Tujuan gue pergi ke Jakarta itu gak pernah lepas dari dua hal, kunjungan keluarga dan menghadiri suatu acara (walaupun selalu hanya jadi followers saja). Dan kali ini, acara yang harus dihadiri adalah Konferensi Nasional Meet The Leaders yang diselenggarakan oleh Indonesian Future Leader.Kebanyakan peserta yang datang itu anak UI dan anak-anak utusan daerah alias anggota Parlemen Muda. Tapi gak apa-apa, semakin jadi minoritas, semakin mudah diperhatikan, semakin mudah eksis dan semakin mudah "di-ciri-an" hha
Lagi-lagi gara-gara telat bangun pagi, gue harus rela gak ngedengerin keynote speech dari founder IFL alias Iman Usman. Gara-gara telat bangun pagi, gue harus rela duduk di lantai dua which is lantai yg gelap dan ga pernah ditatap sama narasumber bahkan MC sekalipun. Gara-gara bangun telat, gue harus rela memperhatikan Joko Widodo, Anies Baswedan sampai duta besar Uni Eropa untuk Indonesia yang susah banget namanya itu dengan posisi tidak lazim, seperti orang lihat dasar sumur. Yang paling gue sesali adalah, gara-gara bangun telat gue harus rela dua temen gue yang datang lebih awal duduk dibelakang para tamu undangan dan bisa melihat sosok-sosok memesona dengan karyanya yang diakui seluruh pelosok Indonesia. Ya, mereka berdua itu Jejen dan Mamen alias Eli yang sampai akhir acara gak berhenti bangga dengan ke-on-time-an-nya.
Walaupun posisi itu gak menyenangkan sama sekali, tapi getaran kharisma dan semangat nasionalis yang ditularkan para narasumber lebih dari sampai ke lubuk hati yang paling dalam!
Acara itu terdiri dari 5 sesi. Sesi pertama diisi oleh Joko Widodo walikota Solo yang akhir-akhir ini terkenal karena promo mobil ESEMKA. Inti dari sesi ini hanya satu, JADILAH PEMIMPIN YANG MEMPERJUANGKAN HAK RAKYATNYA, YANG MENDENGARKAN KEBUTUHAN RAKYATNYA, YANG CINTA PADA RAKYATNYA BUKAN CINTA PADA UANG RAKYATNYA!
Sesi kedua diisi oleh mereka para pelopor muda yang ingin memajukan Indonesia dari berbagai bidang. Ada pelopor dari KOPHI (koalisi yang fokus pada LSM pecinta lingkungan) Cea (kalau gue gak salah inget nama), ada Leo perwakilan dari Youth Desk UNICEF di Indonesia, ada Christoper orang Perancis yang cinta Indonesia. Inti dari sesi ini, PASSION, DREAM, COMMIT, TAKE ACTION!
Semua gebrakan yang mereka lakukan berawal dari ketertarikan, lalu berubah jadi cinta dan terkokohkan dalam terwujudnya impian tentang cinta dan ketertarikan itu.
"Keluar dari comfort zone akan membuat anda lebih mudah mencapai impian dan memperkokoh idealisme yang anda bangun" Itu kata-kata Chirs yang sampai sekarang gue.
Sesi ketiga, akhirnya gue berhasil pindah posisi ke lantai satu dan bisa dengan normal melihat narasumber yang berbagi inspirasi di depan. Ternyata keputusan gue turun ke lantai 1 itu luar biasa tepat!
(to be continued)
0 comments:
Post a Comment