya visa yang diajukan adalah visa jangka pendek, bisa single entry, bisa juga multiple entry.</p><p style="text-align: justify;"><b>Tahapan kedua, </b>mengatur janji temu untuk pengajuan visa. Di website VFS juga dapat dilakukan pembuatan janji temu, yang mana kita harus datang ke kantor VFS untuk menyerahkan berkas-berkas, wawancara, perekaman biometrik dan pembayaran visa. </p><p style="text-align: justify;">Di tahapan kedua inilah saya melakukan kesalahan (lagi). Cerita pembuatan visa saya sepertinya penuh dengan kebodohan saya yang terungkap. Kali ini, saya tidak melihat janji temu yang saya buat dengan seksama. Janji temu yang saya buat itu jam 11.00 WIB. Sedangkan saya mengira, memiliki janji temu di 11.30 WIB. Padahal saya sudah datang dari jam 10.00 WIB. Sial banget kan fufufufu. Peraturannya menyebutkan bahwa kalau kita telat 15 menit, maka kita dianggap tidak datang dan pengajuan janji temu dibatalkan. Artinya, saya tidak bisa mengajukan visa di hari itu dan harus menunggu 2 minggu lagi. Gimana? </p><p style="text-align: justify;">Setelah berdebat dengan security dan saya meyakinkan dia bahwa saya ada di depan kantor mereka selama menunggu, saya tetap tidak diperkenankan masuk kantor di hari itu. So sad :(</p><p style="text-align: justify;">Sampai akhirnya saya diminta bertemu dengan salah satu pegawai VFS yang handle pengajuan VIP. Beliau menjelaskan kalau mau tetap mengajukan di hari tersebut, maka saya bisa mengambil slot setelah jam 2 siang, jika slot pembuatan visa masih ada (ya pasti ada wong saya gak jadi masuk karena telat -_-). Untuk mengambil slot tersebut, kita harus menambah biaya sekian ratus ribu. Saya lupa pastinya. Kita juga bisa mendaftar menjadi pengurusan VIP dengan lounge terpisah dan tidak ngantri, tapi harus bayar lagi sekian juta.</p><p style="text-align: justify;">Saya yang bimbang langsung menelepon atasan saya minta kebijakan beliau. Beliau sarankan untuk mengambil slot diatas jam 2 siang karena kantor saya tidak jauh (di Sudirman), jadi saya bisa pulang ke kantor dulu.</p><p style="text-align: justify;">Saya kembali lagi ke KunCit jam 13.30 WIB dan diminta si bapak pegawai tadi untuk foto dulu karena saya juga lupa belum menyiapkan foto. HAHAHA.</p><p style="text-align: justify;"><img border="0" data-original-height="477" data-original-width="640" src="https://indonesia.go.id/assets/img/content_image/1564472296_Paspor_Indonesia.jpg" style="text-align: left;" /></p><p style="text-align: justify;">Setelah memenuhi janji temu saya dan pemeriksaan berkas sudah dilakukan, saya bisa pulang dan memantau progress visa melalui SMS dan juga website VFS. Kurang lebih sekitar 3-5 hari visa sudah bisa diambil. </p><p style="text-align: justify;"><b>Tahapan ketiga, </b>mengambil paspor yang sudah ditempeli visa. Saya kembali datang ke kantor VFS untuk mengambil paspor dan visa. Jika sudah diambil, artinya tahanya pembuatan visa sudah selesai!</p><p style="text-align: justify;">Ada beberapa tips yang saya mau sarankan untukmu: </p><p></p><ol style="text-align: left;"><li style="text-align: justify;">Periksa berkas yang diwajibkan untuk dibawa beberapa kali, baiknya kamu gunakan ceklis yang ada di formulir aplikasi visa sebagai acuan</li><li style="text-align: justify;">Siapkan beberapa copy dokumen, karena meskipun tidak diminta di dalam list, tapi ada beberapa dokumen yang tiba-tiba diminta rangkapannya oleh petugas. </li><li style="text-align: justify;">Pastikan jam janji temu sesuai dan jangan telat lebih dari 15 menit ya!</li><li style="text-align: justify;">Siapkan uang cash untuk membayar visa. Mereka tidak menerima pembayaran menggunakan kartu. Biayanya bisa di cek di VFS</li><li style="text-align: justify;">Pastikan foto yang kamu bawa 80% muka. Kamu bisa foto di VFS, biayanya sekitar 50-60rb </li></ol><div style="text-align: justify;">Karena Covid-19, banyak perjalanan yang terbatalkan. Negara-negara Eropa juga masih belum membuka penerbangan dan kunjungan dari wisatawan Indonesia. Walaupun demikian, semoga tulisan ini bisa membantu saat kamu bisa jalan-jalan lagi ke Eropa. Stay safe ya! </div><p></p><p><br /></p><p style="text-align: right;">Jakarta, 22 Agustus 2020</p><p><br /></p>qeeyaaulia.blogspot.comhttp://www.blogger.com/profile/12034661857267904372noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3373051758850510853.post-21188955058921673212020-07-11T21:55:00.001+07:002020-07-11T21:55:34.317+07:00Berkembang<br />
Di awal pertama kali bekerja, saya selalu berpikir bahwa berkembang itu hanya tentang skill. Bertambahnya kemampuan, koneksi dan keterampilan dalam melakukan sesuatu. Suatu hari saya dikirim ke luar negeri untuk training. Ketika saya pulang, rasanya cukup terkejut kalau banyak orang beranggapan gaji saya akan naik drastis. Padahal, bertambahnya skill, belum tentu bisa menambah pemasukan (walaupun idealnya demikian).<br />
<br />
Hidup semakin lama semakin sulit, adik saya bertambah lagi yang kuliah. Jadi penghasilan yang disisihkan untuk keluarga lebih banyak lagi, sedangkan pemasukan masih segitu-gitu saja. Lalu saya bertemu dengan beberapa rekan kerja yang setiap harinya selalu mengeluhkan tentang gaji. Sialnya, saya terkontaminasi. Setiap hari jadi merutuk. Setiap hari serasa semakin membusuk.<br />
<br />
Hingga suatu saat, saya merasa tidak nyaman dengan diri saya sendiri. What's wrong with me?<br />
<br />
Rasanya ada yang salah dari apa yang saya pikirkan tentang berkembang dan gaji. Saya rasa saya bukan pohon yang terus menerus merutuk tapi tidak bisa mengubah apa yang saya ubah. Lalu saya mencoba mencari pekerjaan lain. Datanglah hari itu, hari dimana saya dapat offering dari perusahaan lain. Kenaikannya cukup signifikan, 40% dari gaji yang sekarang. Pastinya penawaran tersebut juga plus minus ya. Ada yang kurang, ada juga yang lebih. Saya mengajukan resign. Tapi atasan saya melakukan counter offer dan menurut saya itu menarik. Menarik karena selain gaji saya naik, saya juga akan dilibatkan dalam berbagai project di lokal maupun regional, sesuatu yang saya pernah saya dapatkan dulu namun berhenti beberapa saat.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://jobsforeditors.com/blog/wp-content/uploads/2018/04/proofreader-salary.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="400" data-original-width="600" height="266" src="https://jobsforeditors.com/blog/wp-content/uploads/2018/04/proofreader-salary.jpg" width="400" /></a></div>
<br />
<br />
Lalu saya pindah lokasi kerja ke Jakarta. Tidak ada rekan-rekan yang setiap hari saya dengar misuh-misuh karena merasa gajinya terlalu lusuh. Hidup saya lebih tenang. Walaupun saya tahu apa yang saya dapatkan sekarang dibawah standar Jakarta pada umumnya. Tapi saya merasa lebih bersyukur. Entah karena gaji yang menurut saya sudah cukup (walaupun tidak besar) atau karena saya sekarang seatap dengan suami atau karena saya tak mendengar keluh kesah yang membuat saya resah. Saya tidak tahu alasannya.<br />
<br />
Pindahnya saya ke Jakarta, diiringi dengan banyaknya perubahan organisasi di kantor di Bandung di kemudian hari. Banyak orang yang di-counter offer, dipromosikan dan juga diperluas area kerjanya. Rata-rata orang-orang tersebut adalah orang yang saya kenal dan tak segan bercerita bahkan bertengkar. Sejak pergantian role dan tentunya besaran nominal gaji yang mereka dapatkan, mereka cenderung lebih menerima perusahaan dengan baik. Kasarnya, mereka jadi tidak lagi misuh-misuh karena gaji yang lusuh. Ah, mungkin gaji memang mempengaruhi sikap seseorang kepada perusahaan.<br />
<br />
Tapi agak berbeda dengan suami saya. Ia misuh-misuh bukan karena gajinya lusuh, tapi karena ia merasa semakin bodoh. Ia merasa bahwa dirinya selalu mengerjakan hal-hal yang sama dan tidak berkembang secara keterampilan. Kami merasa bahwa uang yang ia dapatkan dari pekerjaan cukup untuk kehidupan kami, tapi pekerjaannya tidak bisa memenuhi 'kehausannya' dalam menerima tantangan, kesulitan dan perkembangan cara berpikir. Over-rewarded, mungkin itu bahasa kerennya. Suami saya mencari pekerjaan lagi dengan tujuan keterampilan dan kemahirannya bertambah. Ia takut jika dengan ketimpangan yang terjadi antara pendapatan dan keterampilan tersebut membuatnya tidak kompetitif di kemudian hari. Menarik juga.<br />
<br />
Satu sisi saya 'besar' dalam kondisi kerja dimana orang-orang merasa skill mereka mumpuni dan berbanding negatif dengan pemasukan yang mereka terima. Di sisi lain orang terdekat saya malah merasa pemasukannya lebih besar daripada pekerjaan dan skill yang dibutuhkan untuk pekerjaan tersebut. Keduanya sama-sama tak puas. Keduanya sama-sama misuh-misuh.<br />
<br />
Lalu saya berasumsi bahwa berkembang bukan saja dari segi keterampilan, tapi juga pendapatan. Namun bukan hanya pendapatan, tapi juga keterampilan. Saat ini saya merasa pendapatan saya setara dengan keterampilan. Tidak besar, tidak kecil. Cukup saja. Tapi apa serunya jika tidak berkembang?<br />
<br />
Dibandingkan terus berharap gaji naik dengan skill yang tetap sama, akhirnya saya memutuskan untuk mengembangkan skill saya terlebih dahulu agar lebih laku di pasar kerja. Siapa tahu kan kapan-kapan bisa jadi karyawan dari reputable companies? Who knows!<br />
<br />
Jakarta, 11 Juli 2020qeeyaaulia.blogspot.comhttp://www.blogger.com/profile/12034661857267904372noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3373051758850510853.post-47344168833278540272020-06-11T22:28:00.000+07:002020-07-11T22:29:46.944+07:00Siklus Rekrutmen & Seleksi<br />
Sebagai seorang Rekruter, seringkali keluarga saya bingung dengan pekerjaan yang saya lakukan.<br />
<br />
"Teh, ai kerjaan teteh teh apa?" tanya adik saya.<br />
"Ya, banyak," jawab saya singkat.<br />
"Iya ngapain aja itu teh?" tanyanya lagi.<br />
"Nyeleksi orang yang mau masuk kerja salah satunya," jawab saya berharap tak ada pertanyaan lagi.<br />
"Wah, enak dong. Kan yang mau kerja banyak. Tinggal pilih. Udah deh selesai kerjaannya," komentarnya.<br />
<br />
Matamu enak.<br />
<br />
Buat kamu-kamu yang tidak pernah terbayang kerjaan Rekruter, mari sini saya ceritakan sedikit. Siklus rekrutmen dimulai jika ada permintaan atau kebutuhan penambahan orang di perusahaan. Bisa saja penambahan orang, bisa juga penggantian. Tidak semua orang yang meminta penambahan pekerja itu benar-benar tahu apa yang mereka inginkan.<br />
<br />
"Ki, cari yang pinter ya," pinta seorang atasan.<br />
"Pinter itu definisinya gimana, bu?" tanya saya.<br />
"Yang cerdas gitu. Ada inisiatifnya. Gak diam saja kalau ada masalah. Aktif bertanya kalau mereka gak tahu. Berani salah." jawabnya panjang lebar.<br />
