Untuk apa pintar
bila tak mau dan mampu untuk berbagi? Untuk apa mampu bila tak bisa dan tak mau
mengabdi? Untuk apa ada di dunia bila tak bisa membantu orang lain? Untuk apa
ada SMF Psikologi di Fak.Psikologi UIN SGD BDG bila tak mampu mengabdikan diri
pada masyarakat dan tak bisa membantu orang lain yang tertimpa musibah?
Bandung kami
tertimpa musibah. Bandung selatan terendam tiada ampun setelah diguyur air
hujan tiada henti. Kami resah. Hati teman-temanku tergerak untuk cepat
memberikan bantuan. Tapi dengan wujud apa? Dana kemahasiswaan kami tersendat
tutup buku. Saku para pengurus sudah kosong untuk berbagai acara sebelumnya.
Kemudian kami tersadar, di dunia ini kami tak sendirian. Kami mencoba mengetuk
hati setiap orang di setiap elemen fakultas Psikologi untuk ikut membantu
masyarakat Bandung Selatan khususnya Soreang.
Hasilnya, baju-baju layak pakai, selimut hingga lembaran demi lembaran
uang terkumpul. Sungguh, kami percaya Kau takkan membuat kami tinggal diam
melihat saudara kami disana kesusahan.
Rencana awalnya,
kami akan berangkat kesana bersama beberapa volunteer yang kami rekrut secara
bebas. Sayangnya, tak semua rencana berjalan seperti apa yang kami rencanakan.
Karena satu dan lain hal, pemberangkatan kami batalkan dan kami titipkan amanah
masyarakat psikologi ke Lembaga Swadaya Masyarakat Kampus Peduli.
Kendala itu
mengilhami kami untuk mempersiapkan diri lebih awal. Terlebih keinginan ini
didukung penuh oleh dosen kami : Witrin Gamayanti, S.Psi., M.Si., Psikolog.
Beliau dengan semangatnya mendukung kami untuk merealisasikan pembentukan
kelompok peduli bencana. Terimakasih bu, semangat ibu menular dengan hebatnya.
Kami akan mencoba secepat mungkin merealisasikannya. Kuyakin, ditangan
orang-orang luar biasa teman-teman bidang 6, kami bisa mewujudkan itu semua.
Terimakasih atas
sigapnya teman-teman bidang kerjasama, penelitian dan pengabdian masyarakat :
Ahmad Fajar Shiddiq, Ibnu Mahbub, Herdiansyah, Listiya dan Ernawati. Semoga
kedepannya kita bisa lebih cepat berlari menuntaskan semua kewajiban yang
menjadi amanat kita. Karena adanya teman-teman, aku bisa mengenal lebih dalam
lika-liku membantu, dibantu dan bantuan itu sendiri.
Terimakasih Tuhan,
karena izin-Mu kami bersatu dalam sebuah irama yang tak bisa kami tebak nada
tinggi dan rendahnya. Semoga kami bisa terus mengabdi, meneliti dan bekerjasama
dengan berbagai pihak yang membutuhkan untuk dapat menjaga stabilitas melodi
yang melantun dalam kehidupan ini. Peluk kami dalam rahmat-Mu.
0 comments:
Post a Comment