Wednesday, January 26, 2011

APA YANG SALAH DENGAN ‘UNIVERSITAS ISLAM NEGERI’?

Universitas Islam Negeri atau biasa disebut UIN yang dulunya berawal dari IAIN (Institut Agama Islam Negeri) sering dipandang sebelah mata oleh para civitas akademika di negeri ini. Entah karena banyak tambahan mata kuliah ilmu agama yang membuat universitas ini kurang terlihat “menarik”, atau mungkin karena tidak ada bursa kerja bagi para alumninya. Entahlah….saya tak tahu pastinya. Karena setiap orang pasti mempunyai pemikiran yang berbeda satu sama lain.

“Biarlah Universitas Islam juga, yang penting negeri!” begitu jawaban salah seorang teman ketika kutanya alasannya masuk universitas ini. Stempel ‘Islam’ yang sebenarnya dijadikan nilai plus dari perguruan tinggi ini terkadang disalahartikan oleh sebagian kalangan. Sebagian dari mereka menilai bahwa universitas Islam pasti tidak jauh dari kekentalan nilai ke-Islaman yang jauh dari kesan ‘modern’. Padahal sebenarnya tidak seperti yang mereka bayangkan. Institusi pendidikan Islam bukan berarti hanya membahas apa yang ada kaitannya dengan syariah Islam ataupun nilai-nilai Islam yang dikaji secara mentah. Kajian Islam bukan hanya membahas tentang nilai-nilai kolot yang sudah tidak selaras dengan perkembangan zaman, karena Islam sendiri adalah agama yang tak lekang oleh waktu, tak bisa habis dibahas dalam satu abad. Islam adalah agama yang kaya dan memasuki semua lini kehidupan manusia, entah disadari ataupun tidak, setiap detik kehidupan yang dilalui setiap orang telah dibahas oleh Islam secara gamblang dan jauh dari kesan “ketinggalan zaman”. Lagipula bukankah tugas kita mempelajari dan memperdalam agama kita? Jadi, anggapan Universitas Islam itu kolot dan tidak modern adalah anggapan yang salah besar.

Gelar “Universitas Negeri” sepertinya cukup menarik perhatian dan minat sebagian orang. Biaya yang tidak terlalu mahal (bahkan untuk sebagian kalangan dianggap murah sekali) juga menjadi daya tarik utama universitas ini. Tapi perlu diketahui, bahwa banyak dari tokoh-tokoh sukses lahir dari universitas ini. Gelar universitas negeri dan biaya yang murah tidak bisa dijadikan tolak ukur bahwa orang – orang didalamnya hanya orang – orang murahan.

Jadi apa yang salah dari Universitas Islam Negeri sehingga dipandang sebelah mata oleh sebagian kalangan? Disinilah pembahasan kita.

Banyak yang menyangka bahwa untuk lolos ujian masuk universitas ini adalah hal yang sangat mudah. Hal itu membuat para calon mahasiswanya mengaggap enteng ujian masuk universitas ini. Padahal sejatinya tidak demikian. Banyak orang-orang nomor satu di beberapa Sekolah Menengah Atas yang tidak lolos pada ujian penerimaan mahasiswa baru setiap tahunnya.

“Sekolah di sekolahan yang murah boleh, tapi jangan yang terlalu murah.” ujar salah seorang paman ketika saya mengutarakan niat saya untuk masuk UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

Memang benar biaya yang dikeluarkan mahasiswa untuk setiap semesternya tergolong sangat murah dan jauh lebih murah daripada perguruan tinggi negeri lainnya. Dan ternyata hal itu pula yang membuat orang lain kurang mempercayai kualitas para dosen dan mahasiswanya.

Tapi apa jadinya bila biaya tiap semester yang dibebankan pada mahasiswa dinaikkan
atau disetarakan dengan universitas negeri lainnya? Mungkin akan semakin banyak anak negeri yang tidak bisa mengecap pendidikan setinggi – tingginya. Jadi, secara tidak langsung UIN adalah salah satu paru-paru bantuan untuk mereka yang haus akan ilmu tapi tidak memiliki biaya yang lebih dari cukup untuk merealisasikan impian mereka.

Peran setiap mahasiswa yang bernaung di bawah suatu perguruan tinggi sangat membantu pembentukan paradigma orang lain dalam memandang perguruan tinggi tersebut. Setidaknya yang saya ketahui lebih dari seperempat mahasiswa dan mahasiswi perguruan tinggi ini menganggap rendah diri mereka sendiri dan institusi tempat mereka menimba ilmu.