"Emm..bu, itu bukan pinter. Itu inisiatif, problem solver, communicative and willing to learn new things," celetuk saya.<br />
"Ah, sama aja!"<br />
<br />
Bayangkan orang seperti ini gak cuma satu dua, sayangku. Banyak yang minta klasifikasi A, dikasih yg A- gak mau, dikasih A+ ketinggian expected salarynya. Pusing akutu.<br />
<br />
Setelah adanya permintaan dari atasan, lalu saya mempublikasikan lowongan. Dalam satu lowongan, bisa jadi ada 1000 orang yang mendaftar. Saya gak bohong, Ferguso. Ada seribu orang yang daftar. Bahkan ada yang nembus 1 lowongan 2500 aplikasi. Gak kebayang sih sama perusahaan sekelas Unilever, Google, dll. Berapa banyak aplikasi yang masuk ke mereka setiap harinya. Bisa-bisa mabok oe kalo handle sendiri. Haha.<br />
<br />
Itu baru pelamar, belum yang shortlisted atau terpilih dari tampilan CV yang mereka miliki. Lalu belum lagi pelamar titipan dari lingkungan sekitar. Ada titipan Pak RT lah, titipan Pak Lurah lah, titipan manager PT sebelah lah, titipan Disnaker lah, titipan anu, itu dan sebagainya.<br />
<br />
Saya pernah di SMS oleh Pak RT sekitar pabrik saat ada kandidat yang ditolak karena tidak sesuai dengan kualifikasinya.<br />
<br />
"SALAM. SAYA KETUA RT 001 DARI DS. XXX TEMPAT DIMANA PABRIK ANDA BERDIRI. KENAPA XXX TIDAK LOLOS SELEKSI? ANDA ITU HARUS SADAR KALAU ANDA PENDATANG! HATI-HATI YA ANDA!"<br />
<br />
Gak persis gitu sih SMSnya, tapi ya kurang lebih begitu. Lalu teman saya ada yang didatengin ke kontrakan dan ditawari besaran sejumlah uang untuk meloloskan salah satu kandidat. Tindakan yang sangat melukai sisi integritas yang kami pegang teguh-teguh. Tapi itulah yang terjadi.<br />
<br />
Dari sekian banyak kandidat itu, saya sortir berdasarkan apa yang mereka tampilkan di CV. Itulah sebabnya CV yang baik dan jelas itu penting. Gak harus alay atau heboh desain segala rupa. Yang penting jelas isinya. Jelas apa yang dikerjakannya dan bisa ditemukan kesamaannya dengan apa yang kita butuhkan di perusahaan. Kalau gak diminta portofolio ya gak usah ngemodal banyak-banyak untuk bikin portofolio fisik. Nanti malah ngutruk udah modal gede-gede kok gak diterima. Cari cara melamar kerja yang membutuhkan sedikit modal awal seperti kertas, amplop, fotokopi, foto, dll.<br />
<br />
Setelah ditemukan calon-calon yang berpotensi, maka dilakukan beberapa verifikasi dengan interview, tes, dll. Kalau benar-benar cocok dan sesuai dengan budaya perusahaan, keterampilan yang dimiliki dan SELERA DARI HIRING MANAGER (posisi yang menjadi atasan orang yang akan bekerja), maka lanjut ke tahapan offering.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://2e8ram2s1li74atce18qz5y1-wpengine.netdna-ssl.com/wp-content/uploads/2019/09/image-2.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="313" data-original-width="313" src="https://2e8ram2s1li74atce18qz5y1-wpengine.netdna-ssl.com/wp-content/uploads/2019/09/image-2.png" /></a></div>
<br />
<br />
Sebagai gambaran, tahapan interview itu bisa saja lebih dari 2x. Oleh karena itu waktu rekrutmen untuk 1 posisi kisarannya sekitar 1 bulan-3 bulan dan tak terhingga (kalau gak nemu-nemu kandidat). Dari 1000 pelamar tadi, hanya 2-5 orang yang bisa lanjut sampai ke interview final. Dan hanya 1 orang saja yang diterima oleh perusahaan.<br />
<br />
Persaingan lolos rekrutmen dan seleksi di perusahaan itu memang seperti persaingan para sperma menuju indung telur. Banyak yang berguguran. Banyak yang tidak bisa menembus dinding indung telur dengan sempurna. Bahkan, sebagaimana jabang bayi, ada juga yang keguguran atau gugur di masa percobaan atau kontrak pertama karena satu dan lain hal.<br />
<br />
Itu baru 1 posisi ya, bayangkan kalau ada 10 posisi yang muncul secara bersamaan. Tiada hari tanpa interview dan tiada hari tanpa diteror kandidat maupun atasan. Sialnya, walaupun sudah sekuat tenaga mencari kandidat yang cocok, atasan seringkali dengan mudah bilang, "those candidates are rubbish." dan kandidat dengan mudah bilang, "Apaan sih HR perusahaan ini, pas butuhnya aja gercep. Giliran gak diterima kok gak ada kabar." Padahal di awal interview sudah disampaikan kalau 14 hari tidak ada undangan ke tahapan selanjutnya artinya tidak lanjut proses seleksinya alias tidak terpilih.<br />
<br />
Ah, rupa-rupa lah cerita rekrutmen dan seleksi mah. Tapi dari sekian banyak interview, ada juga interview yang menurut saya menyenangkan. Yaitu saat bertemu dengan kandidat-kandidat yang mudah beradaptasi, punya ide inovasi dan perubahan yang unik dan cerita-cerita mereka tentang bagaimana mereka menyelesaikan sebuah masalah. Banyak sekali kandidat yang sangat rendah hati walaupun sudah memiliki pengalaman puluhan tahun lamanya. Banyak juga yang dengan lembutnya menolak undangan untuk melamar dengan bahasa yang sopan walaupun beliau-beliau sudah ada di level senior manager. Mengingatkan saya tentang cara untuk menerapkan ilmu padi dimana tetap merendah ketika berisi.<br />
<br />
Singkat cerita, siklus rekrutmen dan seleksi itu unik untuk setiap posisi. Ada posisi yang cepat sekali terisinya. Ada juga yang puluhan purnama gak keisi-keisi juga. Silkus rekrutmen itu dimulai dengan siklus saling memohon: kandidat memohon untuk dipanggil seleksi, rekruter memohon pada hiring manager untuk memilih salah satu dari sekian banyak kandidat yang diajukan, hiring manager memohon pada rekruter untuk meminta kandidat lain sebagai pembanding. Lalu diakhiri dengan siklus kelegaan: kandidat lega karena akhirnya lolos seleksi dan pindah kerja, rekruter lega karena akhirnya satu posisi bisa terisi, dan hiring manager lega karena beban kerjanya akan berkurang dan dibantu lagi oleh seseorang.<br />
<br />
Tapi sialnya akhir rekrutmen tidak selalu menyenangkan. Ada kandidat yang menolak masuk kerja di hari pertama. Ada juga perubahan organisasi secara tiba-tiba. Ada kandidat yang bertahan tapi ternyata kinerjanya tidak memuaskan. Ada kandidat yang hanya bertahan beberapa bulan lalu cabut lagi untuk kerjaan lainnya.<br />
<br />
Intinya, rekrutmen & seleksi itu ibarat cerita tanpa ending story. Kita tidak bisa tahu apa yang akan terjadi kedepannya. Jadi, apa enak jadi rekruter? Emmm...Mayan lah~<br />
<br />
<br />
<br />
<br />qeeyaaulia.blogspot.comhttp://www.blogger.com/profile/12034661857267904372noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3373051758850510853.post-81887476346474774642020-05-18T09:32:00.002+07:002020-05-18T09:32:32.451+07:00Menjadi Tua<br />
Menjadi tua artinya pernah menjadi muda. Pernah bergelora dengan idealisme menjadikan Indonesia lebih baik lagi. Pernah tanpa takut menggugat keputusan-keputusan yang diputuskan oleh satu pihak, baik diputuskan oleh kampus, orang tua bahkan atasan sendiri. Hingga akhirnya kita menjadi tua. Kita kemudian sadar bahwa hal-hal yang dulu kita lakukan sungguh kekanak-kanakan.<br />
<br />
Menjadi tua bagi wanita menumbuhkan banyak standar yang tiba-tiba harus dipenuhi mereka satu persatu. Sebagai gadis muda, standar usia pernikahan menjadi tolak ukurnya. Sebagai pengantin baru, standar memiliki anak dianggap lumrah saja. Sebagai ibu muda, standar anak gemuk, sehat, suka makan dan berkembang pesat sudah dianggap wajar. Sebagai wanita bekerja, standar kantor dan terpenuhinya kebutuhan keluarga menjadi standar ganda yang tak bisa dielakkan satu dan lainnya. Belum lagi tuntutan untuk terlihat tetap cantik, bersih dan menarik. Sibuk sekali hidup menjadi wanita.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://gurusekolah.co.id/wp-content/uploads/2019/08/Pertumbuhan-Dan-Perkembangan-Manusia.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="292" data-original-width="489" height="191" src="https://gurusekolah.co.id/wp-content/uploads/2019/08/Pertumbuhan-Dan-Perkembangan-Manusia.jpg" width="320" /></a></div>
<br />
<br />
Sedangkan laki-laki jarang sekali dituntut untuk menjadi imam yang benar. Jika mereka selingkuh, bukan sikap brengsek mereka yang disalahkan. Istrinya yang disalahkan. Istrinya dipertanyakan atas kemampuannya menjaga keluarga dan merawat suami. Jika para suami tidak bisa ngaji dan mengimami sholat, istrinya diminta maklum dan diajak belajar bersama. Jika suaminya tidak bisa bekerja, istrinya yang bekerja harus tetap melakukan aktivitas rumah tangga. Bahkan jika suaminya ada keterbatasan pada sistem reproduksinya, banyak suami yang menjadi lebih brengsek lagi daripada biasanya. Padahal, jika para istri yang seperti itu, para suami dengan mudah meminta izin nikah lagi demi mendapatkan keturunan. Sungguh, menakutkan.<br />
<br />
Menjadi tua membuat saya sadar bahwa banyak hal yang saya pikir membosankan saat kecil adalah hal yang menyenangkan di masa dewasa dan masa tua. Seringkali saya merindukan bermain tanpa keluar uang. Berlomba menjadi rangking 1 di kelas. Ikut banyak acara khusus anak-anak. Sibuk ikut les selepas jam sekolah. Jalan kaki jauh dan menamai perjalan itu dengan petualangan, padahal hanya beli jajanan di warung yang lebih jauh daripada biasanya. Menjadi tua membuat saya merindukan masa-masa kecil saya.<br />
<br />
Menjadi tua juga membuat saya menerima beban tambahan sebagai anak yang harus berbakti kepada kedua orang tua. Disebut berbakti banyak definisinya, salah satunya adalah membantu tercapainya mimpi pendidikan adik-adik dan memberikan bantuan finansial kepada orang tua. Banyak orang tua yang tidak ingin melihat anak perempuannya bekerja. Padahal banyak dari anak perempuan itu tidak pernah mampu menjual sesuatu dengan baik. Banyak pula dari anak perempuan itu menjaga semangat hidupnya tetap menyala dengan menyalurkan perhatian dan waktu pada pekerjaannya. Banyak dari anak perempuan itu ingin terus bisa memberi kepada orang tua mereka. Tapi seringkali wanita yang bekerja dianggap hina. Mereka dianggap mengabaikan keluarga. Saat mereka mendapatkan promosi, seringkali mereka terima omongan nyinyir dari wanita lainnya. Dukungan tak pernah cukup untuk perempuan yang bekerja. Karena itu, menjadi tua membuat saya tahu bahwa saya harus mampu menyemangati diri saya sendiri.<br />
<br />
<br />
<div style="text-align: right;">
Jakarta, 18 Mei 2020</div>
qeeyaaulia.blogspot.comhttp://www.blogger.com/profile/12034661857267904372noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3373051758850510853.post-12193238302014642962020-04-23T08:00:00.000+07:002020-04-23T08:00:13.658+07:00Spoiler : Reply 1988 <br />
<blockquote class="tr_bq" style="text-align: justify;">
