Suatu hari ada salah satu user yang mengajak saya untuk ngobrol. Tentu ngobrol di chat. Hahaha.
User : "Ki, kok si X gak se-performe waktu dia cerita pas interview dan hasil interview kamu ya?"
Saya : "Loh, emang gimana bu maksudnya?"
U : "Iya kan di laporannya disebutkan kalau si X inisiatifnya bagus, implementasinya juga, dan sebagainya. Pokoknya meyakinkan lah."
S : "Oh gitu. Memangnya gimana ceritanya?"
U : "Ah, panjang lah kalau diceritain, Ki."
S : "Mungkin ya bu, mungkin saya waktu itu pas interview gak betul. Jadi berasa dia oke karena first impression yang bagus. Mungkin juga saya yang kurang probbing pas interview. Mungkin juga kandidatnya bohong."
U : "Emang kamu gak bisa prediksi dia bohong atau enggak? Kamu anak Psikologi kan ya?"
S : "Bisa diidentifikasi pake teknik interview Behavior Based Interview sama Ilmu Pernyataan sih bu, namun saya kan gak terlalu ahli dan saya gak belajar Ilmu Pernyataan."
U : "Sugan teh semua anak psikologi bisa baca perilaku gitu, Ki."
S : "Saya bukan dukun, bu. Hehe."
Chat closed.
Well, gitu da ai rekrutmen mah. Milih yang terbaik dari kandidat yang ada. Tapi pas kandidatnya udah pas, eh waktu evaluasi ternyata gak pas pas amat. Lalu gimana cara supaya terbukti ke-pas-annya?
Kalau 100% pas mah atuh sampe 2 tahun nyari kandidatnya juga. Hahaha. Kandidat yg lolos dan gak pas-pas banget juga berbulan-bulan. Apalagi yang cocok 100%.
Tapi bisa diminimalisir dengan :
- Behavioral Event Interview
- Reference Checking
- Psikotes & Grafologi (ini lagi ngehits lagi soalnya hoho)
Saya ada pengalaman yang unik dengan reference checking. Jadi suatu hari saya nyari kandidat untuk posisi Z. Nah, nemu tuh kandidat yang oke, tapi sayangnya setelah interview referernya, dia kurang oke karena attitudenya kurang bagus. Pinter sih, tapi kalau attitudenya kurang oke mah. Emmmm...
Walakhir, kandidat tersebut gak bisa lolos ke tahap selanjutnya. However, attitude always comes first.
Oh iya, untuk kamu yang belum tahu reference checking, RC adalah metode seleksi dimana rekruter/HR akan menghubungi orang-orang yang pernah bekerjasama secara langsung denganmu. Baik itu atasan langsung atau rekan kerja atau bahkan posisi lain yang pernah berhubungan denganmu dalam satu proyek. Kontak orang yang mereferensikan/referrer didapatkan dari kandidat. Jadi, saat ada kolom "Reference" di formulir pendaftaran, isilah dengan referrer yang benar-benar tahu kualitas kamu dan mau memberikan komentarnya terhadap kinerjamu secara objektif. Referrer biasanya ditanya tentang :
- Proyek yang pernah dihadapi bersama
- Kendala yang pernah dihadapi dan apa yang kandidat lakukan untuk menghadapi kendala tersebut
- Apakah kandidat sesuai dengan posisi yang ia lamar di perusahaan dan seberapa sesuai serta alasannya
- Apa kekuatan dan kelebihan kandidat
Jadi, pilih referrer yang benar-benar bisa menceritakan apa yang telah kamu lakukan, bukan yang hanya tahu kebaikan-kebaikan kamu. Kenapa? Karena terlalu bagus itu mencurigakan. HAHAHAHA. Oh ya, formulir Reference Checking bisa kamu cari dari internet. Gak usah minta saya yya. Hahaha.
0 comments:
Post a Comment