Saturday, November 5, 2011

BERKURBAN UNTUK KEBERSAMAAN

Kurban itu lebih dari sebuah acara atau kegiatan menyembelih hewan kurban di hari Ied Adha yang mulia. Bukan juga ajang untuk memamerkan kemampuan untuk berbagi. Apalagi ajang untuk saling berlomba-lomba mengurbankan hewan termahal untuk kepentingan pribadi.

Dulu, orang-orang Mesir mengorbankan gadis-gadis tercantiknya untuk jadi kurban yang dipersembahkan untuk Dewi Sungai Nil. orang-orang yang tinggal di Kanada dan irak mengorbankan bayi-bayi lucu mereka untuk Dewa Matahari. Tak jauh berbeda dengan kondisi di Eropa Utara, Skandinavia, mereka mengorbankan para pemuka agama sebagai sesembahan untuk dengan Perang "Odin".

Keputusan Tuhan datang dengan perantara Ibrahim dan anaknya, Isma'il. yang diperintahkan-Nya untuk menjadi kurban, akhirnya digantikan binatang kurban. 

Kejadian ini penuh filosofi yang sangat bermakna dan mendalam. Yang harus dibunuh dalam diri manusia adalah sikap-sikap kebinatangan, seperti ambisius, rakus, suka menindas, suka menyerang, tidak mengenal peraturan dan norma yang berlaku dimana ia tinggal dan mengaktualisasikan dirinya. Bukan manusia yang harus dikorbankan untuk sesembahan demi kesejahteraan. Bukan pula pelestarian budaya penyembahan dengan menggunakan kurban.

Daging kurban yang seharusnya dibagikan ke orang-orang yang memiliki hak atasnya adalah sanggahan nyata dari pelestarian budaya penyembahan dengan menggunakan kurban seperti yang telah disampaikan sebelumnya.

"Daging dan darahnya sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhoan) Allah, tetapi ketakwaanlah yang dapat mencapainya" (Al-Aayah)

Kurban yang baik, sejatinya adalah kurban yang dengan ketakwaan kepada-Nya lah kita berkurban. Dengan kurban inilah kita dapat berbagi kebahagiaan, berbagi rizki yang telah Ia berikan. Kurban yang baik itu sejatinya pengorbanan untuk kebersamaan dalam kebaikan yang selalu diselimuti ketakwaan.

Masih berkurban karena gengsi? Apa kata dunia! :D


Selamat Hari Raya Idul Adha
Semoga setiap pengorbanan yang kita lakukan demi kebaikan diterima oleh-Nya, amin.
Read More

Wednesday, November 2, 2011

HUJAN ITU...

Hujan itu datang lagi. Tepat di tanggal satu bulan November ini. Sejuk memang, tapi mengapa terasa begitu menyesakkan? Apa karena aku yang terlalu sesak dengan berbagai urusan yang menyesakkan dada? atau karena aku yang terlalu bosan untuk berfikiran nyata dan apa adanya?

Hem, rumit. Sungguh rumit.

Afeksi tak pernah mudah dan tak berbelit. Sayangnya aku tak pernah mulus untuk berkelit. Paradoksk. Paradoks tak bernama dan tak ingin kuberi nama walau sekata.



Hujan itu datang lagi. Datang dengan semua tumpahan dengan puluhan barel air yang membasahi sana sini. Hingga kotaku sejuk lagi. Hingga aku kembali berfikir untuk bangun dan sadar kembali.

Tulisanku rasanya tak pernah serumit ini. Bingung mengungkapkan. Tak mampu ku merefleksikan. Baik konten maupun feeling. Semua kacau. Seperti hujan deras yang tak mampu tertampung oleh dangkalnya waduk dan kolam yang ada. Seperti luapan bah yang banyak menelusup dan memenuhi selokan.

Kacau. Kacau. Kacau.

Hujan itu membuatku kacau. Bukan tenang seperti biasanya. Bukan legang seperti hujan-hujan sebelumnya. Bukan senang seperti hujan-hujan yang lainnya.

Hujan yang lain? Kau bertanya apa itu hujan yang lain? Aku pun tak tau seperti apa yang kumaksud\. semuanya bergerak absurd. Abstrack dan aku tak tahu seperti apa bayang nyatanya.

Intinya, hujan ini membuatku ingin berdera seperti lonceng yang berbunyi dua belas kali.

