Magicom. Sebutan yang kusematkan
untuk rice cooker putih yang teronggok indah di kamar kosku. Malam ini saya
belajar satu hal dari benda mati yang baru saya miliki sekitar 16 hari ini,
sejak saya ‘berkemah’ di salah satu kamar kecil khusus wanita beberapa ratus
meter dari tempat saya bekerja. Selama 15 hari ini saya sering kesal karena
banyak nasi yang menempel di permukaan magicom. Kesal karena fungsi ‘anti
lengket’ yang ada di dalamnya seakan tak berguna. Kesal karena kupikir aku
sudah membeli barang yang tak berfungsi ‘fitur’ tambahannya. Kesal karena nasi
matang selalu menempel disana. Karena itulah saya harus merendam wadah dengan
nasi yang menempel agar tak merusak permukaan anti lengketnya. Tapi malam ini
berbeda *ceileh.
Entah pasal apa perut saya tidak
terlalu lapar. Tak ada demonstrasi yang dilakukan cacing-cacing di perut dan
suara kurubuk-kurubuk. Tak lapar, pun tak kenyang. Saya memutuskan menanak nasi
dan melakukan aktivitas lain sampai merasa lapar. Aktivitas apa? Ya apalagi selain
pesbukan, saya kan aktipis pesbuk. Hahaha.
“Tuk!”
Suara perpindahan indikator ‘cook’
ke ‘warm’ sudah terdengar, tapi perut ini belum lapar. Ini sungguh ajaib,
karena selama kos, perut saya seperti kuda yang lepas dari kandangnya. Liar.
Selalu lapar dan selalu ingin mengolah sesuatu. Hal ini membuat saya menjadi
anak kos yang selalu melakukan perbaikan gizi. Hal ini juga yang membuat isi
dompet saya tak sehat lagi. Ketar ketir di akhir bulan.
Saya masih sibuk dengan ‘aktivitas’
saya tadi. Sambil sesekali menengok beragam aplikasi chat yang ada di dalam
ponsel saya yang katanya pintar. Masih belum lapar. Sampai adzan isya berkumandang.
Setelah menyelesaikan kewajiban,
saya masih malas makan. Tapi suara kurubuk-kurubuk dari perut sudah samar
terdengar. Tak lama kemudian rasa lapar datang, jelas saya tak menolak lagi
untuk segera makan.
Saat saya membuka tutup magicom,
nasi sudah matang sempurna. Saya ambil sendok nasi dan mulai mengaduknya. Aneh,
nasi tidak ada yang tertempel di dinding wadah nasi. Ini menarik karena saya
mengumpat tentang hal ini selama 15 hari. Nasi tak akan menempel di wadah dan
tak akan membuat saya menunggu lama untuk merendamnya di air demi ‘luruhnya’
nasi-nasi yang menempel itu. Hanya butuh waktu sebentar untuk membuat lapisan
anti lengket itu berfungsi dengan baik. Hanya butuh beberapa menit untuk
membuat nasi yang dimasak benar-benar matang dan menempel satu sama lain. Hanya
butuh sedikit aktivitas untuk menunggu semuanya berjalan sesuai dengan apa yang
saya inginkan. Hanya butuh sabar dan tak terburu-buru.
Ternyata perpindahan indikator
penanak nasi bukan satu-satunya indikator nasi siap disantap. Perlu waktu yang
tak begitu lama untuk menikmati nasi yang tak menempel dan membuat lapisan anti
lengket benar-benar berfungsi. Menunggu membuat proses matangnya nasi dengan
sempurna berjalan sempurna.
Saya pikir, begitupun banyak hal
dalam kehidupan. Indikator magicom ini seperti patokan-patokan yang ada dalam
kehidupan kita. Seperti usia yang kabarnya menentukan kapan kita baiknya
menikah. Seperti pekerjaan yang kabarnya bisa menentukan kesejahteraan
seseorang. Seperti kekayaan yang kabarnya bisa menjadi ukuran keberuntungan. Indikator-indikator
ini memang ada landasannya. Tapi kabar buruknya, indikator tersebut bukan
satu-satunya hal yang menentukan. Perlu ada waktu yang masing-masing orang
luangkan agar nasi menjadi matang benar. Perlu ada waktu agar fungsi anti
lengket berguna seperti yang para ilmuwan pencipta magicom katakan.
Kita semua sama-sama tahun di
usia berapa seseorang pantas menikah. Namun kita benar-benar tak pernah tahu
kapan setiap orang siap dan bisa menikah. Kita semua sama-sama tahu mendapat
pekerjaan yang baik itu bisa membuat seseorang sejahtera. Namun kita
benar-benar tak pernah tahu apakah pekerjaan tersebut membuat orang sejahtera
atau sengsara. Kita semua sama-sama tahu memiliki banyak kekayaan adalah
keberuntungan. Namun kita benar-benar tak pernah tahu apakah kekayaan tersebut
benar-benar menjadi keberuntungan atau malah menjadi kutukan.
Kadangkala, setiap indikator
perlu ruang untuk memastikan semua proses berjalan dengan sempurna. Tidak
selalu A akan langsung berdampak B, tidak juga C. Nasi butuh waktu untuk
benar-benar matang. Manusia (khususnya saya) butuh lama waktu yang berbeda dari
manusia lainnya dalam memenuhi setiap indikator selama ada di dunia.
Jadi apa inti dari tulisan ini? Intinya
saya sudah bisa masak nasi dengan bantuan magicom. Hahaha.
0 comments:
Post a Comment