Kabarnya, privasi pelanggan di bank itu adalah hal yang utama dan dijaga. Nyatanya, setiap orang yang punya kartu kredit pasti mereka sering ditelepon oleh pihak asuransi lah, kartu kredit bank lain lah, dan sebagainya. Jadi, apanya yang dijaga?
Privasi buat saya itu seringnya dilematis. Pengen upload atau curhat tapi serem kalau ngebayangin dampak dari postingannya. Setiap kesel sama orang lain yang fotonya pernah di-upload di akun sendiri, kok bawaannya pengen ngehapus semua foto itu. Setiap senang karena satu hal yang dulu pernah dimaki-maki di akun sendiri, kok jadi malu juga ya. Yah begitulah.
Di satu sisi, suka iri setiap ada teman yang posting foto pasangan atau bikin caption-caption sweet buat pasangannya. Di sisi lain, emang gak semua orang suka hal-hal pribadinya diumbar kemana-mana. Sering ngerasa bego juga sih kalau sadar hal kayak gitu doang di-iri-in. Tapi da aku teh manusia ya, yang sering ngeliat rumput tetangga lebih hijau warnanya. Jadilah privasi bagi saya seperti makan junk food padahal lagi diet. Apa hubungannya ya? Hahahaha.
Dulu, waktu internet belum merajalela, kayaknya privasi terbuka hanya di forum-forum kumpul-kumpul manja. Ya semacam arisan atau curhat yang kayak arisan (teu beres-beres). Paling banter yang dipamerin barang atau foto bareng pasangan. Tapi sekarang, orang yang diam saja terdengar kata-katanya. Dari akun sosmednya.
Dulu, sosmed tempat saya curhat gak jelas. Mulai dari galau yang gak jelas siapa objeknya, marah-marah sama customer service (seringnya spe*dy dan bank), sampai ikut-ikutan posting demi barang gratisan atau lomba-lomba yang saat itu kekinian. Sekarang karena objek galaunya udah jelas (suami gue sendiri), jadi agak keki juga kalau galau-galau gak jelas. Kalau ada yang ngira gue kekurangan kasih sayang gimana? Padahal mereka gak tau badan gue melar karena terpenuhinya kebutuhan kasih sayang #apasih
Buat saya, posting foto dengan caption lucu-lucu manja itu gak terlalu ngeganggu privasi. Tapi menurut suami, hal kayak gitu kurang melindungi.
"Kalau posting kayak gitu, gimana kalau Aa ada masalah dan kamu yang kena batunya juga?" kata doi.
"Tapi kan ini..."
"Tapi kan itu..."
"Tapi kan anu..."
Namanya juga perempuan, defensif. Hahaha. Ingat pasal 1: Perempuan selalu benar #halah
Mau digimanain juga perempuan sama laki-laki memang beda. Yang satu dari Mars, yang satu dari Venus. Cara pandang mengenai privasi pun beda-beda. Dan sialnya, masing-masing masih berharap direspon dengan standarnya sendiri-sendiri. Kalau kayak gitu, mau gimana? Entahlah. Selagi yang diposting ke sosial media tidak mencoreng nama baik pasangan dan atau keluarga, sepertinya oke-oke saja.
0 comments:
Post a Comment