<i><span style="background-color: white; color: #222222; font-family: sans-serif; font-size: 14px;"><b>Reply 1988</b></span><span style="background-color: white; color: #222222; font-family: sans-serif; font-size: 14px;"> (</span><a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Korea" style="background: none rgb(255, 255, 255); color: #0b0080; font-family: sans-serif; font-size: 14px; text-decoration-line: none;" title="Bahasa Korea">Hangul</a><span style="background-color: white; color: #222222; font-family: sans-serif; font-size: 14px;">: </span><span lang="ko-Hang" style="background-color: white; color: #222222; font-family: sans-serif; font-size: 14px;">응답하라 1988</span><span style="background-color: white; color: #222222; font-family: sans-serif; font-size: 14px;">; </span><a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Alih_Aksara_Korea_yang_Disempurnakan" style="background: none rgb(255, 255, 255); color: #0b0080; font-family: sans-serif; font-size: 14px; text-decoration-line: none;" title="Alih Aksara Korea yang Disempurnakan">RR</a><span style="background-color: white; color: #222222; font-family: sans-serif; font-size: 14px;">: </span><span style="background-color: white; color: #222222; font-family: sans-serif; font-size: 14px;"><span lang="ko-Latn" title="Korea-language transliteration">Eungdabhara 1988</span></span><span style="background-color: white; color: #222222; font-family: sans-serif; font-size: 14px;">) adalah </span><a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Drama_Korea" style="background: none rgb(255, 255, 255); color: #0b0080; font-family: sans-serif; font-size: 14px; text-decoration-line: none;" title="Drama Korea">serial televisi</a><span style="background-color: white; color: #222222; font-family: sans-serif; font-size: 14px;"> </span><a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Korea_Selatan" style="background: none rgb(255, 255, 255); color: #0b0080; font-family: sans-serif; font-size: 14px; text-decoration-line: none;" title="Korea Selatan">Korea Selatan</a><span style="background-color: white; color: #222222; font-family: sans-serif; font-size: 14px;"> tahun 2015 yang dibintangi oleh </span><a class="mw-redirect" href="https://id.wikipedia.org/wiki/Lee_Hyeri" style="background: none rgb(255, 255, 255); color: #0b0080; font-family: sans-serif; font-size: 14px; text-decoration-line: none;" title="Lee Hyeri">Lee Hyeri</a><span style="background-color: white; color: #222222; font-family: sans-serif; font-size: 14px;">, </span><a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Park_Bo-gum" style="background: none rgb(255, 255, 255); color: #0b0080; font-family: sans-serif; font-size: 14px; text-decoration-line: none;" title="Park Bo-gum">Park Bo-gum</a><span style="background-color: white; color: #222222; font-family: sans-serif; font-size: 14px;">, </span><a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Ryu_Jun-yeol" style="background: none rgb(255, 255, 255); color: #0b0080; font-family: sans-serif; font-size: 14px; text-decoration-line: none;" title="Ryu Jun-yeol">Ryu Jun-yeol</a><span style="background-color: white; color: #222222; font-family: sans-serif; font-size: 14px;">, </span><a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Go_Kyung-pyo" style="background: none rgb(255, 255, 255); color: #0b0080; font-family: sans-serif; font-size: 14px; text-decoration-line: none;" title="Go Kyung-pyo">Go Kyung-pyo</a><span style="background-color: white; color: #222222; font-family: sans-serif; font-size: 14px;">, dan Lee Dong-hwi.</span><sup class="reference" id="cite_ref-1" style="background-color: white; color: #222222; font-family: sans-serif; font-size: 11.2px; line-height: 1; unicode-bidi: isolate; white-space: nowrap;"><a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Reply_1988#cite_note-1" style="background: none; color: #0b0080; text-decoration-line: none;">[1]</a></sup><sup class="reference" id="cite_ref-2" style="background-color: white; color: #222222; font-family: sans-serif; font-size: 11.2px; line-height: 1; unicode-bidi: isolate; white-space: nowrap;"><a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Reply_1988#cite_note-2" style="background: none; color: #0b0080; text-decoration-line: none;">[2]</a></sup><span style="background-color: white; color: #222222; font-family: sans-serif; font-size: 14px;"> Drama ini adalah drama yang menghangatkan hati yang berlatar belakang pada tahun 1988, tentang lima keluarga yang hidup di lingkungan yang sama di </span><a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Distrik_Dobong" style="background: none rgb(255, 255, 255); color: #0b0080; font-family: sans-serif; font-size: 14px; text-decoration-line: none;" title="Distrik Dobong">Distrik Dobong</a><span style="background-color: white; color: #222222; font-family: sans-serif; font-size: 14px;">, </span><a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Seoul" style="background: none rgb(255, 255, 255); color: #0b0080; font-family: sans-serif; font-size: 14px; text-decoration-line: none;" title="Seoul">Seoul</a><span style="background-color: white; color: #222222; font-family: sans-serif; font-size: 14px;"> Utara.</span><sup class="reference" id="cite_ref-3" style="background-color: white; color: #222222; font-family: sans-serif; font-size: 11.2px; line-height: 1; unicode-bidi: isolate; white-space: nowrap;"><a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Reply_1988#cite_note-3" style="background: none; color: #0b0080; text-decoration-line: none;">[3]</a></sup><span style="background-color: white; color: #222222; font-family: sans-serif; font-size: 14px;"> Menurut sutradara Shin Won-ho, tema "suami misteri" lainnya termasuk, seperti pendahulu-pendahulunya </span><span style="background-color: white; color: #222222; font-family: sans-serif; font-size: 14px;"><a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Reply_1997" style="background: none; color: #0b0080; text-decoration-line: none;" title="Reply 1997">Reply 1997</a></span><span style="background-color: white; color: #222222; font-family: sans-serif; font-size: 14px;"> dan </span><span style="background-color: white; color: #222222; font-family: sans-serif; font-size: 14px;"><a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Reply_1994" style="background: none; color: #0b0080; text-decoration-line: none;" title="Reply 1994">Reply 1994</a></span><span style="background-color: white; color: #222222; font-family: sans-serif; font-size: 14px;">.</span><sup class="reference" id="cite_ref-4" style="background-color: white; color: #222222; font-family: sans-serif; font-size: 11.2px; line-height: 1; unicode-bidi: isolate; white-space: nowrap;"><a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Reply_1988#cite_note-4" style="background: none; color: #0b0080; text-decoration-line: none;">[4]</a></sup><span style="background-color: white; color: #222222; font-family: sans-serif; font-size: 14px;"> </span><span style="background-color: white; color: #222222; font-family: sans-serif; font-size: 14px;">Three Families Under One Roof</span><span style="background-color: white; color: #222222; font-family: sans-serif; font-size: 14px;">, yang diputar dari tahun 1986 hingga 1994 di </span><a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Munhwa_Broadcasting_Corporation" style="background: none rgb(255, 255, 255); color: #0b0080; font-family: sans-serif; font-size: 14px; text-decoration-line: none;" title="Munhwa Broadcasting Corporation">MBC</a><span style="background-color: white; color: #222222; font-family: sans-serif; font-size: 14px;">, menginspirasi drama ini.</span><sup class="reference" id="cite_ref-5" style="background-color: white; color: #222222; font-family: sans-serif; font-size: 11.2px; line-height: 1; unicode-bidi: isolate; white-space: nowrap;"><a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Reply_1988#cite_note-5" style="background: none; color: #0b0080; text-decoration-line: none;">[5]</a></sup></i></blockquote>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Itulah kurang lebih kutipan dari Wikipedia tentang serial drama Korea Selatan berjudul Reply 1988. Drama tentang kehidupan 5 keluarga di Ssangmundong, Seoul, Korea Selatan. Dari 5 keluarga itu, ada 5 orang anak yang menjadi sahabat dari kecil hingga dewasa. Tapi drama ini bercerita kehidupan mereka saat SMA kelas 2 di tahun 1988. Film diawali dengan penjelasan 5 orang pemeran utama yang saling bersahabat dan tempat mereka tinggal. Mereka itu adalah Deok Soon, Choi Taek, Jung Hwan, Sun Woo, dan Dong Ryong.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Saat itu, di Korea Selatan pendidikan menengah pertama dan menengah atas (SMP & SMA) dipisahkan antara sekolah laki-laki dan perempuan. Di episode-episode awal banyak menceritakan tentang aktivitas sehari-hari mereka di rumah maupun di sekolah masing-masing. Selayaknya remaja pada umumnya, Jung Hwan, Sun Woo dan Dong Ryong bermain sepak bola, bolos untuk nonton film di bioskop dan kenakalan ala remaja lainnya. Sedangkan Deok Soon diceritakan sebagai anak gadis yang bodoh dan malas belajar. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ketika mereka berada di rumah, mereka selalu berkumpul di kamar Choi Taek, seorang pemain Go muda yang terkenal. Di mata mereka, kamar Taek adalah basecamp ternyaman dan teraman karena ayah Taek tidak pernah usil masuk ke kamarnya dan cenderung tidak pernah marah-marah seperti kebanyakan orang tua yang ada di drama ini. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Durasi setiap episodenya cenderung panjang: 1 jam 30 menit dan ada 20 episode. Mabok kan nontonnya wkwkwk. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pada setiap episode selalu ada yang berbeda. Di Episode 1, cerita yang diangkat adalah cerita dimana Deok Soon selalu disisihkan karena ia anak perempuan kedua di keluarga. Kakaknya Sung Bo Ra adalah gadis yang sangat pintar dan bisa diandalkan. Adiknya, Sung No Eul adalah satu-satunya anak lelaki di keluarga. Deok Soon tidak pernah ingin ulang tahunnya dirayakan bersamaan dengan ulang tahun Bo Ra, tapi orang tuanya tidak punya cukup uang untuk merayakan ulang tahun mereka berdua secara terpisah. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/d/d8/TVN's_Reply_1988_(%EC%9D%91%EB%8B%B5%ED%95%98%EB%9D%BC_1988)_poster.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="599" data-original-width="423" height="400" src="https://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/d/d8/TVN's_Reply_1988_(%EC%9D%91%EB%8B%B5%ED%95%98%EB%9D%BC_1988)_poster.jpg" width="281" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i>Reply 1988</i></td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dalam satu episode, cerita lucu, menegangkan, mengesalkan dan membuat haru selalu jadi satu. Bila di drama lain kita sudah tahu apa yang akan terjadi di 15 menit terakhir sebuah episode, di drama ini tidak demikian. Selalu ada yang bisa berubah, tiba-tiba muncul atau menghilang dalam setiap episodenya. Di drama ini, semua orang disana sepertinya menjadi tokoh utama karena kisah hidup mereka diceritakan dengan perlahan satu persatu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Seperti drama seri Reply lainnya, di Reply 1988 juga kita akan menebak-nebak siapakah suami sang pemeran utama wanita. Dalam seri Reply 1988, kita harus mencocokkan ciri-ciri suami Deok Soon dengan ciri-ciri yang muncul sedikit demi sedikit dalam setiap episode. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Jika saya diminta untuk merekomendasikan drama KorSel oleh teman, saya akan merekomendasikan Reply 1988 untuk ditonton. Walaupun pilihan suami saya untuk Deok Soon meleset, tapi saya dan suami tetap baper nonton seri drama Reply 1988. Dari 1-10, saya beri nilai 9.5!</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
