Tuesday, December 20, 2022

Porn Poverty

Menjual kemiskinan seringkali dinisbahkan pada mereka yang menggunakan kemiskinan untuk mendapatkan keuntungan. Misalnya, acara bagi-bagi uang yang diupload di story Instagram lalu viral. Bantu orang aja masa harus pamer sih. Begitu pikir mereka. 

Padahal, bisa jadi aktivitas kebaikan yang disiarkan itu ditujukan untuk menginspirasi. Untuk membuka jalan bagi para dermawan menyalurkan harta dengan penyaluran dana yang transparan. Untuk memberikan secercah harapan pada mereka yang membutuhkan. 


Hari ini saya dengar (sebenarnya nonton Youtube sih) channel Helmy Yahya yang berbicara tentang suka duka ia membuat program membantu orang-orang miskin seperti Bedah Rumah, Uang Kaget, dll. Banyak sekali orang yang mengecam karena merasa ia sedang melakukan porn poverty. Padahal intensi ataupun tujuan awalnya adalah untuk menginspirasi orang lain melakukan hal yang sama. Uangnya pun bukan uang Helmy, tetapi uang sponsor. Suatu hari, ada seorang pejabat yang menyumbangkan hartanya melalui Helmy karena orang tersebut tahu tentang program-program yang dibuat oleh Helmy dan tayang di televisi. 

Saat ini, mulut manusia terasa lebih tajam dibandingkan beberapa tahun yang lalu. Jika saat hari perhitungan nanti jari bisa bicara, maka saat ini pun jari bisa berbicara. Mereka menuliskan kata-kata kejam yang mungkin saja orang tersebut malu ketika mengucapkannya secara lisan. Tulisan mereduksi kekasaran, memudahkan orang mencibir dan menyudutkan. Menghakimi orang yang berbuat baik dengan sebutan buruk. Membuat  orang-orang baik kapok dan enggan melanjutkan perbuatan baiknya. Sebagai imbalan, apa yang dilakukan para pencibir? Hanya mencibir dan mencibir, padahal mereka membantu pun tidak. 


Jakarta, 20 Desember 2022

0 comments:

Total Pageviews

Blog Archive

Search This Blog

Powered by Blogger.

Quote

Bermimpilah karena Tuhan akan memeluk mimpi-mimpimu (Andrea Hirata)