Saturday, December 15, 2012

KAJIAN ILMIAH DI RUMAH KAMI


Puluhan sorot mata terpaku ke depan. Seorang pembicara dengan lugas merangkai kata menjelaskan tentang materi yang mereka sampaikan. Aih, sungguh aku tak tahu mengapa rasa bahagia karena berkumpul di majelis ilmu ini begitu meluap. Anggukan pendengar yang memberikan arti ambigu, antara mengerti dan sebaliknya. Tapi itu tak penting, yang penting adalah bagaimana usaha dan niat baik para punggawa dibalik kegiatan ini bekerja. Yang penting adalah bagaimana mereka begitu berusaha menciptakan iklim akademik dan keilmuan di rumah kami. Yang penting adalah bagaimana ilmu-ilmu yang dibahas oleh para pemateri benar-benar menambah wawasan baik pendengar maupun penyelenggara. Yang penting adalah, kami tahu yang kami selenggarakan adalah hal penting yang penting untuk dipentingkan.

Kegiatan ini kami beri judul, kajian ilmiah. Kegiatan yang diprakarsai oleh 5 orang hebat dari bidang pengembangan intelektual SMF Psikologi UIN Sunan Gunung Djati Bandung ini adalah awal langkah menumbuhkan kembali kecintaan mahasiswa untuk gemar berbincang tentang keilmuan. Betapa banyak teman kami yang berbincang tentang hal-hal yang tidak esensial dan tak bermanfaat. Impian kami, perbincangan yang membumi di rumah kami adalah perbincangan keilmuan, perbincangan kemajuan intelektual, perbincangan mendalam tentang hal-hal yang menambah kapasitas diri untuk jadi lebih baik.

Terimakasih kepada para pemateri : Irfan Fahmi, S.Psi, M.Psi, Psikolog, Witrin Gamayanti, S.Psi., M.Si., Psikolog, Ismoro Reza Prima Putra dan masih banyak lagi pembicara-pembicara yang expert di bidangnya yang belum kami hadirkan di kegiatan ini. Kubisikkan sedikit kabar gembira, waiting list pembicara kami di kajian ilmiah ini adalah orang-orang yang expert di bidangnya. Tapi untuk kejelasan siapa mereka dan apa materi yang akan mereka sampaikan, akan kami kabarkan nanti.

Terimakasih kuucapkan untuk lima orang hebat di Bidang Pengembangan Nalar dan Intelektual SMF Psikologi UIN SGD BDG yang sedari tadi kusebut : Dian Herdiyani Komariyah, Ismoro Reza Prima Putra, Muhammad Ajian, Dini Fitrotul H, Andi Ahmad S, yang telah meluangkan waktunya untuk mengabdi dan membuat kegiatan yang positif seperti ini. Semangat kalian, membuatku malu untuk mundur walau selangkah.
Terimakasih pula untuk para peserta kajian ilmiah yang sempat hadir di acara kami ini. Hari sabtu seharusnya menjadi hari santai kalian, tapi kalian rela untuk menggantikan waktu santai itu dengan ikut kegiatan kami. Hadirnya kalian, membuat semangat kami bertambah puluhan kali lipat. Adanya kalian, membuat impian kami rasanya seperti lebih dekat.

Semoga semua pengorbanan kalian menjadi berkah yang memudahkan segala aktivitas dikemudian hari. Tuhan, Kau selalu tahu apa yang terbaik untuk kami. Maka berilah balasan terbaik untuk mereka semua. Amin.

Tuhan, kami titipkan mimpi kami. Rumah kami, fakultas Psikologi UIN SGD BDG menjadi rumah yang nyaman untuk menimba ilmu. Rumah yang menyenangkan karena banyak eksplorasi keilmuan disana. Rumah yang selalu hidup oleh cahaya ilmu pengetahuan. Amin. 
Read More

