Monday, May 18, 2020

Menjadi Tua


Menjadi tua artinya pernah menjadi muda. Pernah bergelora dengan idealisme menjadikan Indonesia lebih baik lagi. Pernah tanpa takut menggugat keputusan-keputusan yang diputuskan oleh satu pihak, baik diputuskan oleh kampus, orang tua bahkan atasan sendiri. Hingga akhirnya kita menjadi tua. Kita kemudian sadar bahwa hal-hal yang dulu kita lakukan sungguh kekanak-kanakan.

Menjadi tua bagi wanita menumbuhkan banyak standar yang tiba-tiba harus dipenuhi mereka satu persatu. Sebagai gadis muda, standar usia pernikahan menjadi tolak ukurnya. Sebagai pengantin baru, standar memiliki anak dianggap lumrah saja. Sebagai ibu muda, standar anak gemuk, sehat, suka makan dan berkembang pesat sudah dianggap wajar. Sebagai wanita bekerja, standar kantor dan terpenuhinya kebutuhan keluarga menjadi standar ganda yang tak bisa dielakkan satu dan lainnya. Belum lagi tuntutan untuk terlihat tetap cantik, bersih dan menarik. Sibuk sekali hidup menjadi wanita.



Sedangkan laki-laki jarang sekali dituntut untuk menjadi imam yang benar. Jika mereka selingkuh, bukan sikap brengsek mereka yang disalahkan. Istrinya yang disalahkan. Istrinya dipertanyakan atas kemampuannya menjaga keluarga dan merawat suami. Jika para suami tidak bisa ngaji dan mengimami sholat, istrinya diminta maklum dan diajak belajar bersama. Jika suaminya tidak bisa bekerja, istrinya yang bekerja harus tetap melakukan aktivitas rumah tangga. Bahkan jika suaminya ada keterbatasan pada sistem reproduksinya, banyak suami yang menjadi lebih brengsek lagi daripada biasanya. Padahal, jika para istri yang seperti itu, para suami dengan mudah meminta izin nikah lagi demi mendapatkan keturunan. Sungguh, menakutkan.

Menjadi tua membuat saya sadar bahwa banyak hal yang saya pikir membosankan saat kecil adalah hal yang menyenangkan di masa dewasa dan masa tua. Seringkali saya merindukan bermain tanpa keluar uang. Berlomba menjadi rangking 1 di kelas. Ikut banyak acara khusus anak-anak. Sibuk ikut les selepas jam sekolah. Jalan kaki jauh dan menamai perjalan itu dengan petualangan, padahal hanya beli jajanan di warung yang lebih jauh daripada biasanya. Menjadi tua membuat saya merindukan masa-masa kecil saya.

Menjadi tua juga membuat saya menerima beban tambahan sebagai anak yang harus berbakti kepada kedua orang tua. Disebut berbakti banyak definisinya, salah satunya adalah membantu tercapainya mimpi pendidikan adik-adik dan memberikan bantuan finansial kepada orang tua. Banyak orang tua yang tidak ingin melihat anak perempuannya bekerja. Padahal banyak dari anak perempuan itu tidak pernah mampu menjual sesuatu dengan baik. Banyak pula dari anak perempuan itu menjaga semangat hidupnya tetap menyala dengan menyalurkan perhatian dan waktu pada pekerjaannya. Banyak dari anak perempuan itu ingin terus bisa memberi kepada orang tua mereka. Tapi seringkali wanita yang bekerja dianggap hina. Mereka dianggap mengabaikan keluarga. Saat mereka mendapatkan promosi, seringkali mereka terima omongan nyinyir dari wanita lainnya. Dukungan tak pernah cukup untuk perempuan yang bekerja. Karena itu, menjadi tua membuat saya tahu bahwa saya harus mampu menyemangati diri saya sendiri.


Jakarta, 18 Mei 2020
Read More

Total Pageviews

Blog Archive

Search This Blog

Powered by Blogger.

Quote

Bermimpilah karena Tuhan akan memeluk mimpi-mimpimu (Andrea Hirata)