Sikap rendah diri ini pernah saya alami pada awal perkuliahan yang saya lalui. Saya menganggap semua orang bisa masuk dan berkuliah di universitas ini. Ironisnya, dulu saya dengan sesumbar pernah mengatakan “Kamu beneran mau kuliah di UIN? Gak ada perguruan lain ya?” saat teman saya mengatakan bahwa ia sangat ingin kuliah di UIN. Bagai senjata makan tuan, saya hanya bisa pasrah saat orang tua saya memaksa saya untuk melanjutkan sekolah di Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung. Tak tanggung-tanggung, orang tua saya mengancam untuk tidak menyekolahkan saya lagi bila saya tidak menuruti kemauan mereka. Dan benar saja, untungnya nasib baik masih ada dipihak saya, saya diterima menjadi salah satu mahasiswi Fakultas Psikologi di Universitas tersebut.

Saat itu saya merasa dunia seakan memusuhi saya. Untuk apa saya sekolah kalau saya hanya berkembang sedikit saja?! Selalu keluhan itu yang berkeliaran di kepala saya. Tapi ternyata takdir berkata lain. “Jangan berkomentar jika kau belum merasakan” benar-benar terbukti. Sekarang semua tuduhan tak beralasan saya terhadap UIN perlahan terbantahkan dengan sendirinya. UIN hanya sebuah batu loncatan seperti perguruan tinggi lainnya. Kita akan berkembang jika kita mau dan berusaha untuk berkembang karena kesempatan sangat terbuka lebar disana.

Singkatnya, pendapat dan asumsi kita pada suatu hal dapat mempengaruhi pendapat dan asumsi orang lain tentang hal tersebut. Bisa jadi UIN dianggap rendah oleh sebagian kalangan karena orang-orang dalamnya sendiri yang menganggap rendah diri mereka sehingga banyak potensi terpendam mereka yang tak mau muncul akibat perasaan rendah diri yang senantiasa menggerogoti diri mereka sendiri.

Gedung-gedung yang terlihat kurang mengundang decak kagum juga mungkin menjadi salah satu faktor yang tidak bisa terbantahkan. Pandangan pertama bisa menjadi tolak ukur sesuatu secara keseluruhan. Gedung-gedung yang sudah cukup tua dan butuh perawatan lebih memang mengganggu setiap mata yang memandang. Berbeda dengan beberapa universitas lain yang bangunannya sangat bersih, unik dan bergaya modern. Tapi permasalahan ini sudah mendapatkan solusi yang cukup, yaitu dengan pembangunan kembali gedung-gedung yang sudah cukup udzur secepatnya.

Jadi, apalagi alasan memandang UIN sebelah mata?

Jika masih ada, ayo kita lebih serius lagi dalam studi kita sampai kita bisa menggantikan mereka dan bisa memperbaiki apa yang menurut kita kurang baik. Tapi jika kita hanya mengkritik tanpa ada usaha dari diri kita sendiri, untuk apa kita mempunyai mata, mulut dan tangan selain untuk membuat suatu perubahan ke arah yang lebih baik? Belum cukupkah perbuatan buruk kita mendominasi kehidupan yang hanya sekejap mata ini?



Untuk semua orang yang “pernah” menganggap enteng UIN (atau ada yang masih?)
Maaf jika bahasa yang dipakai cenderung mencirikan komunikasi yang agresif daripada komunikasi yang asertif :-D
Thanks a lot untuk para pembaca. Ditunggu kritik dan sarannya ^_^
Read More

Sunday, January 9, 2011

hem..

hanya helaan nafas panjang..

yg bisa mewakilkan semua kekecewaan..

atas apa yg menghancurkan semua harapan..

atas apa yang membobrokkan kembali semua bayangan tentang kebaikan..

well, semoga ini yg terakhir dan tak pernah terulang!
Read More

Monday, November 8, 2010

Terimakasih


Kau tahu? Malam ini aku berterimakasih atas rasa sakit dalam hati ini yang sempat mengalihkan segala konsentrasi dan menon-aktifkan hati juga otakku. Karena setelah kupikir-pikir lagi, rasa sakit itu sebelumnya di dahului oleh rasa senang dan bahagia yang terlalu melebihi batas wajarnya. Dan kau tahu semua itu karena siapa? Karenamu.