qeeyaaulia.blogspot.comhttp://www.blogger.com/profile/12034661857267904372noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3373051758850510853.post-41727821534878689592020-04-22T17:40:00.000+07:002020-04-22T17:40:26.985+07:00Review : Kim Ji-Yeong Lahir Tahun 1982<br />
<div style="text-align: justify;">
Menjadi ibu rumah tangga bukanlah mimpi Kim Ji Yeong, seorang wanita muda kelahiran 1982. Buku yang akhirnya diangkat menjadi film ini kerap kali menuai kritik dari warga Korea Selatan tapi memanen banyak penghargaan di luar negeri. Film ini bercerita tentang sesosok wanita bernama Kim Ji-Yeong dan diskriminasi yang dialaminya dari kecil hingga dewasa. Namun ternyata film dan buku agak berbeda menceritakan kisah Ji Yeong secara mendalam. Di buku, semua konflik yang mendasari kejadian dan cara bersikap Ji Yeong cenderung lebih mendetail dan berkaitan. Sedangkan di dalam film, Kim Ji-Yeong terlihat nelangsa dan sengsara bila mengingat kejadian demi kejadian yang ia alami di masa muda. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Bahkan, film dan buku memiliki akhir cerita berbeda. Jika di dalam film Ji-Yeong berakhir bahagia, tidak dengan di dalam buku. Di dalam buku akhir cerita seperti menyimpulkan cerita itu sendiri, apalagi kalimat terakhir dari Psikolog yang merawat Ji Yeong. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://ebooks.gramedia.com/ebook-covers/50020/image_highres/ID_KJY2019MTH11JY.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="800" data-original-width="540" height="320" src="https://ebooks.gramedia.com/ebook-covers/50020/image_highres/ID_KJY2019MTH11JY.jpg" width="215" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i>Kim Ji Yeong Lahir Tahun 1982</i></td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Di dalam buku ini saya merasa penulis sedang membandingkan ketahanan mental dari ibu dan anak. Ibu Ji-Yeong bukanlah wanita yang datang dari keluarga berada. Ia kerja keras membanting tulang untuk menyekolahkan anak laki-laki di keluarganya. Tapi semua keberhasilan anak laki-laki tidak pernah disematkan pada Ibu Ji-Yeong. Peran wanita seakan diabaikan disana. Beruntung, Ibu Ji-Yeong kuat mentalnya. Ia bisa menghadapi semua kesulitan yang ia hadapi dengan lapang dada dan berani mengungkapkan pendapat maupun perasaannya kepada suaminya (ayah Ji-Yeong). Berbeda dengan Ji-Yeong yang cenderung selalu merasa tertindas dan tak berdaya. Ji-Yeong tidak memiliki 'kekuatan mental' seperti ibunya. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Secara plot, buku ini menarik karena menceritakan dengan gamblang kondisi Korea Selatan di era tahun 80-an. Tapi cara penyampaian kisahnya menurut saya kurang menarik. Sangat naratif dan terlalu banyak fakta-fakta yang seakan dipaksakan untuk dijelaskan di dalam cerita. Hal ini membuat saya merasa sedang membaca esai bukan karangan non-fiksi. Namun, sisi informatif ini juga berguna bagi saya yang tidak tahu bagaimana kondisi pada saat itu di Korea Selatan sana.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dari pemilihan kata, karena novel ini adalah novel terjemahan, diksi yang digunakan tidak terlalu menarik bahkan cenderung biasa-biasa saja. Namun memang membaca buku terjemahan seringkali membuat 'rasa'nya berbeda. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Walaupun masih ada kekurangannya, buku ini cukup dapat dijadikan referensi untuk memahami setitik budaya Korea Selatan dari sudut pandang kesetaraan gender. Penulisnya Cho Nam-Joo adalah sarjana Sosiologi dari Universitas Wanita Ewha, jadi cara Nam-Joo menerangkan setiap tokohnya sedikit banyak menceritakan latar belakang keilmuan sosial yang ia miliki. Dari 1-10, saya rasa buku ini ada di nilai 7. Review ini saya akhiri dengan kutipan ucapan dari Ibu Kim Ji Yeong yang sedang mengomeli suaminya. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<blockquote class="tr_bq" style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #181818; font-family: "merriweather" , "georgia" , serif; font-size: 14px; text-align: left;"><i>"Tak bisakah kau berhenti mengoceh tentang bantuan? Kau membantu dalam urusan rumah tangga, membantu membesarkan anak, membantu urusan pekerjaanku. Memangnya rumah ini bukan rumahmu? Memangnya keluarga ini bukan keluargamu? Anak ini bukan anakmu?" (Mi Sook - Ibu Kim Ji-Yeong)</i></span></blockquote>
qeeyaaulia.blogspot.comhttp://www.blogger.com/profile/12034661857267904372noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3373051758850510853.post-66913043764992266222020-04-15T18:02:00.003+07:002020-04-22T17:17:42.388+07:00Review- Little Women (2019)<blockquote class="tr_bq">
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; font-family: "arial";"><br /></span></div>
<span style="background: none 0px 0px repeat scroll rgb(255 , 255 , 255); border: 0px none; box-sizing: border-box; font-family: "arial"; font-size: 16px; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px; text-align: center;"></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="background: none 0px 0px repeat scroll rgb(255 , 255 , 255); border: 0px none; box-sizing: border-box; font-family: "arial"; font-size: 16px; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px; text-align: center;">"Women, they have minds, and they have souls, as well as just hearts. And theyve got ambition, and theyve got talent, as well as just beauty. Im so sick of people saying that love is just all a woman is fit for. Im so sick of it!" (Jo March)</span></div>
<span style="background: none 0px 0px repeat scroll rgb(255 , 255 , 255); border: 0px none; box-sizing: border-box; font-family: "arial"; font-size: 16px; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px; text-align: center;">
</span></blockquote>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Menjadi wanita selalu tidak mudah, entah itu di jaman dahulu atau jaman serba maju seperti sekarang ini. Wanita selalu identik dengan kecantikan. Ambisi, keterampilan dan kepuasan jiwa seringkali berkonotasi jika disandingkan dengan wanita. Wanita seringkali dirasa 'hanya pantas' untuk hal-hal yang berbau keluarga, anak-anak, suami, dan cinta pada lelaki. Itulah yang dirasakan oleh Jo March, anak kedua dari empat bersaudara yang ada di film ini. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Film ini bercerita tentang kehidupan Meg, Jo, Amy dan Beth yang beranjak dewasa. Mereka dibesarkan oleh orang tua yang sangat peduli kepada sesama dan memiliki ibu yang berpikiran luas. Mereka berempat adalah pribadi yang hangat dan akrab satu sama lain. Meskipun hubungan Jo dan Amy tidak terlalu baik, tapi secara keseluruhan hubungan emosional empat orang kakak beradik itu sangatlah kuat.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://topcareer.id/wp-content/uploads/2020/02/little-women-fb-750x460.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="460" data-original-width="750" height="245" src="https://topcareer.id/wp-content/uploads/2020/02/little-women-fb-750x460.jpg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i>Little Women (2019)</i></td></tr>
</tbody></table>
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Cerita Meg banyak diisi dengan pesta-pesta dansa yang diikutinya untuk mencari jodoh. Cerita Jo penuh dengan ambisinya menjadi berbeda dan kreatif. Tak lupa cerita kedekatannya dengan Laurie, tetangga kaya yang menawan. Kisah Amy penuh dengan keinginannya menjadi kaya dan memiliki kehidupan yang berbeda dari kondisinya sekarang. Sedangkan Beth hanya berkisar kesukaannya terhadap musik, kepeduliannya terhadap sesama dan kondisi tubuhnya yang selalu tak baik. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ini bukan hanya drama keluarga, tapi juga percintaan masa dewasa awal yang amat menawan. Ending yang ciamik dan tidak bisa diprediksi sebelumnya membuat saya ikut patah hati. Percakapan antar pemerannya serasa mengalir dan natural. Baju-baju yang digunakan sangatlah cantik dan memperlihatkan perbedaan kelas ekonomi yang jelas.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
Meskipun cerita tentang Jo lebih dominan dibandingkan cerita saudaranya yang lain, tapi saya puas dengan penampilan Saoirse Ronan di film ini. Awalnya memang agak khawatir karena saya kurang suka dengan film Lady Bird yang dibintangi olehnya, tapi akhirnya saya menyukai Saoirse dibandingkan Emma Watson yang tidak menonjol dalam film ini. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kalau kamu punya waktu senggang dan ingin nonton drama tapi tidak menye-menye, sepertinya film ini bisa jadi salah satu pilihan. </div>
qeeyaaulia.blogspot.comhttp://www.blogger.com/profile/12034661857267904372noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3373051758850510853.post-53703297118416630172020-04-04T15:36:00.004+07:002020-04-04T15:43:06.846+07:00Spoiler - Money Heist<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
