Tuesday, October 25, 2016

Pelangi Malam Hari


Kabarnya, saat hujan reda ada pelangi yang akan muncul dengan indahnya. Sayangnya, hujan kali ini menyapa dikala bulan sedang terjaga. Hanya dingin yang menyergap, menelusup ke setiap celah yang ada di bangunan tua. Menambah kesan sunyi dari bangunan itu. Menambah poin sepi di malam ini. 

Ada hujan di malam hari, dimana matahari menyapa bagian lain dari bumi. Dimana pelangi mustahil muncul berseri-seri. 



Sebenarnya, bukan rintik hujan yang membuat dunia rasanya suram. Bukan pula gelap malam yang membuat hati kelam. Apalagi desau angin yang menambah suhu dunia yang dingin. Tiadanya pelangi lah yang membuat semuanya terasa menyedihkan. Warna warni yang sebenarnya membuat hujan pun terasa menyenangkan tak bisa dinikmati di malam hari. Pelangi memiang tak berwujud pasti tapi hadirnya saja sudah membuat sepi hilang dari hati.

Kabarnya, pelangi akan hadir jika ada sinar mentari setelah hujan membasahi bumi. Akankah pelangi muncul esok hari? Entahlah. Esok hari saja belum tentu ada. Mentari saja belum tentu menyapa. Usia saja belum tentu sampai esok lusa. Yang jelas, tak pernah ada pelangi di malam hari. Tak pernah. 


Bandung, 25 Okt 2016
Read More

Thursday, October 13, 2016

Jabat Tangan


"Ki, lo tau gak jabat tangan bisa bermakna apa saja?" tanya temanku di sela-sela obrolan grup yang gak masuk akal.

"Jabat tangan ya? Emm. Tanda sepakat. Tanda dimulai sesuatu. Tanda berakhirnya sesuatu. Tanda diterimanya sesuatu. Apalagi ya? Emm."

"Lo kalau suka sama orang jabat tangan dulu gak? Terus kalau kelar sukanya gara-gara satu dan lain hal jabat tangan gak?" tanyanya iseng.

"Yakali..."



"Gue gak sangka ternyata jabat tangan masih jadi pertimbangan seseorang dapat pekerjaan atau tidak. Kemarin di kantor gue ada interview untuk posisi MT dan lo tau apa yang jadi salah satu pertimbangan user terima kandidat atau tidak?"

"Jabat tangan?" kataku menerka. 

"Bener. Hahahaha."

"Oh ya? Maksudnya gimana sih?" tanyaku. 

"Usernya bilang sama gue: saya pilih X daripada Z. Z cuma bilang kalau dia hands on ini hands on itu tapi jabat tangannya aja lemes kayak gitu. Hands on apanya."

"Serius? Gara-gara itu doang?" aku masih tidak percaya.

"Ya itu salah satu sebab aja sih. Namanya user kan inginnya dapat orang yang kompeten dan dapat chemistrynya."

"Iya juga sih. Tapi gue sering ketemu orang yang oke, penggerak komunitas yang anggotanya mungkin ratusan dan tersebar di seluruh Indonesia (beberapa ada yang di dunia) dan jabat tangannya lembut. Gak kayak gue yang kalau jabat tangan semangat banget bawaannya. Hahaha," kataku.

"Iya juga, tapi bos HR regional gue kalau jabat tangan bikin tangan orang sakit dan orangnya memang sistematis, passionate, dan penuh ide perbaikan berkelanjutan alias continues improvement," sanggahnya. 

"Wah, mungkin gue titisan bos lo," ujarku asal.