Jadi, terimakasih telah membuatku sakit hati, karena jika tidak demikian mungkin aku takkan pernah sadar bahwa sebelumnya aku pernah merasa terlalu senang dan bahagia. Bukankah Tuhan tak suka dengan segala yang berlebihan?

Kau tahu? Malam ini aku sangat bersyukur kau kini menghindar dan pergi dariku karena beberapa hal. Sebelumnya tak pernah terfikir (berharap pun tidak) oleh ku, kau akan datang padaku dan membuat sedikit coretan dalam kehidupanku. Yaa…walaupun tak seindah pelangi, toh coretanmu tetap memberikan sumbangsih yang cukup merubah gaya hidupku sekarang.

So, thank you very much for being an important piece in my life.
Kau tahu? Malam ini aku sangat menyadari kepergianmu bukan tanpa alasan remeh dan murah. Dan kesalahan yang telah kau (dan aku) lakukan bukanlah suatu kebetulan semata. Ketidakcocokan kita juga bukan hal utama penyebab berakhirnya kisah ini, tapi dalam guratan takdirku (dan takdirmu), mungkin kita bukanlah pasangan yang tepat.

Jeongmal gomawo, sudah pergi dariku, karena dengan kepergianmu mungkin aku akan bertemu dengan orang yang memang benar-benar “dipaksa” oleh Tuhan menjadi pasanganku selamanya.

Nah sekarang, apa masih ada alasan untuk saling melupakan?

Terserah padamu, keputusan itu sepenuhnya milikmu.

Menurut orang bijak, kenangan adalah potongan kejadian dalam kehidupan yang kita pilih untuk masuk dalam ingatan jangka panjang kita dan bisa kita kenang kembali.

Boleh kan aku memilih potongan kejadian ini menjadi bagian dari long term memory yang akan kuingat jika aku menginginkan untuk mengingatnya nanti?

Karena menurutku, manis pahitnya setiap kejadian adalah daya tarik yang khas yang tak pernah bisa digantikan oleh kenangan apapun meskipun ceritanya hampir sama seperti cerita sebelum atau sesudahnya..

Intinya, terimakasih sempat memenuhi hati ini dengan kebahagiaan yang terlalu berlebihan. Terimakasih atas kesempatan “aneh” yang sempat membuat kita dekat. Terimakasih atas senyuman yang hingga kini masih ingin ku lihat. Terimakasih atas perdebatan yang sering kali membuatku mengerinyatkan dahi setelahnya. Terimakasih atas semua pemikiran yang tak pernah sama sekali

terpikir olehku.
Hanya tiga kalimat dengan makna yang sama yang bisa kuucapkan atas semua kebaikanmu; Terimakasih banyak. Jeongmal gomawo. Thank you very much….
See you next time..

Read More

Saturday, October 9, 2010

haha

Aku ingin tertawa atas semua tingkah bodohku..
Aku ingin tertawa atas semua kesalahanku..
Aku ingin tertawa atas semua tingkah naifku..
Aku ingin tertawa atas semua pikiran anehku..
Aku ingin tertawa atas semua kesedihanku..
Aku ingin tetawa atas semua hal yang aku anggap penting padahal tidak penting..
Aku ingin tertawa jika bel mulai bedenting..
Aku ingin tertawa jika malam diselimuti hening..
Aku ingin tertawa dan hanya ingin tertawa..
Tertawa untuk apapun..
Tertawa untuk siapapun..
Tertawa kapanpun..

Perduli apa mereka melihatku seperti ini?
Perduli apa mereka jika aku menjadi gila?
Dan sejak kapan mereka perduli padaku?

Aku ingin tertawa untuk mereka, dia dan kau!
Read More

Friday, August 27, 2010

DUKUNGAN YANG MEMBUAT AIR MATA INI MENGALIR

Ini kali pertamanya gw ikutan lomba bikin cerpen. Cerpen fantasi pula. Gara-gara ngebet pengen ikutan, gw mati-matian edit salah satu cerita yang menurut gw “cukup fantasi”, hehe namanya juga pemula….harap maklum. Tapi gw usahain gak kelihatan pemula. Meskipun sebenarnya mungkin eh pasti banyak kekurangannya.