BELAJAR DARI RAKORNAS ILMPI KE-II


Entah kalimat apa lagi yang harus kutuliskan disini. Yang jelas, kata “terimakasih” saja sudah menggambarkan betapa bersyukurnya aku bisa menjadi bagian dari kepanitiaan rapat koordinasi nasional (RAKORNAS) Ikatan Lembaga Mahasiswa Psikologi Indonesia (ILMPI) yang ke-II. Aku, kami, mahasiswa Fak. Psikologi UIN Sunan Gunung Djati Bandung benar-benar bahagia dan bangga bisa menjadi bagian dari ILMPI. Mengapa? Karena disini kami bisa bertemu dengan mahasiswa Psikologi di berbagai Universitas di Indonesia. Disini kami bisa merasakan bagaimana dinamika organisasi yang sarat dengan perbedaan kultural. Disini kami bisa merasakan bagaimana kami sebagai mahasiswa psikologi dapat berpengaruh secara nasional. Disini kami menjalin silaturahmi secara personal dan lembaga yang mungkin saja tidak dapat ditemukan di tempat lain. Disini kami merasa kami satu keluarga.

Acara nasional yang kami persiapkan dengan waktu yang teramat singkat ini membuat kami banyak belajar. Belajar mengorganisasikan kepanitiaan dan hal-hal yang berkaitan dengannya secepat kilat. Belajar berkoordinasi dengan pengurus nasional yang tak ada di dekat kita. Belajar untuk mengerti bahwa setiap orang sudah berusaha secara optimal walau mungkin menurut kita itu belum optimal. Belajar membedakan antara keras dan tegas. Belajar menjadi manusia dengan memahami manusia. Belajar untuk mengerti.

Walau ternyata banyak sekali kekurangan dalam kepanitiaan kami, tapi itu tak mengurangi rasa bangga kami kepada seluruh panitia RAKORNAS ILMPI KE-II. Sungguh, bekerjasama dengan kalian adalah kesempatan emas yang mahal harganya. Kalian membuktikan Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung tidak pantas untuk dianggap remeh. Kita sama dengan universitas lainnya. Kapasitas kita sama dengan kampus manapun. Kita, mahasiswa UIN SGD BDG, tak bisa dipandang sebelah mata!

Acara demi acara bergulir. Kekurangan demi kekurangan bermunculan. Tapi semua itu seharusnya dapat membuat kita belajar, jangan pernah sama dengan sebelumnya. Harus menjadi lebih baik, bila tidak kita hanya menghabiskan jatah beras di bumi saja!

Dengan acara nasional ini, teman-teman termasuk aku juga harus kembali tersadar. Menjadi organisatoris yang baik tidak cukup dengan konsep-konsep memukau, tapi juga harus dilengkapi dengan praktek di lapangan. Maka penciptaan wahana pengalaman harus segera diperbanyak, agar tak ada panitia-panitia prematur yang canggung dengan hak serta kewajiban kepanitiaan.

Tak usah saling menyalahkan, karena setiap orang dalam kepanitiaan ini punya proporsi membuat kesalahan yang hampir sama. Tak usah saling menuduh, karena setiap orang dalam kepanitiaan ini punya probabilitas yang sama untuk dituduh. Tak usah saling menjatuhkan, karena setiap orang dalam kepanitiaan ini tak ada yang sempurna. Yang membahagiakan adalah dalam kepanitiaan ini tak ada yang saling menyalahkan, tak ada yang saling menuduh, tak ada yang saling menjatuhkan, tak ada yang mengeluh, tak ada yang mencaci kekurangan dan tak ada yang melontarkan kalimat-kalimat pesimis. Inilah yang membuatku bangga menjadi bagian dari kepanitiaan ini. Suatu kehormatan bisa bergabung bersama kalian, teman.  

Acara nasional ini adalah langkah awal kita membuktikan eksistensi kita sebagai bagian dari mahasiswa psikologi di Indonesia. Tak usah canggung mengakui hal itu, karena kita memang pantas untuk mengakuinya.
Terimakasih kepada seluruh teman-teman ILMPI yang sudah memberikan kami kehormatan menjadi tuan rumah di RAKORNAS ke II ini. Terimakasih atas kesempatan belajar secara langsung dalam event nasional yang diberikan teman-teman. Terimakasih telah memberi kami pelajaran yang sangat berharga. Terimakasih telah menjadikan kami bagian dalam keluarga mahasiswa psikologi Indonesia. Terimakasih, kami merasa dihargai J

Tak ada kata yang pantas kami ucapkan selain (lagi-lagi) terimakasih untuk berbagai pihak yang membantu kami dalam penyelenggaraan ini. Terimakasih atas dukungan tiada henti yang membuat kami malu untuk mundur walau selangkah. Terimakasih atas doa-doa untuk kelancaran acara. Terimakasih atas pinjaman dan pengorbanan material untuk terselenggaranya acara ini. Terimakasih, kami tak bisa menyelenggarakan acara ini tanpa bantuan kalian.  Mohon maaf atas segala kekhilafan yang kami lakukan sebelum, setelah dan selagi acara berlangsung.

