Kau tahu? Malam ini aku berterimakasih atas rasa sakit dalam hati ini yang sempat mengalihkan segala konsentrasi dan menon-aktifkan hati juga otakku. Karena setelah kupikir-pikir lagi, rasa sakit itu sebelumnya di dahului oleh rasa senang dan bahagia yang terlalu melebihi batas wajarnya. Dan kau tahu semua itu karena siapa? Karenamu.
Jadi, terimakasih telah membuatku sakit hati, karena jika tidak demikian mungkin aku takkan pernah sadar bahwa sebelumnya aku pernah merasa terlalu senang dan bahagia. Bukankah Tuhan tak suka dengan segala yang berlebihan?
Kau tahu? Malam ini aku sangat bersyukur kau kini menghindar dan pergi dariku karena beberapa hal. Sebelumnya tak pernah terfikir (berharap pun tidak) oleh ku, kau akan datang padaku dan membuat sedikit coretan dalam kehidupanku. Yaa…walaupun tak seindah pelangi, toh coretanmu tetap memberikan sumbangsih yang cukup merubah gaya hidupku sekarang.
So, thank you very much for being an important piece in my life.
Kau tahu? Malam ini aku sangat menyadari kepergianmu bukan tanpa alasan remeh dan murah. Dan kesalahan yang telah kau (dan aku) lakukan bukanlah suatu kebetulan semata. Ketidakcocokan kita juga bukan hal utama penyebab berakhirnya kisah ini, tapi dalam guratan takdirku (dan takdirmu), mungkin kita bukanlah pasangan yang tepat.
Jeongmal gomawo, sudah pergi dariku, karena dengan kepergianmu mungkin aku akan bertemu dengan orang yang memang benar-benar “dipaksa” oleh Tuhan menjadi pasanganku selamanya.
Nah sekarang, apa masih ada alasan untuk saling melupakan?
Terserah padamu, keputusan itu sepenuhnya milikmu.
Menurut orang bijak, kenangan adalah potongan kejadian dalam kehidupan yang kita pilih untuk masuk dalam ingatan jangka panjang kita dan bisa kita kenang kembali.
Boleh kan aku memilih potongan kejadian ini menjadi bagian dari long term memory yang akan kuingat jika aku menginginkan untuk mengingatnya nanti?
Karena menurutku, manis pahitnya setiap kejadian adalah daya tarik yang khas yang tak pernah bisa digantikan oleh kenangan apapun meskipun ceritanya hampir sama seperti cerita sebelum atau sesudahnya..
Intinya, terimakasih sempat memenuhi hati ini dengan kebahagiaan yang terlalu berlebihan. Terimakasih atas kesempatan “aneh” yang sempat membuat kita dekat. Terimakasih atas senyuman yang hingga kini masih ingin ku lihat. Terimakasih atas perdebatan yang sering kali membuatku mengerinyatkan dahi setelahnya. Terimakasih atas semua pemikiran yang tak pernah sama sekali
terpikir olehku.
Hanya tiga kalimat dengan makna yang sama yang bisa kuucapkan atas semua kebaikanmu; Terimakasih banyak. Jeongmal gomawo. Thank you very much….
See you next time..
0 comments:
Post a Comment