"Iya kali." sahut temanku asal.
Read More

Thursday, October 6, 2016

Profit First, Safety Later


Ceritanya hari ini saya mengikuti training Behavior Based Safety (BBS) yang diadakan oleh perusahaan tempat saya bekerja. Training ini menghadirkan Direktur konsultan safety yang menjadi partner perusahaan dalam implementasi budaya keselamatan sebagai pematerinya. Menarik, bukan? Direktur konsultan langsung hadir memberikan materi training. Beliau berkata bahwa Safety First adalah slogan yang hanya menjadi sebuah slogan, karena masalah keselamatan, kesehatan, dll adalah hal-hal yang menunjang bisnis, bukan proses utama sebuah bisnis. Benar juga, pikir saya. Keselamatan kerja menjadi perhatian perusahaan jika profit perusahaan sudah didapatkan dan bisa disesuaikan dengan kebutuhan. Beliau membawakan materi dengan santai, tenang, tidak serius tapi bisa tepat sasaran. Saya suka! Suka cara pembawaan dan penyampaian materinya. 

Kembali ke materi training BBS tadi. Program keselamatan kerja memang tidak untuk meningkatkan produktivitas karyawan. Ya, betul. PROGRAM KESELAMATAN KERJA BUKAN UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS. Karena tanpa program ini pun karyawan akan tetap bekerja 40 jam kerja (atau lebih jika ada lembur). Karena tanpa program ini pun hasil produksi bisa meningkat, tinggal ditambah mesin, orang, dll. Tapi dengan program keselamatan kerja, perusahaan bisa mencegah berkurangnya produktivitas karyawan. Perusahaan juga bisa mencegah kerugian-kerugian yang lebih besar jika tidak ada program tersebut, salah satunya kehilangan kontrak ataupun pelanggan. 



Ada 2 teori yang berkaitan dengan kecelakaan kerja, yaitu teori domino dan teori swiss cheese. Teori domino menyatakan bahwa untuk terjadinya sebuah kecelakaan kerja, ada sistem keselamatan kerja yang harus dibangun. Sedangkan teori Swiss Cheese menyatakan bahwa terjadinya kecelakaan kerja dikarenakan ada pembatas-pembatas yang tidak bisa mencegah terjadinya kecelakaan. 

Yang lebih menarik adalah teori pendekatan manusia yang terkait dengan keselamatan kerja. Teori ini tidak akan saya ceritakan sekarang karena saya juga lupa. Hahahahaha. 

Seperti halnya budaya pada umumnya, budaya diawali dari nilai yang dianut bersama dan diwujudkan dalam perilaku yang berulang kemudian nantinya akan menjadi kebiasaan berjamaah. Kebiasaan berjamaah ini punya pakem-pakem tertentu yang disebut norma. Jika seseorang bertindak diluar kebiasaan berjamaah, ia akan dianggap konyol, aneh, dll. Dampaknya, ybs akan disisihkan, dikucilkan, dimarginalkan, dll. Jika kebiasaan berjamaah di perusahaan adalah bertindak sesuai dengan prosedur keselamatan dan tidak segan saling mengingatkan satu sama lain tentang keselamatan kerja, maka orang yang tidak bertindak sesuai prosedur keselamatan akan dianggap aneh, dikucilkan, dimarginalkan, dll. Yang pada akhirnya, hanya ada 2 pilihan, tetap berada di perusahaan dengan mengikuti kebiasaan tersebut, atau hengkang dan cari kerja lagi. 

Profit first, safety later. High margin, first, safety later. Production first, safety later. Married first, loving later *hayah akhirnya tetep ya keluar juga wkwkwkw*

Prosedur keselamatan kerja juga terkadang harus dilabrak karena satu dan lain hal terutama hal-hal yang berkaitan dengan outcome, throughput, etc, etc. Bagaimana jika hal demikian terjadi? Biasanya perusahaan akan menurunkan kadar prosedur tersebut. Pemateri kami menyontohkan kondisi mesin stuck karena alasan teknis. Engineer bisa memutuskan untuk menonaktifkan fitur otomatisasi pada mesin agar produksi tetap berjalan, namun engineer harus memberikan tanda yang jelas agar semua orang yang ada atau melihat mesin tersebut sadar bahwa mesin sedang tidak berfungsi dengan normal dan dalam tahap perbaikan. Ini yang namanya, safety first, production number one. Hahahahaha. 