I hate serials. Gue males ketagihan karena merasa ada yang kurang kalau nonton gak sampai selesai. Tapi setiap kali ada kesempatan minta rekomendasi film apa yang perlu gue tonton dari temen-temen, selalu keluar beberapa judul serial. Entah itu serial Korsel, Jepang, Amerika, dll. Kali ini, karena suami gue ada paket Netflix yang bisa dipake barengan, gue coba nonton salah satu serial dari Spanyol: Money Heist. Yes, filmnya tentang pencurian uang di Percetakan Uang Negara Spanyol. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Menariknya, setelah nonton 4 sesi, gue baru tau kalau serial ini adalah serial yang gagal di Spanyol. Rating MH melonjak di episode pertama, menurun dan terus menurun hingga episode terakhir di sesi kedua. Akhirnya, serial ini harus gulung tikar dan berakhir. Berakhir dengan bahagia tentunya :)</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tiba-tiba, Netflix datang ke tim MH dan menawarkan film tersebut tampil di Netflix. Film itu muncul di katalog film-film Netflix tanpa promosi. Tidak seperti serial Kingdom 2 yang selalu muncul iklannya setiap gue nonton youtube. MH muncul dalam senyap.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tak lama setelah rilis, para pemain MH dibanjiri followers baru di Instagram. Tiba-tiba akun mereka naik jumlah followersnya dalam sekejap. Lalu Netflix meminta mereka untuk 'merampok' lagi. Sesi 3 dan 4 muncul dan dunia mulai gila serial Spanyol bernama Money Heist. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ceritanya lumayan unik. Alurnya cenderung lambat. Film yang menyatukan genre laga dan romantis. Penuh penjelasan atas setiap tahapannya. Film ini tentang sekumpulan rampok yang dipimpin oleh Profesor. Pria misterius yang tidak diketahui latar belakangnya. Ia mengajak orang-orang dengan skill tertentu dan ia latih selama 5 bulan di sebuah rumah di pedesaan Spanyol. Profesor menjelaskan setiap langkah yang harus mereka lakukan. Ia juga membekali pengetahuan hal-hal penting yang terkait dengan aksi mereka. Para perampok ini mempelajari banyak hal, mulai dari ilmu dunia kedokteran, hukum dan tentunya ilmu yang bisa membantu kejahatan mereka. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sejujurnya secara tekstual, mereka tidak mencuri uang di percetakan uang negara, mereka 'hanya' memproduksi uang mereka sendiri secara ilegal. Semua ini didalangi oleh Profesor dan dieksekusi oleh kelompok bernama kota: Tokyo, Rio, Moscow, Denver, Helsinki, Oslo, Nairobi dan Berlin. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhaTV4vASpnNZcrdQ6J3hMCPdjlwOa7ExE-DIDq_02wjncG4ltcVSo5aV1WYgu4y-6Zn9U8vypznuFNzUs2TXOdeNeUKonqTIUFA8FClVjI_uF17mhdqvu4m1Act1fZ5UHc9Sd8oma_6mI/s1600/money+hest.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="494" data-original-width="894" height="220" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhaTV4vASpnNZcrdQ6J3hMCPdjlwOa7ExE-DIDq_02wjncG4ltcVSo5aV1WYgu4y-6Zn9U8vypznuFNzUs2TXOdeNeUKonqTIUFA8FClVjI_uF17mhdqvu4m1Act1fZ5UHc9Sd8oma_6mI/s400/money+hest.jpg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i>Money Heist</i></td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
Sebagaimana film romantis dari barat, film ini sarat dengan adegan intim, mesra dan lenguhan-lenguhan wanita. Entah apa yang ada dipikiran para perampok itu, kok sempet lagi rampok malah ML. Padahal dalam ketentuan perampokan mereka, ada sebuah protokol: tidak boleh saling mengetahui kehidupan pribadi satu sama lain dan tidak boleh ada hubungan emosional antar perampok. Tapi apa boleh dikata, Profesor juga memakan ucapannya sendiri. Ia jatuh cinta pada Inspektur Raquel Murillo, seorang negosiator dari kepolisian yang baru cerai dari suaminya karena kasus KDRT. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Banyak hal tidak sesuai dengan rencana awal. Hubungan emosional merusak semua rencana yang tidak boleh ada improvisasinya. Tapi mereka bisa membereskan itu semua. Dengan kabur melalui terowongan yang menyambungkan bank dan hangar Profesor, semua uang yang mereka curi bisa diselamatkan. Sayang disayang, ada beberapa anggota yang nantinya meninggal.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Itu baru cerita tentang sesi 1 dan 2 dari serial Money Heist. Sesi 3 dan 4 beda lagi. Mereka melakukan pencurian untuk sebuah misi: menyelamatkan salah satu anggota geng rampok yang disiksa oleh pemerintah Spanyol. Akan ada banyak nama kota atau personel tambahan di sesi 3 dan 4. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Menurut gue, dari 1-10, MH ada di level 8.5 walaupun gue sangat terganggu dengan adegan-adegan erotis selama film. Tapi masih untung sih, banyak obrolan yang tidak penting saat scene bercinta dilakukan. Jadi masih aman untuk di skip. Karena Netflix tidak menyediakan fitur menaikan kecepatan fram film, jadi ya harus rutin klik 10 detik forward untuk mempercepat scene-scene yang terlalu melankolis, dramatis dan menjemukan. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dibalik kesuksesan serial Spanyol ini, Money Heist menimbulkan dilema. Ada beberapa aksi kejahatan di Spanyol diinspirasi oleh film ini. Ada perampokan bank, perampokan atm, dll. Simbol-simbol yang digunakan dalam film ini pun laris di pasaran. Topeng dali, wearpack merah serta lagu Bella Ciao seringkali dijadikan simbol perlawanan di berbagai negara di dunia. Hal ini menarik, karena ternyata banyak orang menghayati resistensi atau perlawanan sebagai wujud perilaku yang ideal. Padahal, belum tentu begitu. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Menonton MH membuat saya berpikir, jika saya punya uang 1juta Euro, akan saya belikan apa ya? Ada usul?</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
qeeyaaulia.blogspot.comhttp://www.blogger.com/profile/12034661857267904372noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3373051758850510853.post-54435078187409180632020-03-30T17:58:00.000+07:002020-03-30T17:58:02.752+07:00Bandung-Bali-Lombok via Darat (Part 2)<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>29 Desember 2019</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><br /></b></div>
<div style="text-align: justify;">
Sehari sebelumnya, secara impulsif saya, suami dan Nana memutuskan untuk pergi ke Lombok menggunakan pesawat karena mobil terlalu penuh untuk perjalanan panjang Bali-Lombok. Baby Mecca ikut serta dalam mobil, jadi kami pikir akan lebih lowong isi mobil jika kami bertiga bisa berangkat terlebih dahulu. Tiket pesawat Bali-Lombok cukup murah, sekitar 300rb/orang. Katanya, kalau tidak mendadak bisa dapat 400rb PP Bali-Lombok. Kami menggunakan maskapai Wings Air. Ini kali kedua saya menggunakan pesawat ATR. Deg-degan poll. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sebelum pergi ke bandara, kami memutuskan untuk main dulu ke Pura Luhur Uluwatu. Biaya masuknya 25k/orang untuk turis domestik. Saran saya, untuk main ke tempat wisata ini kalau bisa datang di sore hari atau pagi hari. Disana cukup terik dan membuat pusing saking panasnya. Tapi pemandangan dari atas tebing luar biasa indah sekali. Setiap orang yang masuk ke dalam Pura harus menggunakan kain dan dianjurkan untuk melepas semua barang yang menggantung termasuk kacamata. Ditakutkan barang tersebut di ambil oleh monyet yang tinggal disana. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kami disana hanya sekitar 45 menit lalu buru-buru pergi ke bandara dan terbang ke Lombok. Sedangkan keluarga yang lain menuju Pelabuhan Padang Bai untuk berlayar ke Pelabuhan Lembar, Lombok. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sesampainya di Lombok, kami langsung menuju ke vila yang ada di Sengigi, Lombok. Dengan menggunakan taksi bandara dengan harga 200k. Saya lupa mencatat nomor bapak taksinya. Tapi kalau mau naik taksi, tinggal keluar dari bandara dan menyebrang sedikit. Nanti banyak marketing taksi di sebelah kanan yang menawarkan jasanya. Sedangkan biaya menyebrang dari Padang Bai ke Lembar adalah sebesar 917rb/mobil (tidak bayar lagi perorangan) untuk 4-6 jam pelayaran (tergantung cuaca). </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://a0.muscache.com/im/pictures/a15f0f15-5b2f-444f-8d24-2d50d7660b20.jpg?aki_policy=x_large" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="534" data-original-width="800" height="213" src="https://a0.muscache.com/im/pictures/a15f0f15-5b2f-444f-8d24-2d50d7660b20.jpg?aki_policy=x_large" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">The Haven - Senggigi</td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
Untuk vilanya kami booking <a href="https://www.airbnb.co.id/rooms/24412478?location=Senggigi%2C%20West%20Lombok%20Regency%2C%20West%20Nusa%20Tenggara%2C%20Indonesia&adults=6&source_impression_id=p3_1585477243_bhjk0Dnxxa5fm6A1" target="_blank">disini</a> dengan harga 45 USD/malam. Fasilitasnya lumayan bagus. ada 2 kamar tidur lengkap dengan AC dan kamar mandinya. Ada area lesehan dengan kasur single tambahan. Ada juga sofa bed, tv xiaomi smart tv, wifi, dapur dengan isi kompor listrik, water heater pot, rice cooker, kulkas dan alat makan. Pastinya, ada kolam renangnya juga dong. Haha. Kalau mau ke pantai Senggigi yang tidak dirawat, bisa dengan berjalan kaki. Tapi kalau mau area yang bagus ya perlu menggunakan mobil. Sayangnya, vila ini tidak menyediakan water dispenser. Untung saja ada Indomaret terdekat yang bisa meminjamkan galon tersebut.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Hari pertama kami di Lombok, langsung mencoba Ayam Taliwang dan Pecak Kangkung khas Lombok. Enaaaaakkk. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Rombongan yang menggunakan mobil baru sampai rumah jam 12 malam karena mereka mampir dulu untuk pesta duren. Oh ya, selama perjalanan Bali-Lombok di hari itu, kami isi bensin 1x full tank.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>30 Desember 2019</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><br /></b></div>
<div style="text-align: justify;">
Hari kedua di Lombok kami tujukan untuk snorkeling. Setelah riset dari berbagai sumber, snorkeling di area Gili Kedis, Nanggu dan Sudak lebih sepi dibandingkan dengan Gili Trawangan, dll. Selain itu harganya lebih murah juga. Untuk 1 perahu berisi 11 orang (bayi tidak dihitung) harganya cuma 350rb SEPUASNYA. Saya ulangi yaa SEPUASNYA. Selain itu, sewa alat snorkeling hanya dihargai 50rb/orang. Kalau mau beli roti untuk mengundang para ikan yang berenang itu, kamu bisa beli roti di warung sekitar sebelum berlayar. Harganya 10rb/bungkus roti tawar yang isinya banyak itu. Oh ya, ada biaya retribusi setiap pulau sebesar 50rb/perahu. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kami mengawali agenda snorkeling di Gili Nanggu. Perahu akan parkir ke pulau dan kita bisa mulai snorkeling dari pinggir pantai. Ikan disana besar-besar dan warna warni. Seru banget!</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEil_wFgQjZ4QMUM_D1okXCFdzHnFbYe7E0AySmy7w3TK1xK0yewKTwPO5sOAV6JntIzQxQx9lUXbLgp5bdbJuur4R2gDmJ2xLp1nd2XPBdW7FXwTNdQ6yYq-DQNLgUoFqeCgDJMMfcqAfQ/s1600/Capture3.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="414" data-original-width="699" height="236" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEil_wFgQjZ4QMUM_D1okXCFdzHnFbYe7E0AySmy7w3TK1xK0yewKTwPO5sOAV6JntIzQxQx9lUXbLgp5bdbJuur4R2gDmJ2xLp1nd2XPBdW7FXwTNdQ6yYq-DQNLgUoFqeCgDJMMfcqAfQ/s400/Capture3.JPG" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i>Auliya Family di Gili Nanggu</i></td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