Sehari setelah semuanya pergi.


Read More

Sunday, October 23, 2011

KUE COKLAT

lagi-lagi bertemu dengan benda-benda aneh dan tak sewajarnya.

langsung aja gan..let's check it out :)

Yang mana yang salah pakai "baju"? :D

Sumpah, itu kue memang sejak dari buaian si kalengnya sudah berbentuk demikian. entah merk apa. Yang jelas kue coklat selalu enak! #promo

enyakenyakenyaaakkkkkk :p
Read More

SUNLIGHT DAN SANLIGHT

Entah demi apa,tiba-tiba ingin posting tentang foto sabun cuci piring beserta sponnya yang dulu kubeli di awal-awal jadi anak kos semester 3.

coba lihat, apa yang aneh?


Yup! perbedaan yang mencolok antara huruf U dan A. Siapa yang mengikuti siapa, pasti kau sudah tahu jawabannya. :D
Read More

MANUSIA VS BEBEK

Siapa bilang manusia dan bebek sama? Memang tak ada yang bilang begitu. Yang mencolok dari keduanya adalah perbedaan satu sama lain.

Bebek, mereka tak pernah dimarahi walau berenang di air yang sudah hitam. Bahkan, seorang temanku pernah melihat bebek berhenti ditengah jalan hanya karena teman-temannya tertinggal dan belum menyebrang. Kau tahu respon para pengendara mobil dan motor seperti apa? Mereka tertawa. merasa lucu dengan kejadian ganjil itu.

Yang masih jadi pertanyaan bagiku, ada angin apa yang membuat bebek-bebek itu bisa turun ke jalan? apakah mereka ingin menggantikan mahasiswa yang senang berunjuk rasa? :D

Lupakan, masalah kenapa mereka turun ke jalan. Kini bayangkanlah yang terdiam di tengah jalan adalah manusia. Kira-kira apa yang akan terjadi?

Yup. Kurang lebih, ya dicaci maki.

Aku baru tahu, apa arti CUEK BEBEK. Ya..masa bodoh dengan apa yang terjadi. Tak mau tahu apa yang menjadi dampak dari sesuatu. Tapi satu nilai plus bagi bebek-bebek itu. MEREKA TAK MENINGGALKAN TEMAN.

Aku bilang teman, bukan sahabat. Mungkin mereka bersaudara. Tapi aku lebih suka memakai kata teman. Hubungan yang tak berlebihan. Istilah yang serba berbatas dan tak jelas. Tak ada yang tahu batasan "normal" seorang teman. Termasuk aku.

Aku pun bingung, ingin menjadi bebek yang seperti itu, atau manusia yang seperti bebek.

Bagaimana dengamu?
Read More

Saturday, October 8, 2011

KONFERENSI INTERNASIONAL BERTEMA RESILIENCE


Hari itu, rabu 20 September 2011. Aku dan kedua temanku nekat pergi ke Depok hanya untuk mengetahui bagaimana sbuah konferensi internasional diselenggarakan. Mungkin saja, suatu saat nanti kampus kami juga bisa menjadi tuan rumah konferensi internasional selanjutnya, amin.

Tema dari konferensi internasional itu adala resiliensi. Apa sih resiliensi? Banyak pengertian resiliensi, namun beberapa yang sering dipakai adalah kemampuan untuk “bounce back” ketika ia terpuruk karena suatu hal.
Jadi, bila seseorang terkena musibah dan ia bisa bangkit dari keterpurukannya itu, kita bisa lihat seberapa tinggi tingkat resiliensinya dengan berbagai alat ukur resilensi (skala).

Acara di hari kamis di bagi menjadi beberapa bagian. Yang pertama pembukaan dan presentasi beberapa tamu undangan tentang hasil riset yang telah mereka lakukan. Mulai dari Peter Newcomb sebagai keynote speaker yang menyampaikan hasil penelitian resiliensi di tiga Negara yang ia lakukan. Selain Peter, tamu undangan Jas Laile Suzana Jaafar yang datang dari Uni of Malay, juga menyampaikan hasil risetnya di Malaysia.

