Hari ini saya membaca bab ke-12 dari buku Angela Duckworth yang berjudul Grit, Kekuatan Passion + Kegigihan. Menurutnya, ketabahan seseorang bisa ditumbuhkan dari luar. Salah satunya adalah dengan mengikuti ekstrakurikuler secara konsisten selama lebih dari satu tahun. Mengapa? karena dengan mengikuti ekstrakurikuler, mereka dihadapkan dan dilatih untuk tetap bertahan walaupun kondisi sulit. Misalnya mereka ikut ekstrakurikuler balet. Balet akan memberikan hal-hal mudah yang menyenangkan seperti bertemu teman baru, guru yang baik hati dan belajar gerakan indah, tapi juga memberikan tekanan dan tuntutan untuk melakukan yang terbaik seperti melakukan gerakan dengan benar, sesuai irama, kompak dengan gerakan rekan-rekan lainnya. Kondisi seperti itu mendorong dan menumbuhkan Grit atau ketabahan.
Ia juga menyampaikan bahwa banyaknya aktivitas ekstrakurikuler ini sangat penting apalagi jika seseorang melakukannya selama lebih dari satu tahun dan lebih dari satu aktivitas. Karena dengan ini, mereka bisa mengembangkan ketabahannya dan bisa lebih tahan banting ketika dihadapkan pada situasi sulit kedepannya.
Sayangnya, ada data yang menyebutkan bahwa para siswa miskin di AS memiliki partisipasi ekstrakulikuler yang menurun dibandingkan dengan para siswa kaya. Hal ini dikarenakan minimnya anggaran untuk menghidupi club. Kondisi ini menyebabkan makin besarnya ketimpangan antara siswa kaya dan siswa miskin yang akan mengarahkan mereka pada lingkaran setan atau lingkaran kebahagiaan.
Studi di New Zealand menyebutkan, para siswa yang ketus kemungkinan besar berujung pada karir yang tidak memiliki prestise yang tinggi yang menyebabkan mereka lebih sering merutuk dan ketus. Karena sikap seperti itu, maka kondisi di sekitar siswa tersebut terus memburuk. Itu adalah contoh lingkaran setan. Begitupun sebaliknya. Siswa yang ramah kemungkinan besar berujung pada karir yang memiliki prestise yang tinggi dan itu membuka kesempatan untuk mereka pada peluang-peluang karir dengan prestise yang lebih tinggi lagi. Itulah contoh lingkaran kebahagiaan.
Lalu saya berkontemplasi di tengah-tengah membaca. Saya ingat bagaimana ayah dan ibu saya mendorong untuk ikut banyak lomba. Mulai dari fashion show, menulis surat, membaca puisi, cerdas cermat, menggambar, dan sebagainya. Ketika sekolah dan berkuliah saya senang sekali berorganisasi baik di lingkungan sekitar seperti di kampus ataupu di kelas, dan juga di luar kampus seperti organisasi sosial yang saya ikuti. Ternyata, setelah diingat-ingat, mungkin saya memiliki ketabahan yang sedikit lebih tinggi dibandingkan rekan kerja saya. Saya tahu ini sedikit narsis dan subjektif, tapi seingat saya, tidak ada pekerjaan yang ditugaskan kepada saya dan itu tidak selesai.
Namun, saya juga merasa ketabahan saya sempat merosot karena tidak mendapatkan dorongan dan sedikit 'kekangan' seperti feedback maupun respon dari atasan saya. Hal itu membuat saya kehilangan motivasi untuk melakukan hal-hal dan pekerjaan-pekerjaan yang menurut saya perlu. Saat itu, saya merasa saya tidak berguna karena pekerjaan yang saya lakukan hanya berupa rutinitas saja, padahal saya ingin lebih bermanfaat dan memberikan dampak.
Setelah menabung, akhirnya saya ikut kursus sertifikasi selama 3 bulan. Saya merasa menemukan diri saya lagi. Dimana saya kembali bergairah dan bersemangat untuk melakukan hal yang lebih daripada posisi saya sekarang. Kondisi seperti itu sepertinya membuka peluang lain, saya diinterview oleh sebuah perusahaan dan dinyatakan lolos seleksi. Tapi akhirnya saya gak ambil sih. Hehe. Tapi lumayanlah gaji saya naik karena counter offer.
Poin saya adalah, ternyata lingkaran setan dan lingkarang kebahagiaan sempat terjadi dalam perjalanan karir saya. Ketabahan saya juga ternyata naik dan turun, entah ini benar secara teori atau tidak. Tapi sekarang saya menyadari bahwa penting untuk melihat apa yang ada di sekitar kita, apa yang dipikirkan oleh diri kita tentang diri kita itu penting sekali. Ketabahan memang dibentuk dari kecil, tapi saya rasa tidak ada salahnya kita mulai menyelesaikan apa yang kita telah mulai. Setidaknya kita berusaha untuk menimbulkan ketabahan dari dalam diri kita sendiri.
Baiklah, saya lanjut dulu baca bukunya. Hehe
Depok, 23 Desember 2022