TELAT
Pagi hari yang sebenarnya indah itu jadi gak indah buat gue. Pasalnya, gue bangun kesiangan dan kerjaan hari kemaren belum kelar satupun. Oh, well. What the XXX. semuanya belum terjamah sama sekali. Gara-gara pecah kongsi seperti biasa di malam hari. Ah, kapan sih gue ga cepet marah :(
Pagi itu gue inginnya bolos kuliah, sayang sangat disayang, hari itu gue lupa kalau ada skoring hasil psikotes inventori di kelas. Please ya please..... ini gimana bagi waktunyaaaa?????? Ditengah kegalauan ada malaikat muncul dan akhirnya gue bisa kuliah. Walaupun dengan catatan terlambat (lagi).
Datang ke kampus lagi-lari enggak karuan, pakai rok pula. Alamak, betapa oh betapa...
Masuk kelas diketawain sama anak sekelas, gara-gara telatnya keterlaluan. Kalau rezeki enggak kemana. Mungkin karena nama gue, jadi gue dapat rezeki terus :P
Pagi itu gue dapat rezeki boleh masuk kelas dan skoring dengan tangan gemetaran. Ciri khas yang enggak pernah hilang kalau terlambat masuk kelas.
Dengan bantuan teman yang baik hati dan cukup bisa mengontrol emosi, akhirnya gue bisa lanjut skoring bersamaan dengan teman-teman lainnya. Sumpah, enggak ada yang enak dari skoring buru-buru! serius!!
"TERTEPUK"
FYI, gue 3 minggu yang lalu baru jatuh tersungkur tak berdaya di lapangan kampus II. Gara-garanya lupa diri kalau emang punya bakat gampang jatuh dari lahir dan dengan sok iyehnya lari-lari sok kenceng depan kampus. Hasilnya, taraaaaaaa lutut gue cedera sampai sekarang.
Sebenarnya lukanya perlahan mulai membaik, tapi ya begitulah. Karena gue orangnya pecicilan, jadi lutut gue selalu ada masalah. Kepentok meja lah, kegesek waktu diangkotlah, dan "tertepuk".
Okey, kalau lutut gue baik-baik saja, rasanya ditepuk bahkan di pukulin juga biasa aja. Gue enggak akan teriak enggak jelas. Tapi masalahnya, lutut gue lagi mengering dan itu butuh 2 minggu untuk "mau" mengering. Inget ya..belum mengering. alias belum kering, tapi baru "mau" kering.
Tapi apa yang terjadi??
Saat kita bercandaan, salah satu orang disamping gue dengan ringannya "menepukkan" tangan ke lutut gue.
"AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA!!!" gue teriak sekuat tenaga.
Dan semua orang nengok ke belakang sambil kompak bilang, "Ssssttt"
Taplak. Seandainya ga sepadan dengan rasa sakit yang gue rasakan, pasti gue enggak akan teriak gak jelas kayak gitu. Dan bodohnya lagi, itu terjadi di mushola. Jadi wajar saja respon para "ssters" kayak gitu. Yelaaahh...tadi pagi dapat rezeki, sekarang dapat berdarah lagi. Ya, lutut gue gak jadi "mau mengering" tapi malah berdarah lagi :(
BAHAGIA SEDERHANA
Bahagia itu sederhana, sesederhana makan siomay di siang bolong saat lagi lapar-laparnya. Sesederhana ngasih makanan ke pengemis saat ada nasi bungkus utuh di tangan yang tadinya mau dimakan. Sesederhana terlena dalam tumpukan tugas yang mengasyikkan.
Bahagia itu sederhana, sesederhana yang gue alami tadi siang. Pas gue di perjalan pulang, entah kenapa gue sangat ingin duduk di pojokan. Mungkin gara-gara gue udah planning akan tidur sepanjang perjalanan. haha
Ternyata berjalan dengan lancar. Gue dapat posisi yang pas untuk nundutan alias tidur di angkot. Di pojok sebelah kanan.
Sebelum tak sadarkan diri, gue sempat twitteran, sambil stalkerin orang. Lama-lama, angin sepoi-sepoi mulai menyapa. Singkat cerita, gue tertidur pulas tanpa jeda lagi.
Terkantuk-kantuk gue dijalan. Kadang terbangun sebentar karena sopir angkot yang rada gaul dan suka banget ngerem mendadak. Tapi itu tak membuat gue sadar sepenuhnya. Padahal tadi siang hanya satu mata kuliah.
Lama-lama, gue bangun dari tidur gue dan taraaaaaaaaaaaaa.... di angkot ini hanya tinggal tiga orang. Padahal sebelumnya, angkot itu lumayan penuh. ckckckck betapa lelapnya tidurku.
Disitu gue ngerasain bahagia. Karena saat gue bangun di luar angkot itu hujan. Pantas saja gue bisa tidur pulas di angkot #alasan
Bahagia itu sederhana,. sesederhana tidur diangkot dan diluar hujan.
Bahagia itu sederhana, sesederhana segarnya badan pasca tertidur pulas dibelai tampias hujan.
Bahagia itu sederhana, sesederhana bisa menceritakan kisah bahagia ini di blog tercinta :)
0 comments:
Post a Comment