Tanggal 23 Agustus 2010 gw kirimin tulisan gw. Dan malam ini tanggal 26 Agustus 2010, gw iseng-iseng buka google nyari cerpen gw yang siapa tahu aja udah di posting. Ternyata dugaan gw bener. Semua karya peserta udah di posting sama salah satu jurinya. Wah…gw excited banget! Tapi ini awal kesedihan gw…

Pas gw buka blog tempat dimana postingan yang ikutan lomba itu di post, ternyata cuma tulisan gw yang gada komennya. Sumpah gw sedih banget. Secara ini percobaan gw pertama kali. Akhirnya gw sms Isna, temen gw, gw bilang kalau gw sedih gara2 tulisan gw gak ada yang ngomen. Awalnya dia kaget, kok cepet banget di postingnya, tapi akhirnya dia bilang kalo gw kudu enjoy coz menang kalah urusan nanti yang penting gw udah nyoba.

Gw udah tahu semua teori di atas, tapi emang bener kata Naruto : Melakukan suatu hal lebih sulit daripada mengatakannya. Tapi gw berterimakasih banget sama dia, soalnya gw sms sekitar jam 10 malam dan biasanya dia udah tidur. Gak lama kemudian, Isna sms gw lagi nanyain alamat blognya. Gw kasih lengkap dengan kata kuncinya waktu gw nyari di google.

Menit demi menit pun berlalu. Sekitar jam sebelas lebih, ayah gw pulang. Trus ge ceritain apa yang terjadi beberapa waktu yang lalu. Orang tua gw malah ketawa dan bilang “Iya, nanti ayah sama ibu yang komen.” Gw nyengir ajah waktu orang tua gw bilang kayak gitu.

Gara-gara penasaran sama semua cerita yang komennya berpuluh-puluh (sedangkan gw gada satupun), gw buka lagi blog yang tadi udah bikin gw sedih (hohoho *lebay*). Pas gw mau baca salah satu judul yang menarik, tiba-tiba mata gw terarah ke judul tulisan yang gw kirim dan disana ada notif 3 KOMENTAR!

Wah…..gw langsung semangat 45!

Gw buka tulisan gw, penasaran. Ternyata disana ada nama CHEPPY ma FAJAR TAS yang nongkrong ngasih komen ke gw! Dan kebetulannya lagi, di waktu yang bersamaan yayang Afgan nyanyi di Konser Ramadhan R**I. Wuahhh….pokoknya saat-saat itu saat-saat yang sangat bikin gw terharu! Gw nangis bombay…untung gak hujan, coba kalau hujan, wahh…india-indiaan dah gw! Hehe. SUMPAH….!!!Seneng banget…meskipun komennya c Fajar TAS selalu seperti itu (hehehehe…tapi makacih ^_^)

Gw langsung ngambil hp yang udah merem melek di atas kasur (emang hape bisa tidur ya?!). Gw sms Isna yang udah pasti nyebarin ini ke semua anak kelas gw. Gw bilang makasih atas semua dukungannya. Gw sms juga ttu bocah dua yang berjasa buat gw di hari ini ^_^

Guys…tanpa kalian semua gw gak bakalan bisa senyum-senyum lagi kayak sekarang. Oia, tadinya gw sempet mau berhenti nulis cerpen-cerpen. Soalnya gw blum pengalaman di dunia pencerpenan (emang ada?!). tapi bener kata Teh Eca, kalau kita harus nyari tantangan di luar zona aman kita. Kalau gw mundur cuma gara-gara satu kompetisi, apa masih pantes gw punya cita-cita jadi seorang motivator handal?

hem...emang yang namanya orang lagi di rundung masalah selalu melihat segalanya menjadi suram. than, thanks...gomawo...arigatoo gozaimasu...mercy...dsb buat semua orang yang udah bikin gw nyadar kalau gw hidup bukan cuma buat hari ini aja!

thx buat ortu gw yang dengan semangatnya masih ngedukung anak yang agak menyebalkan ini..
thx buat semua keluarga mantap jaya yang gak pernah bakal gw hapus dari hati ini ..
thx buat Isna yang udah ngasih gw support pertama kali..
thx buat Cheppy n Fajar TAS yang udah komen tulisan hancur gw..
thx buat semua orang yang mau baca catetan ini..maaf kalau ada yang tersinggung dengan tulisan asal gw ini..maaf juga kalau nama kalian gak bisa gw sebut satu-satu...
See you ^_^
Read More

Friday, August 20, 2010

MAKA, NIKMAT YANG MANAKAH YANG AKAN KAU DUSTAKAN?


