Mungkin setelah munculnya film AADC pamor cowok cool, kutu buku dan ketus menjadi meningkat. Mungkin juga pamor aktivis mading perempuan menjadi bintang sekolah secara tiba-tiba. Film AADC mungkin mengubah semuanya.
Tapi film AADC gak mengubah sudut pandang gue tentang cinta. Ya, cinta. Hal yang terkadang menurut gue dengan mudahnya membuat orang bodoh dan hilang akal. Terdengar menusuk? Gue nulis ini sambil cengengesan kok. Mungkin perasaan lo aja kali.
Cinta, ah ya gue gak pernah hoki dengan hal ini. Tapi gue suka film-film cinta, buku-buku cinta dan cerita-cerita cinta. Bahkan, gue adalah orang yang sering dicurhatin tentang cinta oleh teman-teman gue. Lucu kan? Orang yang sinis sama cinta berhubungan dengan banyak hal yang berkaitan dengan cinta.
Gue akuin sih, gue sinis ke hal-hal yang berkaitan dengan cinta karena gue gak ngerti kalau menghadapi cinta itu harus bagaimana. Kalau sudah jatuh cinta itu baiknya gimana? Kalau patah hati, mau gimana? Cinta tuh rumit. Jadi, sinis terhadap hal-hal yang berbau cinta jadi pilihan gue untuk memandang cinta itu sendiri.
Lo pernah baca bukunya Dwitasari yang judulnya Raksasa dari Jogja? Nah, mirip tuh sama gue. Tapi ya gak se-ekstrim itu sih kisah hidupnya. Yah intinya begitulah.
Kembali ke pembahasan tentang film AADC. Gue suka sih filmnya. Pemilihan diksi dari setiap dialognya bikin gue terkesima. Canggih betul orang yang nyusun skenarionya. Pantas saja jadi film yang fenomenal hingga sekarang. Sampai-sampai, teman sekantor gue yang terlihat cool dan ganteng *eh maksudnya pendiam (tapi seriusan ganteng) ngaku kalau dia pernah ikutan kabaret dengan 3 orang teman dan joget-joget ala gengnya si Cinta. Alamak, gue pengen liat jadinya. Hahaha.
Film tentang cinta memang asik. Menawarkan banyak keindahan yang bersifat utopis. Semu. Gue jadi ingat lagunya Tangga yang judulnya Tak Kemana-mana.
Awal cerita yang selalu bahagia
Adalah skenario yang ditawarkan cinta
Namun hanya Tuhan yang tahu kemana
Perjalanan ini kan bermuara nantinya
Tapi kayaknya seru juga ya cinta-cintaan. Lucu juga marah-marahan kayak Rangga sama Cinta. Mungkin tahun ini perlu terlibat langsung dengan cerita cinta supaya tahu mengapa ada pertanyaan yang dijadikan judul film fenomenal Ada Apa dengan Cinta. Hari ini, gue sukses ter-AADC.
0 comments:
Post a Comment