Sunday, October 9, 2022

Masa Peralihan Akbar

Semakin bertambah umur, semakin abstrak cara mengukur pencapaian kita. Dulu, apa sih yang menjadi indikator kita mencapai sesuatu? Nilai rapor. Mudah sekali dijawab, bukan? Orang tua dengan bangganya saling pamer rangking berapa anaknya di tahun semester ini. Tapi penilaian akan pentingnya nilai berhenti ketika kita lulus kuliah. Hasil nilai dari pendidikan terakhir kita ini seringkali menjadi gerbang pembuka kesempatan atau batu besar penghalang terhadap kesempatan baru. Jika beruntung, kita dapat pekerjaan yang bagus. Jika tidak, ya kita harus luntang lantung dan lebih jeli lagi mencari serta mengambil kesempatan. 

Masa bekerja dan berkeluarga bagi saya adalah masa peralihan akbar. Lebih banyak lagi hal yang dibandingkan satu sama lain. Oleh diri kita atau diri orang lain. Bekerja dimana, berapa gajinya, apa yang bisa dibeli (tak peduli itu hutang atau cash), berapa anaknya bahkan anaknya bisa apa saja juga dibanding-bandingkan. Padahal mengurusi hidup sendiri saja sudah menyusahkan, ini ditambah dengan membanding-bandingkan. 



Semakin dewasa, semakin beragam masalah yang dihadapi. Dari yang sederhana seperti bocor atap dimana-mana, galon dan gas yang habis, dsb. Hingga yang kompleks seperti kenaikan gaji dan pangkat, penyakit serius, kondisi keluarga yang karut marut, dsb. 

Tidak pernah ada pelatihan khusus tentang menjadi dewasa. Yang ada hanya pelatihan untuk topik-topik yang mendukung kehidupan menjadi dewasa. Tidak ada kurikulum pembelajaran yang menjadi patokan bagaimana menjadi orang dewasa yang benar. Yang ada hanya norma dan penilaian masyarakat yang bisa jadi benar, walaupun seringkali menjerumuskan. Menjadi dewasa adalah masa peralihan akbar. 


Depok, 9 Oktober 2022

Read More

Total Pageviews

Blog Archive

Search This Blog

Powered by Blogger.

Quote

Bermimpilah karena Tuhan akan memeluk mimpi-mimpimu (Andrea Hirata)