Alhamdulillahirabbil’alamiin….
Segala puja dan puji syukur hanya pada-Mu Tuhan semesta alam.
Sebenarnya saya bingung mau mulai dari mana. Tapi sejak tadi pagi apa yang saya tulis disini selalu membayang-bayangi pikiran saya.
Dulu saya pernah bertanya-tanya dalam hati, kenapa kiblat dan ka’bah harus ada di Mekkah? Negeri yang nun jauh disana. Coba kalau di Indonesia, wah…saya sekeluarga bisa naik haji setiap tahun n_n
Tapi 3 atau 2 hari yang lalu pertanyaan ini terjawab. Ternyata hanya Mekkah lah satu-satunya tempat yang tidak terganggu dan terpengaruhi oleh kutub atau magnet manapun. Jadi, Mekkah adalah satu-satunya tempat dengan kondisi terstabil di dunia! Bahkan, mungkin Greenwich bisa dilengserkan dari jabatannya.
Dulu saya pernah bertanya-tanya dalam hati, mengapa wudhu disunnahkan melakukan tiga kali pembasuhan setiap anggota badan yang dibasuh?
Ternyata maksud disunnahkannya tiga kali pembasuhan itu adalah agar kita dapat menghemat air, dengan kata lain setiap basuhan kita diutamakan air tidak terlalu banyak yang terbuang atau pastikan bahwa air yang dipakai semuanya terpakai. Sedikit demi sedikit lama-lama menjadi bukit. Jadi, lebih baik sedikit demi sedikit dibasuh tapi semua anggota tubuh (pada saat wudhu) terbasuh, daripada sekali basuhan dengan banyak air tapi masih ada yang belum terbasuh.
Beberapa minggu yang lalu, ada kabar hujan darah di India dan hujan kodok di Jepang. Apa mungkin? Saya kembali bertanya-tanya. Dan jawabannya muncul dua hari yang lalu. Setelah solat tarawih, seperti biasa saya tadarusan di ruang tamu.
Entah kebetulan atau apa, saya sampai pada ayat yang menjelaskan bahwa dulu pernah ada suatu kaum yang diserang berbagai wabah penyakit. Mulai dari wabah kutu, darah dan kodok. Karena mereka tidak mau beriman pada Allah.
Subhanallah….Allah memang Maha Mendengar. Satu demi satu pertanyaan saya terjawab meskipun bukan dalam kurun waktu yang sebentar. Tapi mungkin sekarang adalah waktu terbaik untuk saya menerima jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut.
Sebenarnya masih banyak pertanyaan yang selalu membuat kalimat “kenapa begini begitu” muncul bergantian di hati. Tapi saya yakin suatu hari semuanya pasti akan terjawab entah itu tersirat ataupun tersurat. ^^

NikmatNya yang manakah yang kan kau dustakan
Bila engkau hidup dengan izin Nya
NikmatNya yang manakah yang kan kau dustakan
Bila engkau hidup dengan udara Nya….

Ciparay, 20 Agustus 2010
Read More

PARA WANITA HEBAT YANG ‘DIKUBUR’ SEJARAH

Siapa dan apa karya pahlawan wanita yang anda tahu? Kartini dengan emansipasi wanitanya? Siapa dan apa lagi?
Bila beberapa dari anda menggelengkan kepala, berikut ringkasan artikel yang ditulis oleh Adian Husaini, MA pada rubrik “Kolom” Majalah Bina Da’wah No. 350 Edisi Bulan Mei 2009.
Mereka yang nama dan jasanya sengaja “ditenggelamkan” oleh Belanda, antara lain sebagai berikut :
1. Sultanah Seri Ratu Tajul Alam Safiatuddin Johan dari Aceh
Sultanah Safiatuddin adalah sosok wanita yang sangat pintar dan aktif mengembangkan ilmu pengetahuan. Ia menguasai beberapa bahasa. Antara lain : Bahasa Aceh, Melayu, Persia, Spanyol dan Urdu. Di masa kepemerintahannya, ilmu dan kesusastraan berkembang pesat. Karena itulah lahir karya-karya besar Nuruuddin ar-Raniry, Hamzah Fansuri dan Abdul Rauf. Ia juga berhasil menampik usaha-usaha Belanda untuk menempatkan diri di daerah Aceh. Dan hasilnya, VOC tidak dapat memonopoli perdagangan timah dan komoditi lainnya. Sultanah memerintah Aceh cukup lama, yaitu 1644-1675. Ia dikenal sangat memajukan pendidikan baik bagi wanita ataupun bagi pria.

