Hari ini sebenarnya hari yang kurang tepat untuk bahas masalah status. Hari ini kakak dari emak gue meninggal, tepatnya sih kemarin sore. Tapi dikuburkan hari ini dekat rumah gue. Ya, ada penguburan berarti ada kumpul keluarga dan kerabat yang sedang berduka. Dan dengan demikian akan banyak juga pertanyaan ataupun doa yang sama sekali tak cocok dengan alasan mengapa mereka berkumpul dan berduka disini.
Di satu sisi, gue seneng sih bisa ketemu sanak saudara yang oke dan keren. Di sisi lain, gue harus berusaha menampakkan ekspresi sebiasa mungkin saat ada celetukan atau pertanyaan bernada gurauan tentang kapan status lajang akan berakhir.
Kalau gue harus jawab semua itu dengan jujur, gue juga mau nikah cepat. Tapi minimal 2 tahun lagi. Heloooo, umur gue masih 22! masih muda, men! sarjana aja belom >,<
Santai aja napa sih? Gue mau kok nikah. Tapi nanti. Bukan sekarang. Di-cie-cie-in dikit aja gue udah ilfil, apalagi ditanya-tanya kapan kawin! argh, urusan ini urusan kapiran!
Well, lanjut ke pembahasan status. Kata sesepuh di keluarga besar gue yang kebetulan udah lulus s3 dan mengaku pembelajar sejati, anak Psikologi itu susah nikahnya, lama. Katanya, karena mempelajari ilmunya jadi banyak pertimbangan.
Apakah itu benar?
Entahlah, kalau kata gue sih, emang belum jodohnya aja kali. Lagian, ngapain juga mikirin orang lain kapan nikah? mereka nikah dan gak nikah (bisa jadi belum mau menikah) kan urusan mereka sendiri.
Rasanya, salah satu alasan kenapa gue kembali ambisius pengen kuliah di luar negeri itu ya masalah ini. Pengen bebas dari pertanyaan-pertanyaan yang bikin gue senyum setengah bibir. Ya, walaupun bakalan tetap ditanya lewat komunikasi cara lain, tapi setidaknya gak face to face. Pengen ngerasain enaknya kondisi yang gue nikmatin tanpa intervensi apapun. Satu lagi sih, gue gak mau kalau nikah hanya karena umur yang makin lama makin bertambah, bukan karena cinta, bukan karena keinginan diri sendiri.
Intinya, target gue sih (ini sudah program percepatan), usia 24 tahun a.k.a 2 tahun lagi. Gue juga punya mimpi kok tentang hal itu, tentang bagaimana belajar "rasa" dengan partner hidup selamanya. Gue juga punya rencana-rencana konyol yang entah terlaksana atau tidak jika nanti sudah berdua. Gue juga punya harapan baik gimana calon suami gue nantinya.Singkatnya, gue masih normal, masih ingin hidup berumah tangga, masih tertarik dengan lawan jenis, masih punya hasrat biologis. Jadi please, jangan tanya apapun tentang ini. This is my privacy.
Status oh status, kata siapa sih diatas 20 tahun harus udah nikah? tugas perkembangan? di update dong milestone tugas perkembangannya! rata-rata sekarang keinginan menikah itu jadi molor 25 tahun bukan 20 tahun, apalagi lulus SD, yaaa walaupun memang masih ada sih :(
Pliiiiss, jangan siksa gue dengan pertanyaan "Kapan nikah?"
Kalau gue tahu pasti kapan gue nikah, pasti gue jawab dengan tersenyum manis. Toh, masih hidup esok hari saja harus sudah bersyukur!
Kalau gue tahu pasti kapan gue nikah, pasti gue jawab dengan tersenyum manis. Toh, masih hidup esok hari saja harus sudah bersyukur!
2 comments:
aku baru aja update soal ini kemarin..
mirip2 gitu, pake lagu .. ga lama aku hapus, malah makin banyak yg komen..
baru juga ditanya pertanyaan yang sama! dan ga comfort bangett.. :(
kok bisa samaan ya kita?
hahaha, entah lah mbak.,.
kita sehati berarti :)
Post a Comment