Saturday, April 18, 2015

Berdoa

Kata orang, jika ingin dijodohkan dengan seseorang maka cara termudah dan paling masuk akal adalah mendoakan orang tersebut dalam setiap kesempatan. Tapi kata orang yang lain, banyak pula manusia yang berjodoh dengan orang yang tidak mereka sebut dalam doa mereka. Padahal kata orang lainnya, jika seseorang tidak berjodoh dengan orang yang ia sebut di dalam doanya, bisa jadi ia berjodoh dengan orang yang menyebut namanya dalam doa-doa orang tersebut.

Bagaimana jika ternyata sebenarnya jodoh kita sebenarnya bukanlah orang yang disebut dalam doa? Bagaimana jika ternyata orang yang sudah ditakdirkan bersama dengan kita bukanlah orang yang menyebut kita dalam doanya? Bagaimana jika ikatan sakral antar dua manusia turunan adam dan hawa itu hanyalah pemanis perjalanan saja? Bagaimana jika..

Rumit ya?

Saya tak pernah berani menyebut satu nama manusia di dalam doa. Terlalu khawatir ia bukan yang terbaik. Terlalu risau ia tak cukup kuat membersamai saya yang kurang baik.

Menyebut nama di dalam doa bagi saya adalah sebuah kemewahan. Saat pengkhususan kepada seseorang menembus tembok-tembok tak kasatmata yang bila diterobos sembarangan bisa menebal sedemikian rupa. Di balik tembok itu ada sebuah ruang yang bernama ruang pribadi. Dan doa ada ditengah-tengah ruangan itu.

Saat seseorang sudah disebut di dalam doa, rasanya orang tersebut sudah menembus bahkan menyatu dengan ruang pribadi orang yang mendoakannya. Namun perlu kau tahu pula, proses itu, bagi beberapa orang, cenderung tidak mudah. Ada masa yang tak bisa dijabarkan lamanya saat orang lain tidak menjadi orang lain. Ada banyak alasan dibelakangnya saat orang lain tetap menjadi orang lain. Ada banyak cerita saat nama orang lain itu bisa terucap dalam doa.

Mungkin bagi beberapa orang menyebut nama adalah ikhtiar, tapi beberapa orang yang lain tetap berdoa tanpa menyebut nama adalah sebuah keputusan.

Bagi saya, dengan yakin menyebut nama seseorang yang tak pernah saya tahu apakah ia jodoh saya atau bukan di dalam doa-doa adalah hal yang belum bisa saya lakukan hingga sekarang. Tembok itu mungkin dulu pernah runtuh, namun ruang pribadi dibaliknya masih belum tersentuh. Karena semua nama bak kumpulan premis yang tak hanya cukup diduga-duga, namun butuh pembuktian yang nyata. Karena jika nama itu ada dalam doa, tumpukan harapan indah sang pendoa akan segera pindah ke pundaknya. 
Read More

Mumpung Masih Ada..

Sering saya mendengar petuah yang mengatakan bahwa ada 5 hal yang harus dimanfaatkan sebaik-baiknya: hidup sebelum mati, masa muda sebelum masa tua, masa kaya sebelum masa miskin, masa lapang sebelum masa sempit, dan sehat sebelum sakit. Bagi saya, petuah ini perlu ditambahkan redaksinya, masa dimana orang-orang yang kita cintai ada sebelum tiada. Mungkin saja petuah tambahan saran dari saya ini sudah termasuk ke dalam 'hidup sebelum mati' tapi rasanya kalimat itu ditujukan untuk orang yang membaca, berbicara bahkan menulis petuah itu. Bukan orang-orang yang disekitarnya.

Baru-baru ini, seorang rekan kerja saya ditinggal pergi anak perempuannya yang baru berusia sekitar 3 tahun. Tahun dimana anak sedang lucu-lucunya, begitu kata ibu saya. Rekan kerja saya ini terpukul luar biasa. Ya iya lah, ditinggal putus pacar sebulan saja rasanya kiamat dunia, apalagi ditinggal anak yang sudah susah payah dibesarkan dan dicintai sepenuh hati selama bertahun-tahun.

Entah pasal apa, sejak dulu saya sering bertengkar dengan ibu. Wanita mulia yang seharusnya tak patut menjadi partner pertengkaran. Saya bercerita panjang lebar kepada seorang teman. Setelah mulut saya lelah merutuki nasib dan menceritakan betapa kesalnya saya kepada ibu, teman saya satu itu hanya berkata, "Nikmatin aja, Ki. Semua omelannya, komentar, bahkan sampai kalimat suruhnya akan kamu harapkan terucap dari mulutnya saat ibumu sudah tidak ada di dunia." Saya diam seketika. Saya mencintai sekaligus membenci mereka dalam satu waktu. Tapi saya lebih benci mendengar kalimat bahwa mereka juga manusia yang tak akan tinggal lama di dunia. Ya, mumpung masih ada. Karena yang ada seringnya terasa penting saat sudah tiada.



Read More

Total Pageviews

Blog Archive

Search This Blog

Powered by Blogger.

Quote

Bermimpilah karena Tuhan akan memeluk mimpi-mimpimu (Andrea Hirata)