Tuhan, terimakasih Kau benar-benar tahu kami mampu untuk menyelesaikan kewajiban ini. Mampukan kami dalam menyelesaikan kewajiban kami yang lainnya termasuk kewajiban akademik kami. Mampukan, mudahkan dan kuatkan kami, Tuhan. Puji dan syukur selalu kami panjatkan kehadirat-Mu. 
Read More

TERIMAKASIH AKU BAHAGIA


Bahagia itu sederhana, sesederhana kehadiranmu. Denganmu, semua hal bisa menjadi sebab kebahagiaan. Karenamu, semua hal kecil yang biasa menjadi luar biasa. Bersamamu, hari-hari yang berlalu dengan membosankan berubah menjadi menyenangkan. Intinya, bila ada kau, kadar bahagiaku bertambah.

Kau tahu, diammu saja dapat membuatku tenang. Senyummu saja dapat membuatku terbang. Tawamu saja dapat membuatku mabuk kepayang.

Entah bagaimana sederhananya kau mempengaruhi kehidupanku. Pengaruhmu seperti pasir dari letusan gunung merapi. Datang tiba-tiba dengan kuota yang berlebihan.

Sayangnya, aku tak tahu mengapa kau datang pada saat ini, dengan cara seperti ini dan mempengaruhiku seperti ini. Negatifkah? Positifkah? Aku tak tahu. Apalah yang kutahui tentang kau. Aku tak tahu apa-apa. Sayang, kau seperti riak ombak yang datang bergerombol lalu kemudian pergi sedikit demi sedikit. Andai kubisa mengandaikan kau dengan lebih baik, sayangnya kutak bisa karena ku tak tahu arti semua sikapmu. 

Tapi sungguh, hadirmu banyak memberi arti baru, pelajaran baru, kebijaksanaan baru. Tak lupa, rasa menyenangkan yang baru. Ah, Tuhan. Aku tak bisa membahasakan lagi bagaimana kau begitu membuatku bahagia.

Tunggu dulu, aku yakin ini bukan cinta. Sungguh. Yang kurasakan hanya kekaguman yang berlebihan. Yang kuselami hanya kumpulan kebahagiaan yang kuciptakan sendiri. Hanya kesenangan-kesenangan temporer yang bisa hilang seiring berjalannya waktu. Aih, tahu apa aku tentang cinta, hahahaha.

Terimakasih telah menjadi kejutan menyenangkan di akhir tahun ini. Terimakasih telah memberi semangat tambahan untuk menjalani hari. Terimakasih telah menularkan semangat berbagi tiada henti. Terimakasih atas banyaknya ilmu yang tak pernah kau ragu untuk membaginya. Terimakasih telah percaya padaku. Terimakasih atas pertemanan yang menyenangkan dan membahagiakan. Terimakasih, aku bahagia! J J J
Read More

Sunday, November 25, 2012

JAGALAH, TUHAN

Entah mengapa, tiba-tiba setelah membaca ini itu sekilas rasanya tak tahan ingin menulis pendapatku tentang hal itu. Apakah hal yang kumaksud? ah, kau pasti tahu apa itu. Sesuatu yang bisa membuat kau tiba-tiba bahagia, sedih, marah bahkan kecewa. Sesuatu yang bisa membuatkau lupa daratan. Sesuatu yang membuat kau terjatuh dan tak bisa bangkit lagi. Membuat kau tenggelam dalam lautan luka dalam. Membuat kau tersesat dan tak tahu arah jalan pulang. Membuat kau menjadi butiran debu. Kau tahu apa itu? Ya, tak salah lagi. Benar-benar tak salah. Sesuatu yang membuat kau merasa orang lain akan lebih bahagia bila bersamamu. Sesuatu bernama cinta.

Dulu, aku berpikir cinta itu seperti kutukan. Tak bisa diprediksi kapan datang dan perginya. Cinta mana yang membuat kita bangun? Semua cinta membuat kita jatuh karena ketidakbisaannya untuk diprediksi. Maka lahirlah istilah jatuh cinta.