Setelah 1 jam berada di Gili Nanggu, kami memutuskan pindah ke Gili Kedis. Ikannya lebih kecil-kecil tapi tetap asyik untuk snorkeling. Terakhir saya snorkeling itu ke Pulau Harapan, dan saya gak bisa menikmatinya karena sibuk ketakutan wkwkwkwk. Sekarang, sudah mulai terbiasa kaki tidak napak di pasir. Kami segera pindah karena hujan mulai turun. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kami mampir ke Gili Sudak untuk makan disana. Seperti halnya di tempat wisata, biaya makan melambung cukup tinggi. Kurang lebih makan siang kami berharga 700rb-an.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Bagi teman-teman yang mau sewa perahu, bisa kontak Mas Izer (+62 878-6402-4686) ya. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Setelah puas berenang, kami pulang ke vila. Kami mampir untuk beli ikan bakar yang berjajar di pinggir jalan. Kami beli juga Pecak Kangkung yang enak itu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>31 Desember 2019</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><br /></b></div>
<div style="text-align: justify;">
Hari terakhir kami di Lombok, kami menuju Gili Trawangan. Di Gili Trawangan, mobil kami masuk ke parkiran pelabuhan Bangsal. Lalu kami mencari kantor pembelian tiket yang letaknya sungguh tidak strategis. Tempat wisata se-terkenal ini pengaturannya masih jelek. Kalau tidak salah harganya 17-25rb per orang. Saya lupa tepatnya berapa. Tiket yang kami dapat ada warnanya. Jadi nanti orang-orang harus menunggu petugas memanggil warna tiket mereka. Saat itu kami dapat tiket warna biru. Setelah menunggu sekitar 45 menit. Akhirnya kami dipanggil untuk masuk ke perahu. Perjalanan memakan waktu kurang lebih sekitar 1 jam. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sesampainya di Gili Trawangan, kami berpencar. Ada yang minum kopi di kedai pinggir jalan, ada yang sewa sepeda. Saya termasuk orang yang menyewa sepeda. Harga sewa 1 jam adalah 50rb dan sehari 100rb. Karena kami tidak akan lama disana, jadi saya sewa untuk 1 jam.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Setelah transaksi dilakukan, saya baru ingat ternyata saya gak bisa mengendarai sepeda di tempat ramai. WKWKWKWKWKW. Kebodohan yang sangat haqiqi. Akhirnya saya berbagi sepeda dengan adik saya yang lainnya. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjbAPMnR53-VLdEppNfvktWTGXhzJ82v3ge8Yt5gLCHfZ-Snl4SF28YflZ-lm0Jg07PDSHFzCtKlSUuY9BS6OECXEdLslGU0inPgG31yh7lJE5AoLvU-UnsPtpLta-5zN3E6VInRotLKfg/s1600/Capture4.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="688" data-original-width="631" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjbAPMnR53-VLdEppNfvktWTGXhzJ82v3ge8Yt5gLCHfZ-Snl4SF28YflZ-lm0Jg07PDSHFzCtKlSUuY9BS6OECXEdLslGU0inPgG31yh7lJE5AoLvU-UnsPtpLta-5zN3E6VInRotLKfg/s320/Capture4.JPG" width="293" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i>Sepedaan di Gili Trawangan</i></td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
Tak lama setelah kecapekan bersepeda (padahal cuma dibonceng), kami memutuskan untuk pulang kembali ke vila karena langit mulai mendung. Harga tiket pulang dari Gili Trawangan sama dengan harga tiket berangkat. Bedanya, di harga tiket berangkat, ada biaya retribusi pulau sebesar 7rb (kl saya tidak salah ingat). Intinya, riset saya tentang harga tiket ke Gili Trawangan itu salah besar. Saat saya kesana, tidak perlu menaiki Cidomo atau dokar untuk sampai ke Pelabuhan Bangsal. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sesampainya di pelabuhan Bangsal, kami jajan sempol ayam dulu dan langsung pergi ke vila. Setelah mengambil barang-barang yang kami tinggal di pos security, kami pergi ke bandara untuk berpisah. Selama di Lombok, kami hanya mengisi bensin 2x full tank karena tempat yang kami kunjungi tidak banyak. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Penutup</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><br /></b></div>
<div style="text-align: justify;">
Awalnya, saya merencanakan perjalanan dengan sangat padat. Bahkan 4-5 tempat dalam sehari. Nyatanya, Bali sangat macet dan jalan kecilpun ada lampu merah. Membuat kami malas untuk bepergian jauh-jauh dan ke banyak tempat. Perjalanan darat yang panjang dan berdempetan membuat mood kami buruk. Selain karena rombongan besar itu sangat sulit diatur, tapi juga banyak konflik yang terjadi selama perjalanan. Mudah-mudahan nanti ketika perjalanan umroh keluarga kami lebih sabar lagi menghadapi satu sama lain. Amin. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Biaya total yang saya hitung dengan banyaknya tempat itu sekitar 15jtan (12jt perjalanan & 3jtan untuk penginapan) untuk trip 7 hari (25 Des-1 Jan) dan 11 orang peserta perjalanan. Kami mencoba menghemat dengan masak sendiri dan membawa bahan makanan sendiri. Sepertinya semua total pengeluaran tidak sebesar yang dianggarkan di awal. Tapi saya tidak menghitung detail karena sempat terpisah dan memilih moda transportasi yang berbeda di perjalanan pulang. Selain itu banyak hal yang tidak sesuai dengan rencana. Tiba-tiba beli tiket pesawat ke Lombok, tiba-tiba gak jadi berkunjung ke tempat A, B, C, D, dst. Jadi, mudah-mudahan biaya yang saya sampaikan di setiap bagiannya bisa membantu ya.<br />
<br />
Akhir kata, kalau mau coba lihat itinerary yang saya buat, bisa <a href="https://drive.google.com/open?id=1w5rEUxHCnivfR5arg1eHLKP9B5NpKAfv" target="_blank">klik disini</a> ya. Semoga membantu dan selamat jalan-jalan!</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
qeeyaaulia.blogspot.comhttp://www.blogger.com/profile/12034661857267904372noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3373051758850510853.post-46115569195993733502020-03-29T17:03:00.001+07:002020-03-29T18:15:27.753+07:00Bandung-Bali-Lombok via Darat (Part 1)<br />
<div style="text-align: justify;">
Perjalanan ke Bali dan Lombok via darat ini memang perjalanan yang sangat amat impulsif, tapi memberikan kenangan cukup indah bagi saya dan keluarga. Bayangkan, 9 orang dewasa, 2 anak remaja dan 1 bayi menggunakan 1 mobil APV tahun 2008! Nekat dan terlalu ambisius ya kayaknya. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Saat pergi ke Bali, kami berpencar. 3 orang menggunakan pesawat dan sisanya menggunakan mobil. Anak bayi dan orang tuanya pergi ke Bali menggunakan pesawat. Sedangkan sisanya empet-empet-an di dalam mobil. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>26 Desember 2019</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kami berangkat dari Bandung jam 05.00 WIB dengan isi mobil 9 orang dan barang-barang. Duksek pisan kalau bahasa baratnya mah. Tapi karena memang niatnya liburan, ya berangkat masih happy lah ya. Kami menggunakan jalan tol dari Majalengka hingga Surabaya. Kami juga berhenti beberapa kali di beberapa rest area dan beberapa daerah. Mulai dari beli tahu sumedang di Sumedang, berhenti di Semarang, Ngawi, Surabaya, dan Situbondo. Melewati seramnya hutan Banyuwangi dan akhirnya menyebrang ke Pulau Bali. Total perjalanan sekitar 30 jam. Kami berhenti di salah satu masjid di Bali untuk tidur sejenak dan sarapan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Biaya tol Bandung-Bali sekitar 900rb, untuk bensinnya kalau tidak salah sekitar 5x isi full tank. Biaya menyebrang dari Banyuwangi ke Bali adalah 159rb/mobil (tidak bayar lagi perorangnya) untuk 45 menit pelayaran.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>27 Desember 2019</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><br /></b></div>
<div style="text-align: justify;">
Sampai di Bali, kami langsung menuju vila yang kami pesan. Harganya murah 31 USD/malam. Fasilitasnya 3 kamar tidur dengan kamar mandi di dalam, AC, 2 handuk dan alat mandi. Selain itu ada dapur, kolam renang pribadi dan Wi-Fi. Isi dapurnya juga lengkap. Ada microwave, rice cooker, kulkas, kompor dan alat makan lainnya. Bahkan mereka nyediain minyak goreng, garam dan penyedap rasa. Entah sisa tamu sebelumnya atau bukan. Hahaha. Ada TV kabel, tempat parkir yang luas dan ruang tamu yang mayan oke. Untuk saya dan sekeluarga sih, oke banget. Walaupun ada kurang-kurangnya, tapi tidak menutup semua kelebihannya. Buat yang mau cek, mungkin bisa coba klik <a href="https://t.co/3jEN7kGvJJ?ssr=true" target="_blank">link ini</a> atau kontak Mas Yoga (+62 812-3657-8156). Atau kamu bisa cari dengan kata kunci "Peaceful 3 bedroom house in sanur (private pool)."</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Hari pertama di Bali, kami terjebak macet parah dan panjang. Selain itu, saat kami datang adalah hari baik dimana upacara kematian dan pernikahan ramai-ramai dilakukan di Bali. Walhasil, kami hanya bisa main ke 1 tempat saja, yaitu Air Terjun Kanto Lampo. Biaya masuknya 25k/orang. Ini cukup mahal dan salah waktu, karena ternyata hari besok malah upacaranya free untuk semua orang. Oh ya, ada tempat untuk beli pop mie, kelapa muda dan kopi yang murah. Yang jualnya ibu-ibu dan selalu menyapa bule-bule dengan kalimat, "hi, how are you? coconut water?" </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjZ8_CFkxhtJirHwmczxg8roRDc-pt-uP0sx4jz2wMMopIEnXuoMPyyqr_L8dNaQxfCBx75Y5C2iutLX2gDDzZKZf0PuxSVGK5dOInhFg50uw6JqRi15RX-0kxLcu3_VXHwrqEsj96YSA4/s1600/Capture2.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="617" data-original-width="572" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjZ8_CFkxhtJirHwmczxg8roRDc-pt-uP0sx4jz2wMMopIEnXuoMPyyqr_L8dNaQxfCBx75Y5C2iutLX2gDDzZKZf0PuxSVGK5dOInhFg50uw6JqRi15RX-0kxLcu3_VXHwrqEsj96YSA4/s320/Capture2.JPG" width="296" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Pokky di Air Terjun Kanto Lampo</td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Malamnya, kami menjemput adik saya, istrinya dan bayi mereka di bandara. Kami menghabiskan waktu di jalan yang sangat sangat macet itu. Sesampainya di vila, jebur lagi aja untuk menyenangkan hati dan pikiran karena tidak banyak tempat yang kami datangi di hari pertama. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>28 Desember 2019</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><br /></b></div>
<div style="text-align: justify;">
