Ketersediaan air yang melimpah ruah terkadang membuat kita lupa masih banyaknya saudara jauh kita yang kondisinya bertolak belakang dengan kondisi 'makmur' yang kita alami. Ketersediaan air tak jarang membuat kita lupa memikirkan kondisi air yang kita buang ke lingkungan sekitar kita. Air yang penuh dengan kandungan detergen, pewangi, sabun, sampo dan juga kandungan-kandungan kimia lainnya, sedikit banyak dapat berkontribusi negatif pada kelestarian lingkungan kita. Air pembuangan non-kakus tersebut disebut dengan grey water. Berbeda dengan black water (buangan dari kakus) yang biasanya langsung diolah di septic tank, grey water biasanya dibuang begitu saja ke sungai dan selokan terdekat oleh warga.
Grey water memang akan membahayakan masyarakat jika terus menerus dialirkan begitu saja ke sungai, danau, dan selokan karena zat-zat yang dibawanya bisa menjadi polutan yang merusak lingkungan. Tapi tidak untuk beberapa jenis tanaman. Grey water bisa dimanfaatkan sebagai pupuk berharga yang kemudian saat air 'dilepaskan' ke selokan atau aliran sungai dan danau, kandungan berbahaya yang ada di dalamnya bisa tereduksi.
Ecotech Garden: Filter Grey Water
Seperti yang dirilis oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air Dinas Pekerjaan Umum Republik Indonesia, grey water menjadi bau karena terjadinya proses dekomposisi zat organik yang memerlukan oksigen terlarut dalam air limbah. Proses ini bisa dilihat dari warna air limbah yang kehitaman, berbusa dan berbau busuk. Filterisasi air limbah/ grey water inilah yang harus menjadi fokus kita sekarang. Salah satu solusi yang ditawarkan oleh lembaga pemerintahan ini berupa ecotech garden, yaitu teknologi alternatif pengolahan air selokan dengan menjadikan tanaman hias sebagai filter grey water. Cara ini efektif untuk membuat bakteri-bakteri dan berbagai zat yang terkandung dalam grey water tereduksi. Ecotech garden juga dapat menghilangkan bau dan menjernihkan air. Sebagaimana sebuah taman, ecotech garden juga meningkatkan estetika lingkungan. Kapan lagi kita bisa melihat sebuah filter air limbah dengan tampilan cantik berupa taman? Mengaplikasikan ecotech garden adalah jawabannya.
Pembuatan Ecotech Garden
Pembuatan Ecotech Garden
Jangan berpikir bahwa membuat taman filter ini sulit, karena itu tidaklah benar adanya. Perumahan Bumi Asri Padasuka sudah menerapkan sistem ramah lingkungan ini di setiap rumah mereka sejak tahun 2005 lalu. Mereka memanfaatkan pembuatan air selokan terbuka yang dialirkan ke halaman rumah. Selokan terbuka itu dibentuk model U dengan luas permukaan 2,06 m2 dan debit 0,07 L/det. Biaya pembuatan yang dibutuhkan untuk membuat ecotech garden adalah Rp. 300.000,- untuk 0,07 L/det limbah yang diolah. Biaya ini terdiri dari 40% biaya tanaman hias, dan 60% ongkos galian dan bahan. Biaya ini cenderung murah bila dibandingkan dengan di Pulau Miyako, Okinawa yang mencapai 797.538 US$ per L/det.
Tanaman Ecotech Garden
Ecotech garden dapat dihiasi dengan berbagai jenis tanaman air seperti melati air, arrowhead sagita japanica, cyperus papyrus, pisang brazil dan masih banyak lagi. Tanaman-tanaman tersebut dapat berdaya guna lebih optimal jika digunakan sebagai filter zat beracun dari grey water yang bisa merusak lingkungan
Peran Masyarakat dan Pemerintah dalam Menjaga Kelestarian Lingkungan
Pengelolaan air limbah rumah tangga atau grey water adalah salah satu bukti kepedulian kita terhadap lingkungan. Ilmu pengetahuan dan teknologi yang sudah diinformasikan oleh banyak pihak terutama pemerintah ini seyogyanya bisa dimanfaatkan dengan baik oleh semua kalangan. Adapun sosialisasi yang dilakukan pemerintah tidak bisa hanya dilakukan dengan media elektronik saja, perlu ada pelatihan yang bisa menyinergikan ide cemerlang pemerintah dengan tindakan yang tepat guna oleh masyarakat.
Dengan membuat ecotech garden, kita sudah melakukan pembuktian bahwa kita mencintai negeri ini. Keseimbangan alam yang kini sudah mulai tergoncang tak bisa hanya disikapi dengan diam dan berpangku tangan. Mari memulai tindakan cinta lingkungan dimulai dari lingkungan terdekat yaitu rumah kita.
Masih berpikir dua kali untuk membuat ecotech garden di rumah anda? Ayo bergerak!
0 comments:
Post a Comment