Intinya hari ini saya senang sekali karena mendapatkan ilmu baru dengan hal-hal yang tidak pernah saya dapatkan sebelumnya. Training tentang keselamatan kerja memang dilakukan setiap tahun, tapi materi hari ini memberikan perspektif baru untuk saya pribadi. Jadi tidak sabar menunggu hari besok untuk training hari kedua! Saya mah ikhlas da walaupun dibully di ruangan gegara banyak hal selama training. Da aku mah apa atuh, yang penting belajar. Titik. 


Read More

Tuesday, October 4, 2016

Tak Mau


Banyak orang bercerita kepada saya tentang bagaimana hari-hari mereka berlalu. Mereka yang mempunyai bayi lucu cukup mendominasi populasi para kontributor sawah tadah hujan saya. Mulai dari teman sekolah, kuliah hingga teman kerja dan orang yang kenal selewat-selewat saja. Hari mereka dimulai dengan dini hari yang tidak sepi. Tangisan bayi, suara adzan bahkan suara teko yang menandakan air sudah matang. Mereka berceloteh tentang hidup yang tak tenang lagi. Tentang hari mereka yang dimulai pagi-pagi sekali. Tentang celotehan lucu dan kepintaran anak mereka. Tentang keluhan rumah tangga. Tentang gosip yang beredar di sekitar rumah atau meja kantor. Tentang banyak hal. Saya iri. Sepertinya hidup mereka ramai sekali. 


Salah satu teman yang punya panggilan sama dengan saya, berkali-kali bercerita bahwa dirinya kini sudah lebih cerewet dari sebelumnya. Segala hal diceritakan mulai dari tukang sayur promo harga hingga jemuran yang tidak kering kepada suaminya. Bahkan ia tak sadar suaminya sudah tidur padahal ia sudah panjang lebar bercerita. Ia menjadi penuh cerita padahal dulu pendiam tiada dua. Sepertinya hidup teman saya ini juga menyenangkan karena ada teman untuk bercerita panjang lebar, bercelotah tak karuan hingga masing-masing dari mereka tertidur karena kantuk yang tak tertahan. Terdengar menyenangkan. 

Jika berhadapan dengan mereka, saya selalu merasa ada jauh di belakang mereka. Merasa masih berteman dengan angan yang entah benar-benar jadi nyata atau tiba-tiba berubah akhirnya. Merasa dunia saya menjadi sangat sepi. Kemudian saya berangan-angan, di masa depan saya tak mau kesepian. Tak mau.


Read More

Wednesday, September 14, 2016

14 September ke-26


Yeay!!! 26 tahun! 

Seharusnya saya sedih atau bergembira ya? Entahlah. 14 September kali ini cukup berwarna. Kamar kos saya penuh balon warna warni. Umur 26 rasa 6 tahun. 

Banyak yang tak terduga di tahun ini. Emosi senang sedih bergantian muncul tanpa ritme yang pasti. Membuat saya menebak-nebak apa akhir dari semua naik turun ini. Sudahlah. Kembali ke 14 September yang ke-26. Alhamdulillah banyak nikmat Allah yang tersebar meskipun bukan naik gaji ataupun bertambahnya penghasilan. Banyak yang menyenangkan. Banyak yang belum sesuai dengan apa yang dibayangkan. Banyak yang jauh dari apa yang direncanakan. Padahal saya sebenarnya tidak punya rencana juga sih. Hahahahaha. 

Di tahun ke-26 hidup di dunia, saya sepertinya semakin sadar, saya tidak benar-benar mampu untuk menangani banyak hal sendiri. Walau saya mulai sedikit demi sedikit menerima diri sendiri, berdamai dengan masa lalu, berdamai dengan kekurangan diri sendiri. Baru sedikit, masih banyak PRnya. Semakin sadar juga bahwa saya butuh bantuan untuk lebih paham apa yang saya inginkan, apa yang ingin saya capai. Saya juga sadar, orang yang membantu saya nantinya juga punya keterbatasan, mungkin saja ia kuat menghadapi saya yang serba kurang, mungkin juga ia menyerah di tengah jalan. Masih banyak kemungkinan.