Semua anggota keluarga dan peserta perjalanan sudah lengkap. Hari kedua orang tua saya main ke Pasar Sukawati sedangkan saya dan beberapa adik pergi duluan ke Pantai Kuta. Kami menghabiskan waktu di Pantai Kuta sampai siang. Disana hanya bayar parkir saja 10k/mobil. Kami makan di KFC dekat Pantai Kuta dan langsung lanjut ke Pantai Pandawa. Saya dapat info kalau pantai ini tidak ada biaya retribusi, tapi ternyata salah. Biaya masuk per-orangnya sekitar 15-25k/ orang. Detailnya saya lupa. Selain itu ada biaya parkir 10k/mobil. Di sana ada wahana kano yang bisa disewa 35k/orang/jam. Pantainya luar biasa panas. Toilet umunya buruk sekali. Gak ada yang bersih dan berfungsi. Setelah foto-foto kami langsung cabut ke destinasi selanjutnya. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgjrcUPemD141FhBHO_vPbLEVP3Jg0KtTC1A745lX_lr62QlVPyQDRfmmwU3VgNTaxcXKkV7C2RR-HwvgJMjZzwQJpBGqVAZAQrcm5y0WTfdQcRbX7vUBIk_Wf90WSZ4Wa5vvg7PmJd-ug/s1600/Capture1.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="489" data-original-width="703" height="222" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgjrcUPemD141FhBHO_vPbLEVP3Jg0KtTC1A745lX_lr62QlVPyQDRfmmwU3VgNTaxcXKkV7C2RR-HwvgJMjZzwQJpBGqVAZAQrcm5y0WTfdQcRbX7vUBIk_Wf90WSZ4Wa5vvg7PmJd-ug/s320/Capture1.JPG" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Narsis di Pantai Kuta</td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
Ah ya, kami mampir untuk sholat dulu di area oleh-oleh dekat gerbang menuju pantai. Kalau mau beli tas khas bali, bisa di Pantai Pandawa atau di tempat oleh-oleh dekat gerbangnya, karena cenderung lebih murah dibanding tempat manapun yang kami kunjungi. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kami mampir di salah satu Indomaret terdekat untuk ke toilet dan beli cemilan maupun minuman. Di Bali sudah tidak boleh menggunakan keresek belanja, jadi kami bawa keranjangnya untuk membawa makanan ke mobil. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Urusan toilet selesai, kami menuju Pantai Nusa Dua untuk melihat sunset. Walaupun cuma kebagian setitik doang, tapi indah banget tempatnya. Keren! Kalau mau kesini untuk lihat sunset, usahakan jam 5 sudah disini ya, karena banyak sekali orang yang berbondong-bondong untuk melihat sunset disini. Biaya masuknya gratis, hanya membayar parkir saja 4k/jam/mobil. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Selepas dari Pantai Nusa Dua, kami mampir ke toko oleh-oleh Krisna. Menurut pengamatan saya, belanja oleh-oleh di Krisna cenderung lebih murah dibandingkan belanja di tempat lainnya di Bali.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Selesai dari Krisna, kami pulang dan nyemplung lagi ke kolam renang entah sampe jam berapa. Saya ngantuk dan tidur cepat. </div>
qeeyaaulia.blogspot.comhttp://www.blogger.com/profile/12034661857267904372noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3373051758850510853.post-44846691685454611812020-03-29T15:16:00.001+07:002020-12-24T07:59:56.825+07:00Terkurung<div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sejak Januari awal tahun ini, dunia benar-benar menakutkan. Biang keroknya tak kasat mata, berukuran kecil sekali dan tak bisa dideteksi dengan mudah, cepat dan sederhana. Corona virus diseases 19 alias COVID 19 mulai menyerang dunia dari China di akhir tahun 2019. Dengan sekejap menyebar ke seluruh penjuru dunia, termasuk Indonesia.</div>
<div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Di Indonesia, pusat dan awal mula penyebarannya dimulai dari area Jabodetabek. Area dimana jutaan orang mencari nafkah, pekerjaan bahkan jodoh disana. Panik? Tentu. Apalagi sekarang saya dan suami tinggal di Jakarta. Tapi kami awalnya tidak menganggap virus ini terlalu serius. Kami tetap bekerja hingga pertengahan Maret Pak Gubernur DKI Jakarta mengambil keputusan untuk menghimbau semua pekerja bekerja di rumah. Bahkan sekolah-sekolah mulai diliburkan karena pandemik ini. Sekarang, diakhir Maret yang berselang hanya 2 minggu dari hari pertama WFH, virus ini sudah menginfeksi seribu orang di seluruh penjuru Indonesia.</div>
<div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Jalanan mulai sepi karena banyak daerah kini memutuskan untuk melakukan lock down alias menutup semua akses keluar masuknya orang di daerah mereka. Komplek-komplek yang memiliki penjaga keamanan ikut-ikutan lock down karena takut warga kompleknya terpapar virus yang tak kasat mata ini. Bahkan, desa-desa yang awalnya mengabaikan kesaktian virus ini juga melakukan lock down. Sayangnya, pemerintah pusat tak pernah memutuskan lock down sebagai solusi dari permasalahan yang mulai meresahkan ini.</div>
<div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Ini hari ke-14 saya diam saja di dalam rumah. Tidak keluar dari area tower kami. Paling jauh keluar untuk beli susu, roti, dan kebutuhan makanan saja. Itupun di lantai dasar. Sisanya hanya kami habiskan berdua. Senang? Tentu, karena biasanya kami hanya bertegur sapa di kala malam mulai menyapa. Bosan? Sangat. Terbiasa melihat banyak orang dalam perjalanan dari rumah ke kantor dan sebaliknya membuat saya cukup jemu dan merasa terkurung di rumah. Tapi inilah salah satu tindakan yang setidaknya tidak membutuhkan upaya lebih dan bisa menyelamatkan kami dari virus ini.</div>
<div style="text-align: justify;"><br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<a href="https://www.jawaban.com/assets/uploads/rere_karo/images/main/150910100531.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="289" data-original-width="515" height="223" src="https://www.jawaban.com/assets/uploads/rere_karo/images/main/150910100531.jpg" width="400" /></a></div>
<div style="text-align: justify;"><br /></div>
<div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">This too shall pass. Saya percaya itu. Tapi kapan? Entah, tak ada yang tahu bahkan pemerintah negara manapun di dunia ini.</div>
<div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Terkurung dalam rumah menuntut saya bersyukur karena saya masih punya rumah dan tinggal bersama orang terkasih. Di saat yang sama, orang lain bahkan kebingungan dimana mereka harus tinggal karena uang untuk membayar biaya bulanan saja tidak bisa terkumpulkan.</div>
<div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Berada di rumah selama 2 minggu ini membuat saya bersyukur tempat kerja saya masih sanggup membayar gaji karyawannya. Entah dengan cara apa alur kasnya tetap berjalan sehingga kami tidak perlu kebingungan untuk membeli bekal makanan.</div>
<div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Ramadhan dan Idul Fitri kali ini mungkin saya akan terkurung di dalam rumah jua, karena diperkirakan Covid 19 memuncak di pertengahan Ramadhan hingga Syawwal menyapa. Tak mengapa. Mungkin seperti ini rasanya tinggal di luar negeri dimana jauh dari sanak saudara di Indonesia.</div>
<div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Hanya Allah yang bisa menyingkirkan semua musibah ini. Hanya atas izin-Nya lah Covid 19 bisa hengkang dari dunia. Hanya ke-Maha Murah-an-Nya lah kita bisa selamat, sehat dan berbahagia saat ada Covid-19, maupun tidak. Ya Allah, limpahkanlah rahmat dan karunia-Mu. Sehatkanlah kami, keluarga kami dan saudara-saudara muslim kami. Kuatkanlah kami menghadapi cobaan ini. Amin.</div>qeeyaaulia.blogspot.comhttp://www.blogger.com/profile/12034661857267904372noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3373051758850510853.post-36061244989013629242020-03-11T17:34:00.002+07:002020-03-11T17:35:21.774+07:00Here I'm Back!Wow! It's been 3 years! Hahaha. I know no one will read this except me. But I am sooooooo excited to write again!<br />
<br />
After so many years of adapting myself into the new world of deep relationship, now here I am. I am ready to reflect my life in my blog posts. 3 years without any single blog post made me kinda lost. I don't feel fulfilled when I wrote any Instagram caption. I feel like I am too serious in that platform. When I post some poetic caption, one of my friend will expect that I am in love. Moreover, I can't show off anything in my life. I don't think that what I have can impress them much. But who cares by the way. Lol.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhFokPrkiW6saZB2k7tbkZLtya6_vYe7IGJAvvdbhyphenhyphenZRU9znqzlnMuN86R8BsEgUUC1AHA0QzuxzVgEmxzp62reyEis3w7m8VVimcsxvHw6cjXgN28H2NKYOwa_uNN4c_7BGqziXbylklk/s1600/back.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1083" data-original-width="1600" height="270" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhFokPrkiW6saZB2k7tbkZLtya6_vYe7IGJAvvdbhyphenhyphenZRU9znqzlnMuN86R8BsEgUUC1AHA0QzuxzVgEmxzp62reyEis3w7m8VVimcsxvHw6cjXgN28H2NKYOwa_uNN4c_7BGqziXbylklk/s400/back.jpg" width="400" /></a></div>
<br />
<br />
What ever platforms I tried in the past, my feeling somehow is always missing my blog. I think I am going to try posting many silly posts, of course weird things as usual. My obsession into poetic words still remain the same, as well as my unstable emotion.<br />
<br />
It's a very nice to come back again to blogspot! Hopefully, this platform will sustain in the middle of massive changes that happens to the world.<br />
<br />
Let's write again! Whoooh!qeeyaaulia.blogspot.comhttp://www.blogger.com/profile/12034661857267904372noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3373051758850510853.post-90392344079173923442017-10-28T13:57:00.002+07:002020-12-24T07:59:23.451+07:00Unusefull Questions<div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Pertanyaan yang tidak berguna. Hasek. Apa coba contohnya?</div>
<div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Bukan, bukan pertanyaan 'kapan nikah?' atau 'kapan mati?' tapi pertanyaan-pertanyaan yang sering ditanyakan saat interview dan katanya tidak berguna. Contohnya:</div>
<div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">"Apakah kamu sudah menikah?"</div>
<div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">"Apa orientasi seksualmu?"</div>
<div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">"Berapa umurmu?"</div>
<div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dan sebagainya.</div>
<div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Jadi ceritanya saya lagi ikutan kursus MSDM <a href="https://www.open2study.com/" target="_blank">disini</a>. Kebetulan masuk ke topik Rekrutmen di Zaman Now yang salah satu bahasannya adalah keterikatan proses rekrutmen dan seleksi yang cukup sarat dengan hal-hal yang bersisian dengan hukum. Di beberapa negara, pertanyaan yang terkait status perkawinan, umur, kewarganegaraan, etnis, bahkan umur adalah rahasia dan tidak boleh ditanyakan kepada orang lain termasuk di dalam proses seleksi. Bahkan menyebutkan gender dalam iklan lowongan pekerjaanpun tidak boleh dilakukan.</div>
