Sebetulnya, saya kurang suka
berteman dekat. Semakin dekat pertemanan, semakin sedih saat perpisahaan
datang. Bukankah pertemuan selalu berakhir dengan perpisahan? Pun bukankah
manusia selalu ditakdirkan untuk berpisah?
Rasanya setiap perpisahan yang
saya lewati tak pernah sesedih ini. Hahaha. Jujur, saya tidak pernah menghayati
pertemanan. Entah trauma apa di masa lalu, saya tak sadar penyebabnya. Bisa karena
saya enggan berharap banyak pada orang lain. Bisa juga karena saya yang terlalu
takut menjadi ketergantungan pada orang lain. Bisa karena apapun.
Ceritanya, seorang rekan saya di
kantor sudah habis masa kontraknya. Memang sejak awal bergabung kedatangannya
dimaksudkan untuk sementara saja. Tapi saat masa kontraknya habis, ketakutan
pada datangnya rasa kehilangan tetap saja terasa. Dia banyak membantu saya menyesuaikan diri
dengan lingkungan kerja yang pada awalnya membuat saya tak betah. Penuh
orang-orang yang sudah memiliki pengalaman berlebih, membuat saya ragu dan malu
untuk berteman lebih dekat dengan mereka.
Tapi waktu berlalu dan hari pun
mau tak mau bertambah satu persatu. Saya
tak suka berteman dekat karena selalu terasa terlalu sedih bila perpisahan
sudah mendekat. Namun dekat bukan masalah pilihan, ia adalah bagian dari sebab
dan akibat yang tak bisa dielakkan. Selain itu, perpisahan adalah suatu
keniscayaan. Pergi dan kembangkan diri itu jadi kewajiban.
Baik-baik disana, kawan. Orang baik sepertimu
tak pantas menjadi bagian dari ketidakbaikan. Sukses selalu J
0 comments:
Post a Comment