Acara konferensi di gedung RRI Jakarta pun selesai sudah. Setelah poto-poto narsis terabadikan dalam kamera pink punya Jejen , akhirnya kita buru-buru keluar menuju lapangan parkir di depan kantor RRI. Disana, Bapaknya Fajan alias Bapak kita semua saat itu sudah menunggu sejak jam setengah 5 sore! padahal kita baru keluar setengah 6 sore! Kontras banget dengan keadaan berangkat ke acara yang terlambat 1 jam dari jadwal yang telah ditentukan. Haduh, ayo kiki lo bisa gak terlambat lagi!!!!!!
Setengah buru-buru, kita belingsatan masuk mobil. Ketika semua orang sudah pada posisi yang nyaman, tiba-tiba Bapak kita semua nyeletuk, "Loh, kok yang dibelakang 3 orang?"
Yang dibelakang? berarti gue dong? setelah tengok kanan kiri, depa belakang, gue baru ngeuh kalau memang deretan kursi gue yang sedang menjadi topik pembicaraan. And you know what? ternyata ada Jejen + Mamen sudah ada di sebelah gue. Omaigat, kenapa bisa gak sadar kalau lebih baik jajaran kedua yang dipenuhi 3 orang? karena the power of terlanjur, akhirnya jatah untuk 2 orang dibelakang terpaksa muat-muat saja :D
Sesampainya di rumah Fajar kita buru-buru naik ke lantai atas. Duduk selojoran, ngemil gak karuan. Makan saat dipanggil, ke atas lagi saat sudah membawa sepiring nasi dan lauk pauknya. Benar-benar santai dan standar.
Mamen dan Fajar duduk-duduk di beranda depan rumah di lantai dua, gue ikut-ikutan nebeng duduk-duduk disana sambil bawa sekotak coklat Van Houten yang baru dibuka karena disuruh Fajar, Sang tuan rumah. Agak lama, akhirnya Jejen dan Jijah gabung duduk di depan sambil makan coklat. Hem, enaknya coklat itu..:D
Tiba-tiba ada yang kambuh jahilnya, siapa lagi kalau bukan Jejen. Niat dia nge-bully Yanti sepertinya mendapatkan jalan. 4 (gue, Fajar, Eli, Jijah) bidadari baik hati disana terkelabui oleh ide jahil Jejen. Semua coklat Van Houten yang tersisa disembunyikan, seakan-akan Yanti hanya disisakan satu butir coklat yang terkecil. Gue pikir ide aneh nan biasa ini gak akan sukses untuk ngerjain Yanti, ternyata gue salah, Yanti terkelabui. Dia hanya bisa manyun-manyun gak jelas saat tahu coklat yang disisakan hanya tinggal sebutir.
Well. saat itu si Jejen-lah biang keladinya :P
Tapi karena sedih ngeliat Yanti yang tiba-tiba lowbat alias lemes, akhirnya kita keluarkan surprise dari tempat persembunyiannya. Bullying selesai. Dan tiba-tiba semua orang yg ada disana berubah jadi malaikat #apa sih?
Selanjutnya, ngobrol-ngobrol terasa garing dan butuh penyegaran, ide main game Truth or Dare keluar dan disetujui begitu saja. Lama kelamaan, semua peserta game hanya memilih truth alias menjawab pertanyaan dengan jujur, oleh karena itu, nama game dengan resmi diganti menjadi "TRUTH AND TRUTH"
Banyak pertanyaan-pertanyaan tak terduga disana. Pertanyaannya saja tak terduga, apalagi jawabannya? lebih tak terduga lagi.
Beberapa rahasia terbongkar, beberapa cerita tersampaikan, beberapa perasaan terungkapkan. Malam itu penuh dengan cerita tentang impian, cerita tentang hal-hal yang sempat menyakitkan, cerita tentang harapan-harapan, cerita tentang kesalahpahaman dan banyak cerita-cerita yang sebenarnya menjadi jawaban dari banyak pertanyaan yang sempat muncul diawal. Malam itu semua dugaan, asumsi bahkan argumen terluruskan dengan penjelasan yang tak pernah gue bayangkan sebelumnya. Smooth, enak dan tak menyakitkan.
Pembicaraan berakhir menjelang pagi. Ingin rasanya tak pernah pagi,
karena malam itu begitu menyisakan banyak kenangan di hati. Glad to see
you all, gals :D
0 comments:
Post a Comment