Siapa yang tak pernah bermonolog ria?
Saya adalah salah satu manusia yang mungkin saja bisa dikatakan lebih sering bermonolog daripada manusia lainnya. Pesatnya perkembangan teknologi membantu saya menyalurkan kebiasaan monolog ini, apalagi dengan adanya social media. Social media membantu saya berbicara sendiri tentang apa yang saya pikirkan, rasakan, harapakan dan kan kan yang lainnya. Bagi saya, social media adalah tempat bermonolog yang ideal. Berbicara sendiri mengungkapkan yang mengganjal di hati. Berbicara sendiri menikmati setiap kata dan pemikiran yang melecut tanpa berpikir berkali-kali. Berbicara sendiri tentang hasil pengamatan manusia dan lingkungan yang memunculkan beragam ekspresi emosi. Berbicara sendiri tentang banyak hal yang tak semua orang dapat memahami. Mereka tak dapat memahami bukan karena tidak mampu menanggapi dan berbincang dengan asyik tentang hal itu, tapi lebih karena apa yang kuucapkan terkadang tak bisa kuungkapkan dengan sistematis, baik dan komunikatif.
Monolog memberi saya ruang menyampaikan apapun yang saya pikirkan, memberi sentuhan pribadi dalam setiap kata yang terlontar, menghiasi ruang-ruang dan waktu yang saya habiskan sendiri. Monolog membantuku memercikkan banyak perasaan yang tak bisa diungkapkan dengan jelas dan terperinci.
Social media apapun namanya, sebenarnya merupakan tempat monolog paling asyik di dunia. Iya, monolog yang bisa dibaca semua orang di dunia. Hahaha.
Emm, atau kau mau mengajakku berdialog di alam nyata? #kodekeras
0 comments:
Post a Comment