Sejauh ini, saya pikir saya makhluk mandiri yang sangat siap menerima banyak tantangan kehidupan dengan tangan terlentang. Nyata tidak. Saya masih takut menghadapi ketidakpastian hidup di masa yang akan datang. Saya masih ketergantungan terhadap orang lain.




Saya sibuk membayangkan masa depan, padahal saya tak tahu siapa saja yang tetap ada di masa depan. Sibuk sendiri merencanakan ini itu, padahal saya seringnya lupa memperhitungkan kemungkinan gagalnya. Saya terlalu sering merasa yakin lalu jatuh menangis karena rasa yakin itu bak sebelah telapak tangan yang tak bersambut telapak tangan lainnya. Akhirnya saya belajar, terlalu yakin pada yang tidak pasti membuat tangan hanya melambai, bukan bertepuk tangan. 

Tapi saya cukup beruntung dan berterimakasih karena banyak orang terkasih yang mengasihi saya. Masih ada orang-orang yang membuat kejutan kecil namun membahagiakan. Masih ada kamu yang membuat saya belajar tentang kasih sayang. Masih ada kasih sayang dari keluarga yang tak kurang sedikitpun personilnya. Intinya, saya merasa beruntung dan berterimakasih. Makin lama tulisannya makin kemana-mana. Intinya, terimakasih Tuhan nafas saya masih berhembus dan usia saya menembuh 25 ++



Read More

Tuesday, August 30, 2016

Morning Briefing

Tadi sore saya mengikuti webinar dengan pembahasan 'Morning Briefing'. Isinya kurang lebih tentang rapat singkat di pagi hari untuk anggota tim di dalam departemen. Pak Freddy, sang pemateri, juga menjelaskan do(s) dan don't(s) saat melakukan morning briefing. Briefing hanya dilakukan selama 10-15 dan membahas tentang prioritas apa yang akan dikerjakan di hari itu. Bukan tentang apa masalahmu dan bagaimana kita menyelesaikannya. Jika tidak ada pekerjaan yang bersifat urgent di hari itu, morning briefing juga bisa dijadikan sebagai wadah untuk para atasan memotivasi bawahan dan dirinya sendiri. 

Morning briefing sebenarnya bukan hal yang asing bagi karyawan di perusahaan kami. Hanya beda nama namun bertujuan sama. Hasilnya cukup menyenangkan, semua orang tahu dan saling membantu untuk mencapai KPI harian yang telah ditentukan. Sasaran menjadi lebih jelas, terukur dan terekam progresnya. 

Tiba-tiba saya mengkhayal tentang kehidupan saya di masa yang akan datang. Jika suatu saat saya menikah, rasanya saya ingin melakukan morning briefing dengan suami saya nantinya. Menyenangkan sepertinya mendengarkan apa prioritas hari ini yang akan dicapai. Sampai mana upaya menggapai mimpi yang sudah dilakukan. Proyek unik apa yang akan dilakuakan. Saling tahu apa yang akan dilakukan dan saling menyemangati. Terdengar biasa dan random sebenarnya, tapi bukan saya namanya kalau tidak random. Hahaha.  Ah, berkhayal memang menyenangkan. Entah terjadi beneran atau tidak, saya tak mau ambil pusing lah. Hahaha. 



Kembali ke morning briefing. Morning briefing juga berguna sebagai wadah dimana anggota tim lebih mengenal satu sama lain. Dengan morning briefing, atasan bisa dengan mudah memberi arahan kepada anak buah tentang hasil yang diharapkan dari pekerjaannya. Disini juga bisa menjadi tempat berlatih setiap anggota tim untuk mengungkapkan pendapatnya. Yaaa seperti yang kita tahu lah ya kalau kebanyakan orang malas, ragu bahkan takut untuk menyampaikan pendapat. Apalagi kepada atasan. Beuuh...

Disini juga atasan menjadi role model atas perilaku positif dan persuasif untuk bawahannya. 

Morning briefing juga bisa dilakukan di siang, sore bahkan malam hari, tinggal diganti saja namanya menjadi evening briefing, shift briefing, dll.

