Definisi bekerja di dalam pikiranku hanya satu. Melakukan sesuatu dan mendapatkan kompensasi berupa materi setelah tugasnya selesai. Hanya itu. Bila aku melakukan sesuatu dan tidak mendapatkan kompensasi dan memang tujuan utamaku untuk melakukan hal tersebut bukan untuk mendapatkan kompensasi, maka aku beri judul tindakanku itu dengan pengabdian. Kedengarannya mungkin menggelikan, tapi itu yang ada di dalam otakku.
Ceritanya satu bulan yang lalu tiba-tiba salah seorang temanku mengirim pesan singkat. Kurang lebih seperti ini percakapan kami:
"Yonk, ada kegiatan enggak satu bulan kedepan?"
"Enggak, kenapa?"
"Koordinator aku butuh orang untuk bantu kumpulin data dan foto-foto destinasi wisata di Indonesia by desk research..blablabla."
Mendengar kata "desk research" otakku langsung menyanggupi apapun pekerjaan itu. Aku menduga, pekerjaan ini akan berkutat dengan dunia internet. Pasti menyenangkan.
"Oke, aku mau dong," kataku.
"Besok ditunggu jam 3 siang di kantorku ya?"
Percakapan kami itu ditutup dengan janji bertemu dikeesokan harinya.
Aku masih berada di dalam kelas. Mengawasi anak-anak yang hanya ada beberapa gelintir ini mengerjakan soal-soal tentang materi yang kuberikan sebelumnya. Tiba-tiba ada SMS.
"Yonk, bisa kesini jam 2?"
"Loh, kirain jam 3."
"Iya dimajuin bisa gak?"
"Aku coba, tapi aku masih di kelas, mungkin setelah dzuhur berangkat," jawabku.
Syukurlah, ada lelaki yang selalu tak keberatan aku repotkan di saat-saat genting seperti ini, ayahku. Aku diantar dan ditemani oleh ayah hingga akhir acara wawancara yang mirip dengan ngobrol bebas itu dilakukan. Intinya, aku bekerja mulai hari berikutnya. 4 Maret 2014.
Keputusannya, aku diterima bekerja dengan kontrak satu bulan saja. Senang? Tentu! ini kali pertamaku bekerja sebagai seorang profesional (dulu aku sempat bekerja pada temanku sebagai ghost writer yang bertugas membuat artikel setiap harinya selama beberapa bulan). Kebetulan perusahaan tempatku bekerja itu adalah perusahaan terkemuka di Indonesia. Jadi, ibuku bersukacita terlalu berlebihan. Ah, sudahlah. Itu ungkapan syukur.
Yap, hari-hari bekerjaku dimulai. Dropbox diinstal di pc, aplikasi isikota diinstal di hape. Seru!
Awal bekerja, sungguh hectic luar biasa. Tidak bisa membalas sms ataupun sekedar membuka sosial media. Makin lama makin terbiasa dan bisa membagi waktu dengan baik. Koordinator yang baik dan tidak bersikap layaknya seorang bos kecil, membuat pekerjaan semakin terasa mudah dan menyenangkan.
Hari berlalu, tinggal satu minggu lagi aku bisa menikmati betapa menyenangkan, menarik dan terkadang membosankannya pekerjaan ini. Ah, aku suka bekerja dengan orang-orang ini. Mereka tak belajar psikologi tapi bisa memanusiakan manusia. Semoga mereka selalu diberikan kesehatan dan keberkahan dalam setiap pekerjaan yang dilakukan.
Terimakasih, Mas. Tak sabar bertemu lagi dalam kesempatan lainnya. Terimakasih telah diberikan kesempatan untuk bekerja dengan orang-orang hebat seperti kalian. Terimakasih juga untuk temanku N yang sudah percaya padaku dan memberikan pekerjaan ini :-)
Mendengar kata "desk research" otakku langsung menyanggupi apapun pekerjaan itu. Aku menduga, pekerjaan ini akan berkutat dengan dunia internet. Pasti menyenangkan.
"Oke, aku mau dong," kataku.
"Besok ditunggu jam 3 siang di kantorku ya?"
Percakapan kami itu ditutup dengan janji bertemu dikeesokan harinya.
***
Aku masih berada di dalam kelas. Mengawasi anak-anak yang hanya ada beberapa gelintir ini mengerjakan soal-soal tentang materi yang kuberikan sebelumnya. Tiba-tiba ada SMS.
"Yonk, bisa kesini jam 2?"
"Loh, kirain jam 3."
"Iya dimajuin bisa gak?"
"Aku coba, tapi aku masih di kelas, mungkin setelah dzuhur berangkat," jawabku.
Syukurlah, ada lelaki yang selalu tak keberatan aku repotkan di saat-saat genting seperti ini, ayahku. Aku diantar dan ditemani oleh ayah hingga akhir acara wawancara yang mirip dengan ngobrol bebas itu dilakukan. Intinya, aku bekerja mulai hari berikutnya. 4 Maret 2014.
Keputusannya, aku diterima bekerja dengan kontrak satu bulan saja. Senang? Tentu! ini kali pertamaku bekerja sebagai seorang profesional (dulu aku sempat bekerja pada temanku sebagai ghost writer yang bertugas membuat artikel setiap harinya selama beberapa bulan). Kebetulan perusahaan tempatku bekerja itu adalah perusahaan terkemuka di Indonesia. Jadi, ibuku bersukacita terlalu berlebihan. Ah, sudahlah. Itu ungkapan syukur.
Yap, hari-hari bekerjaku dimulai. Dropbox diinstal di pc, aplikasi isikota diinstal di hape. Seru!
Awal bekerja, sungguh hectic luar biasa. Tidak bisa membalas sms ataupun sekedar membuka sosial media. Makin lama makin terbiasa dan bisa membagi waktu dengan baik. Koordinator yang baik dan tidak bersikap layaknya seorang bos kecil, membuat pekerjaan semakin terasa mudah dan menyenangkan.
Hari berlalu, tinggal satu minggu lagi aku bisa menikmati betapa menyenangkan, menarik dan terkadang membosankannya pekerjaan ini. Ah, aku suka bekerja dengan orang-orang ini. Mereka tak belajar psikologi tapi bisa memanusiakan manusia. Semoga mereka selalu diberikan kesehatan dan keberkahan dalam setiap pekerjaan yang dilakukan.
Terimakasih, Mas. Tak sabar bertemu lagi dalam kesempatan lainnya. Terimakasih telah diberikan kesempatan untuk bekerja dengan orang-orang hebat seperti kalian. Terimakasih juga untuk temanku N yang sudah percaya padaku dan memberikan pekerjaan ini :-)
0 comments:
Post a Comment