Oh dear, cinta selalu membuat kita berubah dari biasanya. Cinta juga yang membuatku berpikir kembali tentang kebenaran yang kuyakini, kebenaran tentang cinta sebagai kutukan. 


Lama aku menelaah pelbagai kejadian, berbagai orang hingga macam-macam tulisan. Tapi yang kusetujui itu rasanya satu saja. Cinta itu memang fithrah dan wajar bila kita merasakannya, tapi menjaganya hingga kita resmi terikat dalam hubungan resmi yang agung adalah pilihan terbaik yang bisa kupilih. 

Kau tahu, keyakinan tentang paragraf diatas tak selalu teguh adanya. Kadang aku berniat untuk mengikisnya sedikit demi sedikit. Tapi Tuhan masih sayang. Ia mungkin lebih tahu betapa jatuh terlena dalam hal ini akan berdampak rumit luar biasa. Tuhan rasanya lebih paham, aku tak mampu bertahan lama dalam idealisme ini bila aku terjatuh dalam kubangan nista berwujud surga. Tuhan masih mau menjagaku dan naif rasanya bila aku menafikan penjagaan itu. Tuhan, terimakasih.

Cinta oh cinta. Bila cinta bersahutan dan tak bertepuk sebelah tangan, apa yang harus kulakukan? Dulu pertanyaan itu begitu membuatku yakin bahwa saling menunjukkan rasa cinta adalah solusi terbaik. Tapi pencerahan tiba juga, sama-sama mencintai bukan artinya untuk saling memiliki. 

Oh dear.. berapa orang yang menjalin cinta kemudian mereka berpisah karena ketiadaan cinta? Berapa orang yang menjadikan perbedaan saat mereka bersatu dan menjadikan perbedaan juga sebagai alasan mereka berpisah? Berapa orang yang menyatakan "aku cinta kau" dan "kau juga cinta aku" yang kemudian dengan mudahnya berkata "aku benci kau" dan "kau benci aku" seperti tak pernah ada cinta diantara mereka?

Hidup penuh pilihan. Pilihan untuk menjadi baik atau menyamarkan pilihan agar terlihat menjadi baik. Aku memilih untuk mencintainya bila memang nanti kita sudah resmi bersama. Aku tak tahu dan tak mengerti apa yang menjadi pilihan kalian. Pilihanku mungkin tak bisa jadi pilihanmu. Tapi ijinkan aku berbisik, "Tuhan tak akan pernah salah menentukan aturan." 

Tuhan, jaga aku dari cinta-cinta yang datang dan pergi. Jaga aku agar definisi cintaku sesuai dengan cinta Mu. Jaga aku dari sikap mengumbar cinta yang dapat mengundang cinta yang tak pantas untuk dicintai. Jaga aku.. jaga kami, Tuhan. Jaga cinta kami. Amin



Read More

Wednesday, November 21, 2012

KELUARGA KAMI

Dua puluh sekian hari setelah hari pelantikan kami. Entah mengapa semangat ini tetap menggebu. Entah kenapa rasa kekeluargaan semakin terasa setiap harinya. Entah mengapa optimisme tak harus dipupuk, tapi tetap terjaga. Keluarga ini keluarga baru. Keluarga yang harus bahu membahu satu sama lain. Keluarga yang bukan hanya berkumpul untuk tertawa hahaha hihihi. Keluarga yang diakhir kepengurusan nanti harus bisa menghasilkan jejak nyata kebermanfaatan untuk sesama. Keluarga yang terasa rasa kekeluargaannya. Keluarga itu bernama Senat Mahasiswa Fakultas Psikologi Periode 2012-2013.

Beberapa rangkaian acara sudah kami jalani. Mulai dari rapat kerja, pengiriman tim futsal di event olahraga se-Bandung Raya, pembekalan pengurus, penyebaran SMS tausiyah, tahajud call, pembentukan sekaligus launching Psychology Journalism Community, catering untuk praktikum dan beberapa yang terdekat yaitu penyaluran bantuan ke kab.Bandung, kajian ilmiah, rapat koordinasi nasional (RAKORNAS) ILMPI dan juga seminar nasional bertema "Kesenjangan antara realita dan harapan S1 Psikologi". 