Materi sore ini seakan mengajarkan saya bahwa komunikasi dua arah memang tidak bisa dilakukan sendirian meskipun mungkin diawali oleh satu orang. Perlu antusiasme semua pihak yang terlibat dalam briefing tersebut untuk tercapainya tujuan dari morning briefing. Need two to tango. Karena masalah komunikasi juga terjadi karena kesalahan 2 orang, bukan salah satunya. 


Bandung, 30 Agustus 2016




Read More

Thursday, August 18, 2016

Dari Manusia

Kau tahu apa yang paling mengesalkan dari manusia? Pikirannya sendiri. Ia sibuk menduga-duga padahal seringkali kejadian nyata jauh dari dugaannya sebelumnya. Seringkali ia alpa bahwa dugaannya hanya membuat hatinya gundah gulana. Membuatnya hidupnya tak lebih baik dari sebelumnya. 

Kau tahu apa yang paling membingungkan dari manusia? Perasaannya sendiri. Ia sibuk berkutat dengan perasaannya. Padahal ia sadar perasaan seperti gradasi warna yang bergerak dari warna terpekat menuju warna termuda. Bergerak dari sangat terasa hingga tak terasa sama sekali. Sibuk berjibaku meyakinkan dirinya sendiri dengan perasaan yang sebenarnya ia sudah tentukan diawal, dan mungkin bisa berubah hanya karena satu dua kejadian.

Kau tahu apa yang paling menyedihkan dari manusia? Keraguannya pada diri sendiri. Membuat manusia hidup segan mati tak mau. Membuat manusia mundur selangkah dibandingkan macan tutul pincang yang berani menerkam cheetah di daratan Afrika sana. Membuat kemampuannya terkikis sedikit demi sedikit karena dirinya sendiri. 

Kau tahu apa yang paling mudah terlupa dari ingatan manusia? Janji-janjinya sendiri. Suatu waktu mengatakan dengan lugas dan pasti bahwa ia akan melakukan begitu begini. Kemudian waktu berlalu dan janji hanyalah ungkapan kata yang tak bisa digenggam lagi. Ia lupa karena tertumpuk memori lain yang bisa jadi terasa lebih penting. 

Kau tahu apa yang menyenangkan dari manusia? Senyumannya sendiri. Ia sadar bahwa tersenyum membuat dirinya lebih baik lagi, namun jarang ia tersenyum pada dirinya sendiri. Bahkan ia sering tak sadar bahwa senyumnya menjadi sumber senyuman orang  lain. Ia sering lupa bahwa tersenyum hanya membutuhkan usaha sedikit saja. Ia sering abai pada senyumannya yang tak jarang ditunggu oleh orang lain kemunculannya. 

Kau tahu apa yang paling menarik dari manusia? Semangat hidupnya. Mungkin terkadang hal ini muncul tenggelam, tapi ketika muncul bisa membuat bidadari mabuk kepayang. Semangat hidup manusia membuatnya berbeda dari makhluk lainnya. Membuat hal yang tak mungkin menjadi mungkin. Membuat pagi lebih cerah daripada malam. Membuat malam lebih syahdu daripada waktu lainnya.

Kau tahu apa yang paling mengagumkan dari manusia? Harapannya. Walau banyak manusia putus harapan, tapi tetap harapan menjadi salah satu titik terang yang membuat manusia begitu mengagumkan. Hanya karena memiliki harapan, hidup manusia bisa berubah 180 derajat dari sebelumnya. Yang jelas, harapan yang mengagumkan bukan harapan yang hanya harapan saja, tetapi yang diselaraskan dengan upaya pemenuhan harapan.

Kau tahu apa yang seringkali membuat manusia kesulitan dalam hidupnya? Berinteraksi dengan sesama manusia. Karena menghadapi manusia adalah kesulitan tingkat tinggi yang pernah ada.


Curug Candung, 18 Agustus 2016
Read More

Total Pageviews

Blog Archive

Search This Blog

Powered by Blogger.

Quote

Bermimpilah karena Tuhan akan memeluk mimpi-mimpimu (Andrea Hirata)