... Lain ceritanya dengan film yang pernah
kutonton sekilas dan lagi-lagi aku lupa judulnya. Hehe
Dalam film itu diceritakan bahwa
seorang pria akan mati beberapa hari yang akan datang. Semua hal seakan-akan
menunjukkan bahwa dia benar-benar akan mati di waktu yang telah mendesak itu.
Awalnya pria itu tak percaya, tapi akhirnya ia percaya bahwa dirinya akan mati
di hari itu. Pria itu mempunyai keluarga yang kurang ia perhatikan. Aku lupa
apakah pria itu mempunyai anak atau tidak. Hubungannya dengan istrinya kurang
baik. Apalagi hubungan dengan orang lain.
Ia bertemu dengan seorang penjaga rumah
duka. Pria penjaga rumah duka itu terlihat terlalu kebetulan muncul dalam hidup
lelaki yang akan mati itu. Hingga ada saat pria penjaga rumah duka itu terlihat
seperti malaikat pencabut nyawa.
Aku tak ingat jelas detail ceritanya
seperti apa. Intinya, sikap pria yang akan mati itu berubah 360 derajat dari
biasanya. Ia ingin menghabiskan waktunya untuk berbuat kebaikan yang ia bisa. Ia
lebih romantic dengan istrinya. Ia lebih solider dengan temannya daripada
sebelumnya. Ia lebih banyak beribadah daripada sebelumnya.
Hingga suatu malam sebelum ia mati. Tetangganya
memintanya datang ke gereja. Saat pria yang merasa dirinya akan mati itu masuk
ke gereja, ia melihat pria penjaga rumah duka menjadi pastor yang sedang
berbicara didepan para jemaat. Semuanya terasa terlalu banyak kebetulan yang
pria akan mati itu rasakan. Hingga akhirnya semua kejanggalan itu terungkap. Ternyata,
pria akan mati itu hanya subjek penelitian pastor yang juga seorang peneliti
dan penjaga rumah duka tentang kematian. Pastor itu yang merencanakan semua hal
seperti menunjukkan bahwa pria itu akan mati besok.
Hem, kematian oh kematian.
Aku yakin Tuhan tidak akan segegabah
Light Yagami saat ia menuliskan banyak nama penjahat untuk mati dengan bantuan
Death Note yang ia dapat dari Dewa Kematian. Tuhan lebih canggih daripada yang
kita kira. Semua hal sangat kecilpun ia atur dengan rapi. Saat semuanya
berantakan karena ulah manusia, Tuhan pasti merencanakan yang lebih baik. Termasuk
kematian. Bisa saja sebenarnya kita bisa hidup 70 tahun. Tapi karena pola makan
yang tidak baik dan kebodohan-kebodohan lainnya yang kita lakukan, kita bisa
mati lebih cepat dari probabilitas umur kita sebenarnya.
Ah mati, apa yang akan aku lakukan ya
bila 24 jam lagi aku harus pergi dari dunia ini?
Menulis surat wasiat? Bersujud mohon
ampun atas segala dosa? Bersenang-senang menikmati indah fananya dunia sebelum
meninggalkannya? Menyenangkan orang tua? Mentraktir adik-adik? Membalas kejahatan
mereka yang menyebalkan atau memafkannya? Mengabari orang yang disukai? Atau apa?
Tak ada yang bisa menjawab karena kita
(khususnya aku) tak tahu pasti jawaban yang harus dikeluarkan. Sejujurnya, aku belum
ingin mati jika pundi syarat masuk syurgaku belum terpenuhi :(
Tuhan, lindungi kami dari kematian suul
khotimah. Amin.
(selesai)
0 comments:
Post a Comment