Ada yang unik dari hasil penelitian Peter, di ketiga negara (Fiji, Aussie, Sri Langka) ini penelitian diikuti oleh ribuan anak jalanan di tiga Negara ini (walaupun jumlahnya variatif di setiap negara). Hasil dari penelitian inilah yang unik menurutku.
1.      Adanya kaitan antara agresi psikologis dengan psychological maladjustment. (Sri Lanka)
2.      Orang-orang tuna wisma di Fiji memiliki ketahanan terhadap kerasnya kehidupan dibandingkan orang-orang yang hidupnya makmur.
3.      Di Australia, kualitas tuna wisma disana setara dengan kualitas para pengusaha sukses. Mereka punya berbagai inovasi, berpikir kreatif dan berbagai keunggulan lainnya.


Sedangkan presenter tamu dari Malaysia menemukan social wel-being dapat menjadi dasar resiliensi. Dan setelah penelitian di dapatkan bahwa ada korelasi positif social well-bwing menjadi dasar dan membangun resiliensi.

Setelah mendengar hasil riset para tamu undangan, sedikit terlewat di pikiranku, suatu saat nanti aku juga akan bisa seperti mereka, amin.

Session kedua adalah parallel session. Jadi, semua hasil riset yang masuk disini, disortir oleh panitia dan dikelompokkan sesuai tema. Contohnya Resilience and Disaster, etc.

Kami bertiga berpisah. Karena minat yang cenderung sama, aku dan salah seorang temanku kembali bersama di beberapa parallel session. Oh ya, ada tiga parallel session dengan 5 kelompok hasil riset di setiap sessionnya. Dan disetiap kelompok terdiri dari minimal 3 hasil riset yang akan di presentasikan.

Well, jadi berapa orang yang mengadakan riset bila dikumulasikan secara keseluruhan?
3x5x3 = 75 presenter (belum termasuk anggota tim lainnya)

Para presenter hasil riset berasal dari berbagai universitas dan Negara. Kampusku mungkin belum tahu betapa mudah dan tak mewahnya menyampaikan hasil riset di konferensi ini. Sungguh, kawan. Semua terlihat biasa. Presenter yang terkadang masih aaaa…eee..eummm seperti balita karena cemas, gelisah dan (mungkin) kurang lancar berbahasa inggris.

Kami pasti bisa maju tahun depan ^^

Dengan hasil riset sebanyak itu di tahun ini, anggapanku Indonesia tidak maju dan malas melakukan penelitian apapun itu SALAH BESAR.

Aku harus belajar lebih menghargai tanah airku sendiri, menghargai diriku sendiri, menghargai potensi manusia untuk memajukan Indonesia.

Lanjut ke ceritaku tentang konferensi internasional.

Meskipun masih banyak metode penelitian yang harus dipertanyakan kembali kebenaran pemakaiannya, tapi secara garis besar ACARA INI LUAR BIASA.

Aku tahu rasanya orang Iran presentasi tentang hasil risetnya, walau aku tak mengerti apa yang beliau ucapkan dengan kefasihan inggrisnya yang menawan.

Aku tahu rasanya orang Afrika yang kini tinggal di Malaysia menggali dan memaparkan konsep islam tentang resiliensi dan berbagai tokoh didalamnya.

Aku tahu rasanya mempunyai dosen yang dengan hebatnya mempresentasikan hasil penelitian dengan lugas (ternyata dosen bisa nervous juga, ya? Hehehe)

Selain semua hasil riset yang bisa dibaca di buku proceeding, ada satu pengalaman yang paling ku ingat disini. Jamuan makanya enak luar biasa. Coffee and tea break membuatku ketagihan. Makan siang dengan menu sederhana sangat mengenyangkan dan menyenangkan. Kapan lagi makan seruangan dengan professor dan orang-orang pintar?

Ada beberapa cerita lagi yang akan ku ceritakan nanti di postingan selanjutnya. See you… :D




Read More

Thursday, September 15, 2011

KARENA FILM BERJUDUL PERFECT DAY

Malam ini, jam 12.30 aku terbangun karena suara televisi yang terlalu keras dan lupa dimatikan sebelum tidur. Awalnya, kufikir itu adalah hal terbodoh dan ter-mengesal-kan yang aku rasakan malam ini, tepatnya dini hari ini.

Setelah nyawaku terkumpul sempurna, aku tersadar, yang aku tonton ternyata liputan olahraga yang sama sekali tidak aku mengerti istilah-stilah apa yang mereka pakai dalam laporannya.