<div style="text-align: justify;"><br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<a href="https://heatherplett.com/wp-content/uploads/2016/07/conversation-bubble-with-question-marks-300x289.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="289" data-original-width="300" src="https://heatherplett.com/wp-content/uploads/2016/07/conversation-bubble-with-question-marks-300x289.jpg" /></a></div>
<div style="text-align: justify;"><br /></div>
<div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Suatu hari, pabrik saya pernah membutuhkan tenaga operator dan user meminta untuk hanya memproses kandidat non-muslim saja. Kenapa? karena posisi ini nantinya akan bertugas saat Shalat Jumat. Dengan bodoh dan sok diplomatisnya saya posting lowongan dengan menyebutkan kriteria tersebut sambil menyebutkan alasan kenapa kriteria yang terdengar rasis tersebut disebutkan. Sialnya, tidak semua orang suka membaca lowongan dengan lengkap dan banyak lagi yang memaki saya karena penyebutan kriteria tersebut.</div>
<div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Tapi percaya atau tidak, karena iklan itu, posisi kosong tersebut cepat terisi. Efektif, tapi beresiko dan bisa saja mencemarkan nama baik perusahaan.</div>
<div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Di lain hari, saya ikut training Behavior Based Interview dimana proses wawancara dan pertanyaan wawancara HANYA menanyakan tingkah laku kandidat, bukan cerita tambahan dibelakangnya. Jadi, pertanyaan tentang status pernikahan, umur, orientasi seksual dan hobi tidak masuk kedalam list pertanyaan. Saya sangat setuju dengan hal ini, tapi agak bergeser karena suatu hal. Kandidat saya memutuskan untuk membatalkan aplikasinya karena istrinya tidak mau tinggal di beda kota. Wow. Saya baru tahu karena saya tidak bertanya dan tidak mengantisipasinya.</div>
<div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Terkadang, pertanyaan tidak berguna memang benar-benar tidak berguna. Tapi untuk beberapa kasus, biasanya pertanyaan tidak berguna bisa membantu untuk memberikan data atau sekedar menjadi bahan basa-basi sebelum proses wawancara lebih detail dilakukan. Jadi, menurut saya pertanyaan-pertanyaan tersebut bisa ditanyakan DENGAN SYARAT ada tujuan dibaliknya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: right;">
Bandung, 28 Oktober 2017</div>
<div style="text-align: right;">
Salam sumpah pemuda !</div>
qeeyaaulia.blogspot.comhttp://www.blogger.com/profile/12034661857267904372noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3373051758850510853.post-47041010343877074552017-10-23T15:55:00.000+07:002017-10-23T16:00:54.893+07:00Tambah Tjinta<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Untung judulnya bukan 'Tambah Tinja' hahaha. Jadi ceritanya saya lagi sayang-sayangnya sama suami. Uuuh~</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kenapa harus ditulis sih, Ki? Pamer udah punya suami? </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Enggak sih, cuma ingin mendokumentasikan kenapa saya saat ini sayang banget sama manusia berjakun itu. Hahaha. Siapa tahu nanti kalau bertengkar dan baca blog ini lagi jadi inget masa-masa manis kayak sekarang.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dulu, kayaknya gak mungkin bisa suka banget sama seseorang. Suka sama Afgan saja hanya pencitraan, biar dikira normal. Hahaha. Tapi ternyata kalau udah nikah rasanya beda. Dari senang karena dia bisa diajak ngobrol apa saja, sampai bersyukur banget dia udah jadi suami saya. #hasek</div>
<div style="text-align: justify;">
<span id="goog_767783367"></span><span id="goog_767783368"></span><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiTD-uXufHarJGMnBGvfVoDXf6c0bVC_AgvDbF_MywldYExYkk78t86CzWob0NjmfDzkylrPUmrv_amzIKhTcPCe2xVUCj7eZgaY3ZrnuLuaS0pko2BJveJdJlIAz0DhyphenhyphenQ5jrUmXlpi5xM/s1600/WhatsApp+Image+2017-10-15+at+10.40.40.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="959" data-original-width="1280" height="238" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiTD-uXufHarJGMnBGvfVoDXf6c0bVC_AgvDbF_MywldYExYkk78t86CzWob0NjmfDzkylrPUmrv_amzIKhTcPCe2xVUCj7eZgaY3ZrnuLuaS0pko2BJveJdJlIAz0DhyphenhyphenQ5jrUmXlpi5xM/s320/WhatsApp+Image+2017-10-15+at+10.40.40.jpeg" width="320" /></a></div>
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Saya sama dia sebetulnya sama-sama keras. Keras kepala, keras pendiri dan keras keras lainnya. Awalnya malah saya pikir saya akan terus adu argumen selama awal pernikahan. Tapi sampai mau 6 bulan banyaknya doi yang ngalah. Woman always right. Mrs. Right at all. Wkwkwk. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ada yang bilang masih suasana honeymoon, jadi masih manis-manis aja. Gimana kalau masa honeymoonnya diperpanjang, yang? Sampai selamanya gitu? Haha. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Bersyukur sih nikahnya sama orang yang paham tentang agama, paham alasan kenapa keluarga selalu ada di prioritas utama. Senang juga karena ada orang yang marah karena saya gak serius ngejar cita-cita S2 (padahal mah tetep sebel awal-awal diingetin). Suka cara dia memperlakukan saya, cara dia menanggapi semua celoteh aneh saya, cara dia ngebantuin kerjaan rumah mulai dari nyuci piring sampai ngelipetin baju kering. Yaah, walaupun acak kadul, tapi niatnya itu bikin tambah tjinta. *smooch*</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>Robbanaa hablanaa min azwaajinaa wa dzurriyaatinaa qurrota 'ayun waj'alnaa lil muttaqiina imaamaa. </i>Semoga pernikahan kita sakinah, mawaddah, penuh rahmah dan berkah yaaaa. Amin. Pokoknya I love you to the moon and the way back deh, yang! *kissgurita<br />
<br />
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: right;">
Bandung, 22 Oktober 2017</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
qeeyaaulia.blogspot.comhttp://www.blogger.com/profile/12034661857267904372noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3373051758850510853.post-64765232163625666562017-10-14T15:31:00.000+07:002017-10-23T15:37:42.685+07:00Reference Checking<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Suatu hari ada salah satu user yang mengajak saya untuk ngobrol. Tentu ngobrol di chat. Hahaha. </div>
<div style="text-align: justify;">
<blockquote class="tr_bq">
<br />
User : "Ki, kok si X gak se-performe waktu dia cerita pas interview dan hasil interview kamu ya?"<br />
Saya : "Loh, emang gimana bu maksudnya?"<br />
U : "Iya kan di laporannya disebutkan kalau si X inisiatifnya bagus, implementasinya juga, dan sebagainya. Pokoknya meyakinkan lah."<br />
S : "Oh gitu. Memangnya gimana ceritanya?"<br />
U : "Ah, panjang lah kalau diceritain, Ki."<br />
S : "Mungkin ya bu, mungkin saya waktu itu pas interview gak betul. Jadi berasa dia oke karena <i>first impression </i>yang bagus. Mungkin juga saya yang kurang <i>probbing</i> pas interview. Mungkin juga kandidatnya bohong."<br />
U : "Emang kamu gak bisa prediksi dia bohong atau enggak? Kamu anak Psikologi kan ya?"<br />
S : "Bisa diidentifikasi pake teknik interview Behavior Based Interview sama Ilmu Pernyataan sih bu, namun saya kan gak terlalu ahli dan saya gak belajar Ilmu Pernyataan."<br />
U : "Sugan teh semua anak psikologi bisa baca perilaku gitu, Ki."<br />
S : "Saya bukan dukun, bu. Hehe."</blockquote>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Chat closed. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Well, gitu da ai rekrutmen mah. Milih yang terbaik dari kandidat yang ada. Tapi pas kandidatnya udah pas, eh waktu evaluasi ternyata gak pas pas amat. Lalu gimana cara supaya terbukti ke-pas-annya?</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kalau 100% pas mah atuh sampe 2 tahun nyari kandidatnya juga. Hahaha. Kandidat yg lolos dan gak pas-pas banget juga berbulan-bulan. Apalagi yang cocok 100%. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tapi bisa diminimalisir dengan : </div>
<blockquote class="tr_bq">
<br />
<ul>
<li style="text-align: justify;">Behavioral Event Interview</li>
</ul>
<ul>
<li style="text-align: justify;">Reference Checking</li>
</ul>
<ul>
<li style="text-align: justify;">Psikotes & Grafologi (ini lagi ngehits lagi soalnya hoho)</li>
</ul>
</blockquote>
<div style="text-align: justify;">
<br />
Saya ada pengalaman yang unik dengan reference checking. Jadi suatu hari saya nyari kandidat untuk posisi Z. Nah, nemu tuh kandidat yang oke, tapi sayangnya setelah interview referernya, dia kurang oke karena attitudenya kurang bagus. Pinter sih, tapi kalau attitudenya kurang oke mah. Emmmm...</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Walakhir, kandidat tersebut gak bisa lolos ke tahap selanjutnya. However, attitude always comes first. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://s3.amazonaws.com/media.eremedia.com/uploads/2012/10/21234901/bigstock-Employee-Reference-Check-Form-1189502.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="533" data-original-width="800" height="266" src="https://s3.amazonaws.com/media.eremedia.com/uploads/2012/10/21234901/bigstock-Employee-Reference-Check-Form-1189502.jpg" width="400" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Oh iya, untuk kamu yang belum tahu reference checking, RC adalah metode seleksi dimana rekruter/HR akan menghubungi orang-orang yang pernah bekerjasama secara langsung denganmu. Baik itu atasan langsung atau rekan kerja atau bahkan posisi lain yang pernah berhubungan denganmu dalam satu proyek. Kontak orang yang mereferensikan/referrer didapatkan dari kandidat. Jadi, saat ada kolom "Reference" di formulir pendaftaran, isilah dengan referrer yang benar-benar tahu kualitas kamu dan mau memberikan komentarnya terhadap kinerjamu secara objektif. Referrer biasanya ditanya tentang : </div>
<div style="text-align: justify;">
<blockquote class="tr_bq">
<ul>
<li>Proyek yang pernah dihadapi bersama</li>
</ul>
<ul>
<li>Kendala yang pernah dihadapi dan apa yang kandidat lakukan untuk menghadapi kendala tersebut</li>
</ul>
<ul>
<li>Apakah kandidat sesuai dengan posisi yang ia lamar di perusahaan dan seberapa sesuai serta alasannya</li>
</ul>
<ul>
<li>Apa kekuatan dan kelebihan kandidat</li>
</ul>
</blockquote>
<div>
Jadi, pilih referrer yang benar-benar bisa menceritakan apa yang telah kamu lakukan, bukan yang hanya tahu kebaikan-kebaikan kamu. Kenapa? Karena terlalu bagus itu mencurigakan. HAHAHAHA. Oh ya, formulir Reference Checking bisa kamu cari dari internet. Gak usah minta saya yya. Hahaha.</div>
<div>
<br /></div>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
qeeyaaulia.blogspot.comhttp://www.blogger.com/profile/12034661857267904372noreply@blogger.com0