2. Siti Aisyah We Tenriolle dari Sulawesi Selatan
Wanita ini bukan hanya dikenal ahli dalam pemerintahan, tetapi juga mahir dalam kesusastraan. B.F Matthes, ahli sejarah Sulawesi Selatan dari Belanda ini mengaku mendapat manfaat besar dari sebuah epos La-Galigo yang mencakup didalamnya lebih dari 7000 halaman folio. Ikhtisar epsos besar itu dibuat sendiri oleh We Tenriolle. Pada tahun 1908, wanita ini mendirikan sekolah pertama di Tanette, tempat pendidikan modern pertama yang dibuka baik untuk anak – anak pria maupun wanita.

3. Dewi Sartika dari Bandung
Dewi Sartika bukan hanya berwacana tentang pendidikan kakum wanita. Ia bahkan berhasil mendirikan sekolah yang belakangan dinamakan Sakolah Kautamaan Istri yang berdiri di berbagai tempat di Bandung dan luar Bandung.

4. Rohana Kudus dari Padang
Rohana Kudus melakukan hal yang sama dengan apa yang dilakukan oleh Dewi Sartika di kampung halamannya. Selain mendirikan Sekolah Kerajinan amal Setia dan Rohana School, Rohana Kudus bahkan menjadi jurnalis sejak di Kota Gadang sampai saat ia mengungsi ke Medan. Ia tercatat sebagai jurnalis wanita pertama di negeri ini.
“Perputaran zaman tidak akan pernah membuat wanita menyamai laki-laki. Wanita tetaplah wanita dengan segala kemampuan dan kewajibannya. Yang harus berubah adalah wanita harus mendapatkan pendidikan dan perlakuan yang lebih baik. WAnita harus sehat jasmani dan rohani, berakhlak dan berbudi pekerti luhur, taat beribadah yang kesemuanya hanya akan terpenuhi dengan mempunyai ilmu pengetahuan.” Itulah visi tegas Rohana Kudus yang kini tenggelam oleh berbagai rekayasa sejarah Indonesia.

5. Malahayati
Panglima Angkatan Laut wanita pertama di Kerajaan Aceh (jauh sebelum masa Kartini dan Cut Nyak Dien)

6. Cut Nyak Dien
Pejuang Indonesia yang sangat tegas dan kuat.

7. Tengku Fakinah
Seorang Ulama wanita di Aceh yang juga ikut berperang dalam melawan Belanda

8. Cut Mutia, Pecut Baren, Pocut Meurah Intan, Cupto Fatimah
Para pejuang wanita yang sangat gigih dan ikhlas mengeluarkan negaranya dari belenggu penjajahan
Dan masih banyak lagi nama yang belum disebutkan disini dan karyanya melebihi RA Kartini yang selama ini kita kenal. Tanpa mengurangi rasa hormat kami pada RA Kartini dengan perjuangannya, tapi perlu kita ketahui bahwa di zaman Kartini juga masih banyak wanita-wanita hebat yang tidak diungkap dalam sejarah bahkan tidak masuk dalam buku Sejarah Setengah Abad Pergerakan Wanita Indonesia.
Sejarah yang kita ketahui dan pelajari selama ini rasanya perlu ditinjau ulang. Banyak scene yang ditambahkan dan dikurangi. Banyak pahlawan-pahlawan yang sebenarnya “tidak berjasa” menjadi berjasa, begitupun sebaliknya. Rekayasa demi rekayasa bermunculan dari berbagai pembahasan tentang sejarah negeri ini. Entah dari foto pahlawan, kisah pahlawan sampai tokoh-tokoh yang di “booming” kan pun ikut di rekayasa.
Habis gelap terbitlah terang. Tapi kini cahaya terang belum muncul dan gelap masih menyelimuti negeri ini. Kegelapan masih menyelimuti ibu pertiwiku. Indonesia kapankah engkau bangkit dari kegelapan itu?

Ciparay, 20 Agustus 2010
Read More

Total Pageviews

Blog Archive

Search This Blog

Powered by Blogger.

Quote

Bermimpilah karena Tuhan akan memeluk mimpi-mimpimu (Andrea Hirata)