Dua puluh empat jam rasanya kurang. Tapi ini mengasyikkan sekaligus menyadarkan bahwa kita hanya bagian kecil dari luasnya jejaring yang maha luar biasa. Tuhan, Kau selalu tahu kami butuh ketidakmampuan untuk tetap bersandar pada-Mu. 

Kebingungan demi kebingungan datang silih berganti. Masalah kecil maupun besar rasanya tak bosan menghampiri. Tapi ini tak boleh jadi masalah yang serius karena biasanya masalah yang serius itu masalah kecil yang terlalu dianggap sakral keberadaannya. 

Walau tegapnya tubuh keluarga ini berusaha menahan dan mengatasi semua hambatan yang ada, tetap saja tak memuaskan untuk banyak orang. Ini tak jadi masalah. Yang jelas, saya hapal mati apa yang keluarga ini lakukan. Semua berusaha dengan optimal. Semua menginginkan terealisasikannya kebaikan. Semua terus berupaya untuk lebih baik lagi ke depannya. 

Tuhan, satukan kami dalam kebaikan. Satukan kami dalam kuatnya persatuan. Satukan kami dalam kasih sayang-Mu. 
Read More

Hei Malam

Hei malam. Aku ingin berteriak padamu. Aku yakin apa yang kulakukan bermanfaat. Aku yakin apa yang kulakukan bisa mengundang berkah Tuhan. Aku yakin apa yang kulakukan kini bisa membuat orang lain ikut berhenti memaki kegelapan.

Hei malam. Aku tak pernah bicara bahwa kegelapan selalu bersanding denganmu. Aku juga tak pernah berpikir bahwa gelap selalu harus jadi bagianmu. Aku tahu, disudut dunia sana, ada tempat dimana kau tak pernah datang. Tapi itu tak pernah baik.

Hei malam. sampaikan pada gelap aku selalu membuatuhkannya. Membutuhkannya karena ia yang selalu membuat dunia ini sempurna. Apa jadinya bila terang menguasai jagad raya?

Hei malam. Malam ini kutitipkan gelap dan terang dalam satu frame yang sama. Frame impian untuk terus berbuat kebaikan. Aku tahu, semua ini tak cukup hanya diamini saja, tapi harus dieksekusi dengan segera.

Hei malam. Aku tahu kau selalu ada :)
Read More

Sunday, November 11, 2012

SAMA SAJA

Hei kau yang ada disana, laiknya seperti seorang teman aku ingin menyapamu namun tak bisa. Tak bisa karenaku tak mau. Jadi apakah ingin dan mau itu berbeda?

Hei kau yang ada disana, seperti seorang rekan inginku tersenyum padamu namun tak terlaksana jua. Tak terlaksana karena ku tak ingin. Mungkin ada kaitan antara tak terlaksana dan tak ingin.

Hei kau yang ada disana, memang dunia takkan runtuh bila kau tak ada disana. Tapi cerita diri ini tak akan sama bila kau tak pernah ada disana. Masihkah kau disana?

Hei kau yang ingin kubisikkan romansa-romansa tak bernama, masihkah telingamu disana? Ah, ya.. siapa aku memerintahmu dengan pertanyaan seperti itu.

Hei kau yang ada disana, kutitipkan rindu pada angin, langit, bulan, bintang bahkan hujan agar mereka menyampaikannya padamu. Tapi kau tetap bergeming seakan tak menerima titipan itu. Apakah titipanku kau abaikan? ataukah mereka yang tak pernah mau menyampaikannya padamu?

Hei kau yang ada disana, saat jalan kita memang nyata berbeda kumohon pergi dengan cepat dan menjauh sebisa kau menjauh. Walau kutahu kau tak pernah bisa menjauh.

Hei kau yang ada disana, jangan kau melihatku seperti kumelihatmu. Aku sadar cermin yang membuat kita saling menatap. Cermin yang membuat kita tak bisa saling berjauhan. Cermin yang membuat aku sadar, kau adalah aku yang tak bisa kupecah begitu saja. Kau dan aku sama saja.


Read More

Total Pageviews

Blog Archive

Search This Blog

Powered by Blogger.

Quote

Bermimpilah karena Tuhan akan memeluk mimpi-mimpimu (Andrea Hirata)