Halooo teman-teman jagad raya
sekalian yang merindukan saya. Selamat tahun baru! Walaupun telat gak
apa-apa kan ya? Hehe. Setelah sekian lama gak jalan-jalan jauh, akhirnya saya
dapat kesempatan membolang kembali. Paspor saya pun kena sentuhan cap imigrasi
lagi! Yeay! Tujuan perjalanan kali ini adalah 2 negara yaitu Kamerun dan Turki.
Kenapa Kamerun dan kenapa Turki? Jawabannya ada dibawah ini! (macam kuis di tv.
Haha).
Mengapa Kamerun?
Jadi gini ceritanya, di
perusahaan tempat saya bekerja ada sebuah gerakan CSR yang melibatkan seluruh
karyawannya di dunia. Gerakan CSR tahun ini bertema Water for Life. Gerakan ini
ditujukan untuk membangun kesadaran akan pentingnya air bersih dalam kehidupan
kita terutama bagi para petani kakao di daerah Afrika, kali ini difokuskan pada
negara Kamerun (sebelum-sebelumnya diadakan di Afrika juga seperti Ivory Coast
atau Pantai Gading, Ghana dan Tanzania). Oh ya, perusahaan saya itu perusahaan
kakao dan coklat, jadi peran petani kakao sangat penting bagi kami.
Saat ini,
di Kamerun sedang terjadi krisis air yang membuat panen kakao tidak begitu
bagus dan para generasi muda kurang tertarik untuk menjadi petani. Jelas saja
bagi perusahaan kami hal tersebut tidak baik dan mungkin bisa mengganggu
stabilitas bisnis kakao dan coklat. Oleh karena itulah gerakan Water for Life
ini diadakan.
Kepergian saya ke Kamerun itu
hoki, menurut saya. Pada bulan Januari, ada sebuah informasi di intranet
perusahaan. Pendaftaran menjadi champion alias ambassador alias duta Water for
Life untuk setiap site dibuka! Orang-orang yang ingin menjadi champion
dipersilakan mendaftarkan diri secara sukarela dan harus mengisi sebuah
formulir yang berisi motivasi menjadi champion, tujuan menjadi champion bahkan
hingga detail persyaratan kegiatan WFL yang harus diselenggarakan sebagai
syarat bagi para champion bisa ikut serta study tour ke Kamerun dan juga
peringatan bahwa tidak semua champion bisa melipir ke Kamerun.
Nah, saya sempat ingin mundur
dari pendaftaran champion, karena beberapa bulan yang lalu saya baru pulang
dari Belgia untuk training dan saya belum menyelesaikan tugas training
tersebut. Tapi Regional HR Manager saya dengan santai tapi tajam bilang, “kalau
saya masih muda, saya yang akan ikut ini, Ki!”
Saya malu dikomentari seperti
itu. Akhirnya saya daftar champion di bulan Maret dan mulai kegiatan yang
berkaitan dengan Water for Life di bulan April sampai dengan Agustus. Jadi,
bagi yang berfikir saya berangkat tanpa usaha dan enak-enakan saja, itu tidak
benar ya.
Mengapa Turki?
Nah, Turki menjadi pilihan karena
ketidaksengajaan juga loh. Saat saya dapat kabar kalau saya diikutsertakan
dalam Cocoa Study Tour di Kamerun, saya langsung menghubungi salah satu manager
yang sebelumnya ikut serta Cocoa Study Tour. Beliau bercerita panjang lebar
tentang keseruan kegiatan disana dan juga memberikan tips pakaian, makanan,
dll. Tiba-tiba beliau bilang, “kalau kamu mau, kamu extend saja di Turki, Ki.
Yaaa modal sendiri sih. Tambah saja satu hari, ikut tur ke daerah Istanbul.”
Saya awalnya agak ragu dengan ide
itu, tapi setelah googling sana sini dan bertanya sana-sini akhirnya saya
memutuskan untuk liburan di Turki selama beberapa hari. Rencana untuk ikut tur
pun gagal karena ternyata area Sultanahamet itu bisa didatangi dengan jalan
kaki antara satu lokasi dengan lokasi lainnya. Selain itu, harga turnya mahal
parah. Sekitar 85 USD. Yaaah, mending buat beli lokum alias dodol Turki deh.
Hahaha.
Alasan lainnya adalah ternyata salah satu
maskapai yang menyediakan rute penerbangan dari Jakarta ke Douala, Kamerun itu
adalah Turkish Airlines yang pastinya transit di Turki. Kabar baik lainnya Turkish Airlines menyediakan tur gratis bagi penumpang dengan masa
transit lebih dari 6 jam. Tiket saya saat itu transit selama 13 jam di Turki.
Rejeki anak sholehah mah enggak akan kemana~
Jadi di Turki itu saya beli 2
VISA dengan cara apply e-visa ke situs e-visa Turki. Mudah banget caranya.
Tinggal masuk situsnya, isi aplikasi dan bayar menggunakan kartu kredit. Setelah
itu verifikasi ke website yang sama dengan memasukkan nomor paspor atau kode
referensi dari aplikasi visa yang diajukan. Kelar deh. VISA Turki sudah dikirim
ke email dengan format pdf dan tinggal di print untuk ditunjukkan ke petugas
imigrasi yang ganteng nanti. Ada tips untuk apply e-visa ini, nanti saya
post ya.
Sudah jelas sekarang kenapa saya
bisa melipir ke 2 negara ini kan? Kebanyakan perjalanan saya ini perjalanan
kagetan yang saya juga tidak pernah mengira akan melakukannya. Tapi hampir
semua orang tahu saya punya mimpi keliling dunia, jadi mungkin saja ini hasil
doa-doa mereka yang sempat mendoakan saya atau mungkin doa saya terkabul karena
saya terlalu sering patah hati.
Jadi ingat kata Bang Ikal, “Tuhan
tahu, tapi menunggu.”
Yuk terus berdoa bisa menapakan
kaki di penjuru dunia untuk merasakan bahwa Allah Swt memang Maha Besar dan
tiada dua.
Bandung, 23 Januari 2016
4 comments:
keren teh kiki. jadi termotivasi, doain juga saya ya supaya dapet tugas pasukan perdamaian ke luar negeri. hehe
Haha. Amin, dli. Sukses ya!
Qnyeeee...aku suka kata kata yg "mungkin doa saya terkabul karena saya terlalu sering patah hati"..pertanyaannya sdh brp kali patah hati euy??hahaha *gagal fokus*
Aisssh. Ada deh. Haha
Post a Comment