GOL!!! Teriakan
demi teriakan semakin membuat pengang telinga. Sungguh, tak ada yang
membahagiakan selain melihat perjuangan teman-teman kami dilapangan yang tidak
hijau di depan sana. Kurang dari dua puluh orang berlarian kesana kemari,
mengejar benda bulat kecil bernama bola. Sikut sana sikut sini biasa terjadi.
Aih, betapa gemasnya melihat gawang lawan sulit sekali dijebol. Betapa
menegangkannya melihat gerombolan lawan mendekat ke gawang kami.
Aku hanya bisa
menonton mereka yang berjuang membawa nama Fakultas Psikologi UIN Bandung. Aku
tak bisa bermain futsal, bola ataupun permainan olahraga lainnya. Aku hanya
supporter abadi yang hanya bisa berteriak menyemangati.
Tabuhan drum
semakin bertalu-talu, membuatku hanyut dalam semangat bersama supporter lainnya.
Sungguh, Aku tak pernah sesemangat ini!
Yeah! Tim kami
lolos ke babak berikutnya. Sebenarnya aku tak begitu peduli apakah kami menang
atau tidak, karena menurutku yang penting adalah prosesnya. Menang dan kalah
hanyalah bonus tambahan atas proses persiapan yang dihabiskan setiap timnya.
Walaupun demikian, tak bisa dipungkiri bahwa setiap tim pasti mendambakan
kemenangan.
Semangat bersatu
begitu kentara di lapangan sana. Semangat untuk menjadi yang terbaik begitu
terlihat disana. Semangat membuktikan eksistensi begitu lekat adanya. Kau tahu,
semangat itu menular kepada para supporter, termasuk aku.
Terimakasih tim
futsal Senat Mahasiswa Fakultas Psikologi UIN SGD BDG yang tak bisa kusebutkan
satu-satu namanya disini. Kalian benar-benar membuat kami bangga dengan segala
perjuangan dan kerja keras kalian. Terimakasih telah menularkan banyak semangat
positif yang tadi kusebutkan kepada kami. Terimakasih telah mau berbagi
kebahagiaan bersama kami. Terimakasih telah mengharumkan nama Psikologi UIN
Bandung dengan berani bertanding dengan kampus lain yang mungkin lebih tenar
daripada kampus kami. Terimakasih untuk segalanya. Maaf kami belum bisa
mengapresiasi lebih banyak daripada yang kalian terima. Maaf bila penerimaan
kami jauh dibawah apa yang teman-teman harapkan. Maaf bila semangat kalian
seakan bertepuk sebelah tangan. Inilah kami dengan segala keterbatasan. Walau
aku tak suka memaklumi sesuatu, tapi kali ini kuharus berkata, mohon maklumi
segala keterbatasan ini. Kami sudah berbuat banyak untuk mengoptimalkan
kemampuan kami, tapi bila ternyata kurang, maka inilah yang dinamakan
keterbatasan.
Terimakasih pelatih
kami : Om Aep Sofiana. Terimakasih telah mengajarkan kami arti ikhlas,
berkorban tanpa perhitungan dan juga komitmen terhadap tanggung jawab pribadi.
Kami banyak belajar darimu, om. Terimakasih kami ucapkan sebanyak-banyaknya.
Terimakasih para
supporter yang sudah melebihi para penabuh genderang perang dan para
cheerleaders yang selalu ceria dan setia menemani perjuangan teman-teman para
pemain tim kami. Suatu kebanggaan bisa bertemu orang-orang penuh semangat
seperti kalian.
Terimakasih para
orang hebat di bidang olahraga dan seni SMF Psikologi UIN SGD BDG : Achmad
Fikri Heriyadi, Hafidz Fahmil Haq, Tsani Hudaya, Isnaeni Febriyanti, dan Nur Aprilia Noviani. Terimakasih tetap berkontribusi dengan
ikhlas dan tanpa pamrih. Tetap semangat kontribusi teman-teman! Mengutip
kalimat seorang teman senior nan jauh disana, “Selagi menjadi mahasiswa, mari
mengabdi untuk Indonesia!”
Saat kalian
berlomba mencetak gol, saat para supporter berteriak riuh memberikan semangat
dan dukungan, saat pelatih dan kakak-kakak senior mengarahkan para pemain, saat
itulah kami tahu bahwa semangat kami tak boleh mengendur sedikitpun. Semangat
untuk mengabdi lebih banyak, SEMANGAT AKTIF-KONTRIBUTIF!
1 comments:
wah seru yah.... hehehhe tulisannya keren..
Post a Comment