Berbagai channel aku coba, berbagai acara kutonton. Mulai dari acara sampah dengan kata-kata sampah. Hingga satu film yang benar-benar membuatku berfikir, mungkin untuk film ini aku bangun dini hari.

Dikisahkan seorang penulis, bernama Robert, mendadak terkenal karena bukunya yang luar biasa. Buku itu terinspirasi dari kehidupan pribadinya. Inti dari cerita itu adalah disaat Rob bertemu seseorang yang selalu berkata padanya bahwa ia sebentar lagi akan mati. Tepat di hari natal tahun itu. Singkat cerita, sosok itu selalu menghantui Rob kemanapun ia pergi. Sosok itu terlalu tahu apa yang hanya diketahui oleh Rob, bahkan tidak diketahui oleh istrinya.

Semakin hari ia semakin yakin bahwa semua sosok bernama Michael itu benar-benar malaikat yang dikirim Tuhan untuk memberitahu ada kesempatan baginya berbuat hal-hal baik sebelum ia mati, terutama memperbaiki bahtera rumah tangganya yang hampir karam.

Ending yang sangat apik disuguhkan disana, ternyata Michael hanyalah seorang doctor yang juga seorang penjaga makam, ia sedang melakukan riset pada orang-orang yang tiba-tiba dikabarkan akan mati beberapa hari ke depannya.

Ada kata-kata Michael yang membuatku tertegun, “….saat seseorang tahu dirinya akan mati sebentar lagi, ia akan sadar orang-orang yang menyayanginya. Ia akan sadar berbagai hal yang ia sia-siakan sebelumnya. Ia akan sadar bahwa ia hidup dan memberikan pengaruh pada hidup orang lain…”

Hey, aku masih hidup dan aku tak tahu kapan hidupku berakhir. Ada beberapa hal yang ingin aku sampaikan. Aku sangat sayang pada kedua orang tuaku yang terlalu sering aku kecewakan. Aku terlalu sayang pada adik-adikku yang selalu setia membantu disaat aku membutuhkan padahal yang mereka terima dariku tak lebih dari kata-kata penuh intonasi tinggi.

Aku ingin berterimakasih pada mereka yang telah rela menerima dengan paksa atau dengan senang hati semua kata-kata yang keluar dari mulutku, kata-kata yang terketik oleh jari-jariku, kata-kata yang menyakitkan hati atau membuat suasana saat itu menjadi buruk seketika.

Aku sayang pada kalian. Orang-orang yang special dan me-spesial-kan hari-hariku. Orang-orang yang secara tak langsung selalu menambah motivasi berprestasiku, walau sampai saat ini belum ada prestasi terbaik yang pernah kuukir untuk mereka.

Sampai saat ini, aku menyesal terlalu banyak berbuat buruk. Terlalu banyak berprasangka tak baik. Terlalu banyak menganggap kebaikan sebelah mata.

Robert telah membuat harinya sempurna dengan menyelamatkan temannya dari PHK karena kedatangannya di pesta natal. Rob datang ke rumah ayahnya yang selalu memanggilnya Einstein karena menurut ayahnya ia bisa melakukan hal-hal hebat jika diberi motivasi lebih. Rob juga pulang kerumah hanya untuk bertemu anak dan istrinya lalu berkata, “Apapun yang terjadi padaku, kalian tahu aku sangat mencintai kalian.”

Lalu, apa yang bisa kulakukan untuk membuat hari-hariku sempurna sebelum aku mati?

Sepertinya aku harus percaya bahwa hidup itu rapuh tapi cinta itu tidak. Maka aku harus mengawali hariku dengan cinta, bukan dengan benci dan dusta.

Sepertinya aku harus percaya bahwa masih banyak kesempatan baik yang mengantri untuk datang dan aku harus mempersiapkan diri untuk pantas mengambilnya.

Sepertinya aku harus percaya bahwa esok akan lebih baik jika aku mengabdi pada yang baik.

Kapan hari sempurnamu akan datang? Kita yang tentukan. Jadi, ayo mulai menentukan! 

Parigi, saat adzan awwal berkumandang.
14 Syawwal 1432H/13 September 2011 M
Read More

Total Pageviews

Blog Archive

Search This Blog

Powered by Blogger.

Quote

Bermimpilah karena Tuhan akan memeluk mimpi-mimpimu (Andrea Hirata)